hertianus lokon
Woensdag 29 Januarie 2014
PENGARUH PROFESIONALITAS KEPEMIMPINAN CAMAT
Peran kepemimpinan camat dalam meningkatkan
produktivitas kerja pegawai dIKeCAMATAN ibele, Kabupaten jayawijaya, provinsi
papua
Disusun Oleh
Nama : hugi lokon
Npm : 11401003
Skripsi
Diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar sarjana strata satu (Sl)
jurusan
administerasi negara
SEKOLAH
TINGGI ILMU ADMINISTRASI NEGARA STIA -YAPPANN
JAKARTA
2013
halaman pengesahan
Diterima
disetujui untuk dipertahankan
Pembimbing Skripsi
Drs.H. Noor Syarief MM.
Mengetahui
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI YAPPANN
JAKARTA
Ketua STIA YAPPANN Ketua
Jurusan Adm. Negara
Prof Dr Kartomo W MA Nenden
Sugiarti, S,Sos. M.Si.
NAMA : IRIN E. MOSIP
NPM : 11401003.
juduL : PERANAN KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI
KECAMATAN IBELE KABUPATEN JAYAWI JAYA PROVINSI PAPUA.
Xi +74 Halaman 2013
ABSTARA SKRIPSI DAN OUTLINE
pencapaian untuk memperoleh
gelar strata satu sarjanan ilmu admenisterasi negara stia-yapann jakarta
selatan, maka penulis melakukan penelitian dengan judul tersebut diatas dengan
tujuan untuk mengetahui dan membahas penyelenggaraan Peranan Kepemimpinan Camat
Dalam Meningkatkan produktivitas Kerja Pegawai Kecamatan Ibele .
penelitian ini mengunakan
metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus merupakan penelitian sosial
bersifat eksploratif mendalam tetapi tidak meluas dengan tujuan untuk
memperoleh gambaran umum tentang proses penjusunan skripsi ini. Dalam isi skripsi terdiri dari empat bab, bab satu
berisi latarbelakang permasalahan, masalah pokok skripsi, hopotesa, tujuan
penelitian, metode penelitian, Pembabakan skripsi. Serta bab dua berisi tentang
landasan teori, bab tiga berisi tentang tinjauan umum organisasi pemerintahan
kecamatan ibele kabupaten jayawijaya , bab empat berisi tentang analisa
pembinaan pegawai kecamatan ibele dan gambaran umum lokasi penelitian kecamatan ibele dan bab v
berisi tentang kesimpulan dan saran.
Melalui penyelenggaraan
peranan kepemimpinan camat diharapkan bahwa tanggung jawab tugas dan fungsi
senantiasa memelihara dan meningkatkan hubungan kelurahan sapai kecamatan
dengan kabupaten adanya melaksanankan kerjasama dengan organisasi-organisasi
kecamatan dalam rangka memperjuangkan kepentingan urusan pemerintahan kecamatan
ibele. Dalam rangka penerapan
dan menyukseskan Jabatan Fungsional dikecamatan diperlukan kesungguhan dari
semua pihak baik dalam penyediaan sarana dan prasarana serta adanya
peluang untuk menyelenggarakan tugas dan
fungsi kecamatan menjadi hasil guna.
Oleh sebab itu dalam
penulisan ini kami mencoba membahas mengenai peran serta pihak yang terlibat
dalam penyelenggaran produktivitas kerja pegawai kecamatan di lingkungan
kecamatan ibele dengan meningkatkan pembangunan segalah bidang sesuai dengan
urusan tugas dan fungsinya yang mempunyai peran yang pemimpin dikecamatan ibele
sebagai pemimpin yang penting dalam mendorong bawahan agar mengabdi kepada
negara dan mengadi kepada masyarakat.
Oleh
karena terbatasannya waktu penyajian penulisan dan pengetahuan yang terbatas
maka masih banyak kendala hambatan dan kekurangan dalam penulisan sebagai akibat baru terbitnya Keputusan Menteri pada bulan juni dan September tahun 2013, oleh karena itu
kritik dan saran dari pembaca diharapkan agar dikemudian hari tulisan ini dapat
bermanfaat. [1]
KATA
PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat TuhanYang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayah serta maka penulis dapat menyelesaikan
Skripsi ini dalam upaya untuk memenuhi salah satu syarat di dalam Ujian Negara
Strata Satu jurusan Administrasi Negara) pada Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIAYAPPANN)
Jakarta.
Penulis menyadari bahwa tugas pelaksanaan penyusunan Skripsi ini
dirasakan cukup berat, tetapi dengan
tekad dan kemauan yang keras serta berbagai bantuan dari berbagai pihak, maka
Skripsi dapat diselesaikan tepat pada waktunya yang mengambil topik “PERAN
KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DIKECAMATAN
IBELE KABUPATEN JAYAWIYA PROVINSI PAPUA”
Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan Skripsi masih terdapat berbagai kelemahan disana-sini, oleh
karena itu penulis akan sangat berterima kasih apabila ada berbagai saran
konstruktif dalam penyempurnaan Skripsi ini, sehingga skripsi ini mendekati
kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan.
Dalam kesempatan ini kiranya tidaklah berlebihan apabila pada
kesempatan inl penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak
Drs H.Noor syarief, MM. Ketua YAPPANN Jakarta.
2. Bapak Prof Dr Kartomo W MA , Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi YAPPANN Jakarta
3. Bapak Dr, jumanta, M. Pd, M.Si. wakil ketua 1.
(satu) bidang akademik YAPPANN jakarta.
4. Ibu
Nenden Sugiarti, S,Sos. M.Si Ketua progeram ilmu Administrasi Negara
STIA YAPPANN Jakarta
5. Elias
mosip S. IP sebagai camat, kecamatan ibele kabupaten jayawijaya
6. Bapak-bapak dan Ibu Dosen serta Staf Sekretariat STIA -YAPPANN
7. Kedua
Orang tua tercinta ayah dan ibu yaitu yoel E. mosip dan samaria aspalek serta
ketiga adiknya yang banyak membantu baik moral maupun material serta doa kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Jika dalam hal ini
teman –teman membantu memberikan dukungan semangat, serta saran-saran yang begitu membagun dari
teman-teman yang seperjuang.
Dengan
bantuan tersebut diatas, penulis
hanya dapat memohon kepada Tuhan Yang Maha
Esa semoga mendapatkan balasan yang setimpal, sehingga Skripsi ini dapat bermanfat
bagi perkembangan IImu Administrasi
Jakarta, Juli 2010
Penulis
hugi ferons lokon
NPM : 11401003
D A F T A
R I S I
Halaman
HALAMAN
JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
ABSTRAKS....................................................................................................... iii
KATA
PENGANTAR ...................................................................................... v
DAFTAR
ISI ..........................…....................................................................... vii
DAFTAR
TABEL.............................................................................................. ix
DAFTAR
GAMBAR........................................................................................ x
DAFTA LAMPIRAN
......................................................................................
xi
BAB
I PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang
Permasalahan ....................................................... 1
B. Masalah Pokok Skripsi
.......................……………….................... 9
C. Hipotesa
......................………………............................................ 10
D. Tujuan Penelitian
............................................................................. 12
E. Metode
Penelitian ........................................................................... 12
F. Pembabakan Skripsi
........................................................................
13
BAB
II LANDASAN TEORI
A. Pengertian kepemimpinan............................................................... 15
B. Pengertian kecamatan………………………………………......... 18
C. Pengertian
produktivitas ................................................................ 22
D.
pengertian kerja .............................................................................. 23
e.
pengertian pegawai …………………..........………….…................ 24
BAB III TINJAUAN UMUM
ORGANISASI
A.
Perkembangan organisasi
.............................................................. 26
B.
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi kecamatan
........................ 28
C. Tata Kerja pegawai kecamatan....................................................... 34
D. Hubungan Intern dan Ekstern
........................................................ 38
BAB IV ANALISA PEMBINAAN PEGAWAI KECAMATAN
A. Gambaran Umum Keadaan Sekarang Lokasi
Penelitian.............. 40
B. Analisis
Pembinaan Pemimpin kecamatan……........….............. 47
C.
Masalah Displin Pegawai yang dihadapi ……………................ 51
D. Keadaan Yang Diinginkan dan Upaya Penyelesaian
.................. 58
BAB
V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................... 65
B.
Saran-saran ..................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 67
LAMPIRAN...................................................................................................... 68
RIWAYAT
HIDUP PENULIS.................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1: Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Dikecamatan Ibeleh
Sembanyak 10 Kepalah Desa / RW.................................................. 41
Tabel 1.2: Daftar Jumlah pegawai kecamatan
ibele............................................ 46
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1: Stuktur Organisasi Kantor Kecamatan
Ibele............................. 73
Gambar 2. 1: peta kecamatan ibele
................................................................... 74
DAFTAR
LAMPIRAN
Lampiran I. Pertannyaan Variabel Kepemimpinan
Camat........................... 69
Lampiran II Pertannyaan “Variabel Produktivitas
Kerja Pegawai.............. 70
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Dalam berbagai
literatur diketahui bahwa
peranan kepemimpinan di distrik Ibeleh sebenarnya sudah
banyak yang mengalami
perubahan yang cukup
berarti sejak masa
orde baru sampai
sekarang, Namun pada
akhir-akhir ini perkembangannya ternyata
mengalami stagnasi dan
cenderung kembali kepada
peranan kepemimpinan di
masa orde baru
dikarenakan situasi dan
kondisi yang berkembang
di masyarakat saat
ini. Untuk menghindari
komplikasi
yang
terjadi,
maka peranan kepemimpinan
camat
berubah
ke arah
dalam atau lebih
tepat
lagi
ke
arah
yang
lebih
proteksi
diri
daripada
peranan kepemimpinan
yang
keluar
atau
terbuka.
Perubahan-perubahan
peranan
kepemimpinan
yang demikian
itu menarik
untuk dikaji
lebih
lanjut
sehingga
pada akhirnya
hasilnya dapat
dibuat
suatu
organisasi kepemimpinan camat
yang mampu mencari
problem solving (sebagai
inti dari kepemimpinan
itu sendiri) dan
sekaligus menjawab tantangan
berbagai persoalan.
|
Seorang
pemimpin di dalam
melaksanakan kepemimpinan haruslah
memiliki kriteria-kriteria yang
diharapkan, dalam arti
seorang pemimpin harus
memiliki kriteria yang
lebih dari pada
bawahannya misalnya jujur,
adil, bertanggung jawab,
loyal, energik, dan
beberapa kriteria-kriteria lainnya.
Kepemimpinan
merupakan sebuah
hubungan
yang kompleks,
oleh
karena
berhadapan
dengan
kondisi-kondisi
ekonomi, nilai-nilai
sosial
budaya dan pertimbangan
politis.
Bennis
dalam Kartono,
(1999: 75)
memberi batasan
kepemimpinan
sebagai “ the
process by which an
agent
induces
a subordinate to
behave
in
a desired
manner” (proses yang
digunakan
seorang pejabat
menggerakkan
bawahannya
untuk
berlaku
sesuai dengan
cara
yang
diharapkan).
Dari
definisi di atas
dapat dinyatakan bahwa
kepemimpinan adalah merupakan
proses mempengaruhi atau
menggerakkan bawahan (followers)
agar mau melaksanakan
apa yang diinginkan
atau diharapkan oleh
pimpinan tersebut. Oleh
karena pentingnya peranan
kepemimpinan di dalam
kehidupan organisasional, ada
pakar yang menyebut
bahwa “Leadership is
getting things done
by the others”.
Kepemimpinan adalah
suatu proses dimana
pimpinan/pemimpin dapat mempengaruhi
bawahannya/orang lain, agar
bawahan/orang lain tersebut
mau melakukan apa
yang diinginkan oleh
pimpinan/pemimpin tersebut. Peranan kepemimpinan camat adalah
cara yang digunakan
pimpinan/pemimpin dalam mempengaruhi
bawahan/orang lain, agar
tercapai apa yang
diinginkannya. Kemampuan hasil kerja kecamatan yang
nyata diperoleh oleh
tenaga kerja yang
didasari sikap mental
yang patriotik yang
menganggap bahwa hari
ini harus lebih
baik dari hari
kemarin dan hari
esok harus lebih
baik dari hari
ini. Cara-cara kerja hari
ini harus lebih
baik dari cara-cara
kerja kemarin, dan
cara-cara kerja hari
esok harus lebih
baik dari cara-cara
kerja hari ini.
maka meningkatkan Produktivitas
kerja, kepemimpinan
situasional adalah gaya
yang paling sesuai
diterapkan seorang pemimpin/pimpinan saat
ini, mengingat bahwa
penerapan gaya ini
disesuaikan dengan tingkat
kematangan bawahan/pengikut. Hal
ini didasari asumsi
bahwa setiap bawahan/orang
lain akan memiliki
tingkat kematangan yang
berbeda satu sama
lain.
Namun
permasalahan kinerja pemerintahan kecamatan ini menjadi
dasar acuan bagi
pemimpin, lalu bagaimana
kepemimpinan tersebut dapat
memenuhi keinginan masyarakat
untuk memperoleh kinerja
pemimpin yang baik, dengan
dukungan para pegawai
yang merupakan bagian
penting dalam pencapaian
penyelengkaraan kinerja suatu
organisasi kecamatan yang sukses, seperti pendapat
Keith Davis (1997: 205)
kepemimpinan adalah pola
perilaku dan strategi
yang disukai dan
sering diterapkan oleh
seorang pimpinan. Oleh sebab itu
peranan Kepemimpinan juga menunjukkan,
secara langsung maupun
tidak langsung, keyakinan
seorang pimpinan terhadap
kemampuan bawahannya. Jadi
kepemimpinan adalah perilaku
dan strategi, sebagai
hasil kombinasi dan
falsafah, keterampilan, sifat,
sikap, yang sering
diterapkan seorang pimpinan
ketika ia mencoba
mempengaruhi kinerja bawahannya.
Kepemimpinan pada
intinya merupakan proses
mempengaruhi orang lain dalam
mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Pengertian
ini menekankan pada
kalimat mempengaruhi orang
lain, yang didalamnya
mengandung unsur hubungan,
proses, dan kegiatan.
Untuk mencapai tujuan
bersama, seorang pemimpin
perlu menggunakan berbagai
cara. Cara-cara tersebut
biasanya diwujudkan dengan
memberi petunjuk, mengarahkan,
dan membina untuk
melakukan berbagai aktivitas
yang berhubungan dengan
tugas dan tanggung
jawabnya. Oleh karena
itu, seorang kepemimpinan dinyatakan
sebagai usaha mempengaruhi
orang lain untuk
mencapai tujuan kelompok.
Pemimpin atau manajer yang efektif tidak
hanya mempengaruhi bawahannya, tetapi ia juga mampu menjamin bawahannya
mencapai pelaksanaan kerjanya yang terbaik. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa
keberhasilan seorang pemimpin dapat dilihat dari kemampuan untuk mempengaruhi
bawahannya untuk senantiasa mentaati apa yang menjadi harapan organisasi.
Kepemimpinan pada era globalisasi yang sarat dengan tantangan, persaingan dan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), jika pemimpin memiliki
keunggulan yang kompetitif dalam memimpin suatu organisasi. Pemimpin tersebut
tidak akan dapat menjalankan organisasinya secara efektif dan efisien, apabila
dalam penyelenggaraan tugas pemimpin mempunyai suatu keahlian. Penyelenggaraan
tugas pemimpin dapat mencapai hasil yang baik, apabila adanya peningkatan
kualitas profesionalisme pemimpin yang mampu Pemimpin unit organisasi mempunyai
peranan yang sangat strategis guna mengarahkan, membimbing dan mendorong
kinerja bawahan dalam pelaksanaan tugas yang telah digariskan oleh organisasi,
sehingga pelayanan pemimpin dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan
akuntabel. Hal tersebut dapat diwujudkan, apabila pada setiap pemimpin unit
organisasi menggunakan kepemimpinan yang efektif dan efisien
Dengan demikian Pelaksanaan tugas dan
fungsi tersebut, menjadi kewajiban pemimpin unit organisasi. Pemimpin unit
organisasi mempunyai peranan yang sangat strategis guna mengarahkan, membimbing
dan mendorong kinerja bawahan dalam pelaksanaan tugas yang telah digariskan
oleh organisasi kecamatan, sehingga pelayanan masyarakat dapat dilaksanakan
secara efektif, efisien dan akuntabel. Hal tersebut dapat diwujudkan, apabila
pada setiap pemimpin unit organisasi menggunakan kepemimpinan yang efektif dan
efisien.
Peranan Kepemimpinan menyangkut proses
mempengaruhi sosial dengan pengaruh yang disengaja digunakan oleh seseorang
terhadap orang lain untuk mengorganisir kegiatan–kegiatan dan hubungan–hubungan
dalam organisasi. Dalam kepemimpinan camat yang paling penting adalah
menginterpretasikan peristiwa-peristiwa, memetakan jalannya organisasi,
membangun kerja sama antar anggota
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sekecil apapun
organisasi, peranan pemimpin sangat dominan dalam menciptakan, mengembangkan,
memelihara dan meningkatkan kerja sama baik vertikal, horizontal maupun
diagonal. Hal tersebut mempengaruhi
semua bawahan atau pengikut agar dapat memberikan pengabdian untuk mencapai
tujuan organisasi. Kesulitan oleh para
pemimpin untuk menjadi
agen perubahan bukan
terletak kepada cara
bagaimana memperoleh konsep
dan keterampilan pribadi
yang baru, namun
lebih disebabkan oleh
ketidak pedulian pemimpin
menghindarkan kebiasaan tidak
baik yang dimilikinya.
Mereka lebih menikmati
kekuasaan sebagai kepala
atau komandan yang
bisa memaksakan kemauan
sendiri, ketimbang memanfaatkan
peluang yang ada
untuk menggunakan wewenang
yang melekat itu
demi memuaskan kepentingan
umum, kepemimpinan yang
baik adalah pimpinan
yang memberikan perlindungan
baik internal maupun
eksternal, bila melihat
dan mencerna fungsi
kecamatan sebagai fungsi
pelayanan publik maka
pimpinan kecamatan tidak
hanya milik internal
(pegawai atau organisasi)
tapi camat sebagai
pimpinan wilayah adalah milik
semua pihak, bertugas
dan bertanggung jawab
atas nama pemerintah
untuk memberikan pelayanan,
namun sisi operasionalisasi tentunya
bukan tanpa hambatan,
salah satu hambatan
terbesar adalah bagaimana penciptaan lingkungan
yang bersih (Good Governance) dalam tata kelola pemerintahan daerah,
mengingat masyarakat sebagai
stackholder terus menerus dan
menghendaki wajah pemeintah kecamatan di
seluruh lapisan mejadi
bersih.
Kepemimpinan memegan peranan yang
penting dalam pencapaian tujuan organisasi,
Jika Kecamatan merupakan
wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah dipimpin Camat, yang berkedudukan
di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Camat
mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan sebagian urusan kewenangan pemerintah
daerah yang dilimpahkan oleh Walikota untuk menangani urusan otonomi daerah. Kecamatan mempunyai tugas menyelenggarakan pengelolaan penyusunan
perencanaan dan program, urusan keuangan, kepegawaian, umum dan
mengkoordinasikan secara teknis dan administratif pelaksanaan kegiatan
kecamatan serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan tugas Camat
adalah Memimpin organisasi kecamatan,dan mengkoordinasikan
pelaksanaan tugas dan fungsi Kecamatan secara
keseluruhan Camat membina
mengarahkan mengkotrol, Kerja Pegawai Kantor Kecamatan maupun Kelurahan untuk
mencapai tujuan pemerintah telah ditentukan sebelumnya, pengelolan kecamatan
oleh camat dan kerja pegawai di kantor kecamatan Ibele sesuai aspirasi
masyarakat yang dinaikan kepada Camat maupun Kinerja Pagawai Kecamatan untuk
mencapai hadapan masyarakat kecamatan.
Sesuai denngan produktivitas
mengadung pengertian sikap mental maupun
kemampuan yang selalu mempunyai padangan, mutu kehidupan sehari ini lebih baik
dari kemarin dan hari esok serta lebih baik hari ini secara umum produktivitas
mengadung pengertian perbandingan terbaik antara hasil yang tercapai (output)
selalu sumber daya yang digunakan (input). Selain itu dapat dikatakan bahwa kinerja sebagai
suatu hasil atau output dari suatu
proses pelaksanaaan tugas akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja yang memandai semakin baik kinerja
pagawai semakin produktif, atau produktivitas kerjanya semakin meningkat.
Jika produktivitas kerja atau kinerja
kecamatan Ibele merupakan suatu akibat dari persyaratan kerja yang harus
dipenuhi oleh pegawai untuk memberoleh hasil maksimal, dimana dalam
pelaksanaan produktivitas kerja terletak
pada faktor manusia sebagai pelaksana kegiatan pekerjaan sumber daya manusia
adalah unsur pendukung dan penujang pelaksanaan kegiatan yang terdiri atas
tenaga, dana, dan sarana parasarana,
Demikian kerja pegawai kecamatan merupakan aktivitas dasar dan bagian esensial dari
kehidupan manusia. Sama dengan kegiatan permainan bagi anak-anak, maka kerja
memberikan kesenangan dan arti tersendiri dari kehidupan manusia,sebab kerja
itu memberikan status kepada seseorang, dan mengikatkan diri sendiri dengan
individu-individu lain dalam masyarakat
Hersey dalam Wibowo, menjelaskan,kerja pegawai ditentukan oleh tujuan yang hendak dicapai dan untuk melakukannya
diperlukan adanya motif. Tanpa dorongan motif untuk mencapai tujuan, kerja
tidak akan berjalan. Dengan demikian, tujuan dan motif menjadi indikator utama
dari kerja.Namun, kualitas kerja dan kuantitas pekerjaan dan ketepatan waktu
memerlukan adanya dukungan lain yaitu: sarana, kompetensi, peluang, /standar, dan umpan balik, dan Kerja Pegawai Kecamatan menangani sesuai kewenagan yang terima atasan, untuk
mengurus, mengatur, mengarahkan, melayani dan mengabdi masyarakat mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan sebagian mengurus urusan pemerintahan daerah di
dikecamatan Ibele, sesuai dengan tingkat kemampuan, hasil kerja yang telah
tercapai dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan yang dilimbahkan oleh camat
kepada Pegawai Kecamatan Ibeleh Kabupaten Wamena. Dalam
penyelenggaraan Pemerintahan kecematan, sangat ditentukan oleh sistem
organisasi kecamatan yang ada demi terciptanya tujuan penyelenggaraan pemerintahan
yang baik. Tujuan yang utama dari penyelenggaraan pegawai adalah terciptanya
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Tujuan tersebut dapat diwujudkan
antara lain dengan cara peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Demikian pendapat Soedardjat,mengatakan pegawai adalah
manusia yang sedang melakukan aktivitas atau kegiatan akan dituntut
kreaktivitasnya, dan setiap pegawai atau pejabat harus memiliki 4 CT: cepat
tanggap,cepat temu, cepat tindak,dan cepat tuntas, oleh sebab itu kerja pegawai
kecamatan ibele melaksanakan tugas dan tanggungjawab dalam urusan
diwilayah kecamatan melakukan suatu
kerja apa bila terdorong oleh suatu tujuan untuk
memperoleh hasil yang dapat tercapai.
Berdasarkan latar belakang diatas maka
Penulis Melakukan Penelitian dengan judul: “Peranan Kepemimpinan Camat Dalam Meningkatkan
prodiktivitas Kerja Pegawai Kecamatan Ibele. Kabupaten Wamena Provinsi Papua”.
B.
Masalah Pokok Skripsi.
Bertolak dari latar
belakang tersebut terlihat bahwa dalam upaya meningkatkan gairah kerja, proses
pemberian kepemimpinan camat dalam meningkatkan kerja pegawai , yang menyangkut
berbagai tugas fungsi dan
tanggungjawab pemimpin yang sangat luas
sehingga untuk dapat ,membahas dan menganalisa secara tuntas dan menyeluruh
akan memerlukan kemampuan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang luas pula.
penulis menguraikan secara panjang lebar mengenai latar belakang permasalahan diatas dalam variabel peranan kepemimpinan camat
dalam peningkatkan kerja pegawai yang di harapkan oleh kantor kecamatan ibele dilihat dari fungsi instruktif, fungsi konsultatif,
fungsi partisipasi, fungsi delegasi, dan fungsi pengendalian . Sedangkan untuk
variabel kerja pegawai penulis mengendalisa pada unsur kualitas kerja dan kuantitas pekerjaan dan ketepatan waktu, jika hasil kerja pun mencapai tujua hasil
penelitian di lapangan efektif
Dengan demikian penulis
diharapan agar pembahasan skripsi dapat lebih terarah sesuai dengan topik
penelitian yang diarahkan untuk mempermudah pembahasan yang menguraikan pada
bab-bab selanjutnya, maka masalah-masalah yang penulis pilih untuk
diketengahkan dalam pembahasannya, adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
peranan kepemimpinan camat dalam
memberikan pembinaan pegawai kepada bawahan, serta proses pembinaan karier pegawai dilingkungan kecamatan ibele
2. Sejauh
manakah pengaruh kepemimpinan yang dilaksanakan oleh para pembinaan
kemampuan kinerja
pegawaian
dilingkungan kecamatan ibele,
sebagai
bawahannya sehingga prestasi kerja bawahan lebih meningkat.
3. Faktor apa saja yang menghambat atau masalah - masalah yang dihadapi dalam upaya
melaksanakan pemberian pembinaan
dari pemimpin terhadap Produktivitas
Kerja pegawai kepada pegawai, sebagai pelaksanaan kepemimpinan
dan upaya
yang ditempuh untuk menanggulangi hambatan hambatan tersebut.
C.
Hipotesa
Hipotesa adalah suatu anggapan dasar dari pada suatu argumentasi
suatu masalah yang dianggap benar untuk sementara, sedang untuk membuktikan
kebenaran yang sesungguhnya dari argumen tersebut masih harus dibuktikan
melalui uraian selanjutnya dan kaitannya dengan hipotesa ini adalah sbb:
1. Apabila
fungsi kepemimpinan dilingkungan biro Kepegawaian kecamatan ibele diterapkan
menurut, karena ketentuan yang berlaku maka dimungkinkan peranan pipmpinan yang
diharapkan dapat menunjang
pada pencapaian tujuan, dalam hal ini adalah kelancaran dalam proses peningkatan
karier Pegawai
yang menguntungkan bagi organisasi dan pegawainya.
2. Apabila
fungsi kepemimpinan diterapkan dengan sungguh sungguh bagi terlaksananya
pembinaan camat terhadap
kerja Pegawai yang mengarah pada peningkatan
kariernya menurut kebijaksanaan yang terarah, diharapkan pengaruh pimpinan yang
bersangkutan akan besar sekali
manfaatnya bagi peningkatan semangat dan mutu kerja Pegawainya, sehingga para Pegawai kecamatan ibele yang berkepentingan lebih bertanggung jawab
akan tugas dan kewajibannya.
3. Apabila segenap pimpinan yang turut
bertanggung jawab terhadap pembinaan camat terhadap Produktivitas Kerja Pegawai
memberikan
perhatian sepenuhnya akan fungsinya dalam memimpin bawahan dengan penuh
bijaksana, komunikatif persuasi dan fleksibel maka diharapkan akan dapat
mempersempit timbulnya permasalahan yang mungkin dapat terjadi sebagai faktor
penghambat dalam pencapaian tujuan. Adapun faktor lain yang perlu diperhatiakn
adalah tersediannya
sarana dan prasarana dalam pembinaan Produktivitas Kerja Pegawai kecamatan Ibele .
Inilah rangkuman hipotesa dalam skripsi yang penulis buat, hipotesa ini
ada terlihat dalam gambaran pada
penjabaran Bab IV dan Bab V dalam skripsi ini.
D.Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan antara
lain:
a.
Untuk memperoleh gambaran yang jelas
tentang pelaksanaan Pembinaan produktivitas
kerja Pegawai oleh pimpinan di lingkungan kecamatan ibeleh terutama bagi peningkatan produktivitas
kerja Pegawai.
b.
Untuk menganalisa sejauh mana pengaruh
kepemimpinan terhadap peningkatan karier kepemimpinan sehingga
bermanfaat bagi peningkatan kuantitas dan kualitas kerja yang lebih menguntungkan.
c.
Untuk mengindetifikasi faktor-faktor
penghambat yang dihadapi dalam upaya melaksanakan
kepemimpinan untuk meningkatkan prestasi produktivitas kerja Pegawai Kecamatan
Ibele dan bagaimana
usaha pencegahannya, sehingga dapat dipergunakan untuk menentukan arah, tujuan
dan langkah-langkah apa saja yang ditempuh dalam rangka menanggulangi hambatan
yang dihadapi.
E.
Metode penelitian
Metode
penelitia yang digunakan adalah metode deskriptifg analisis yaitu menggambarkan
dan mengguraikan kejadian yang sedang terjadi berdsarkan data yang berhasil
dikumpulkan, kemudian dianalisa untuk mendapatkan kesimpulan.
Adapun
tehnik pengumpulan data penulis gunakan adalah sbb:
1.
Studi kepustakaan, yaitu cara memperoleh data dengan mempelajari buku-buku kepustakaan, catatan surat kabar dan peraturan perundangan yang ada
hubungannnya dengan masalah yang sedang
dibahas.
2. Studi
lapangan yaitu cara memperoleh data dengan melaksanakan penelitian secara langsung pada objek yang sedang diteliti dengan cara:
a.
Observasi,
yaitu cara memperoleh data dengan jalan mengadakan pengamatan langsung
terhadapat pelayanan proses Pembinaan peranan kepemimpinan camat
dalam rangka peningkatan produktivitas kerja Pegawai
yang dilaksanakan oleh pimpinan atau pegawai, untuk melihat dan mencatat kejadian-kejadian tentang
hal-hal yang berhubungan dengan bahan bahan yang dibutuhkan
b. Wawancara,
yaitu cara memperoleh data dengan mengadakan tanya jawab dengan kepada camat, dengan
staf pelaksana dan segenap Pegawai yang dianggap dapat memberi keterangan atau
informasi yang dibutuhkan
hasil produktivitas kerja pegawai yang perstasi telah tercapai tujuan yang
efektif.
F.
Pembabakan Penelitian.
Dengan tujuan untuk memperjelas batasan-batasan yang diuraikan dalam
skripsi ini secara keseluruhan,maka secara kronologis dan sistematis batasan
dalam skripsi ini penulis bagi dalam bab dan sub bab, masing masing bab dan sub
bab saling berkaitan serta saling isi mengisi sehingga secara keseluruhan akan
merupakan suatu karangan ilmiah yang dapat dimengerti dan diterima oleh para
pembaca.
Secara lengkapnya uraian yang akan penulis sajikan dalam skripsi ini
adalah sbb:
1. Bab
I, adalah merupakan bab pendahuluan yang terdiri atas uraian awal secara kronologis penulis bagi menjadi 6 sub bab
masing masing adalah:
a.
menguraikan latar belakang perrmasalahan
penulisan skripsi.
b.
Menguraikan masalah pokok skripsi yang
menjdi batasan skripsi.
c.
Menguraikan
tentang anggapan dasar sementara yang dianggap benar sebagai pemecahan masalah
berupa hipotesa.
d.
Menguraikan
tujuan penelitian dilaksanakan dalam rangka pembahasan skripsi ini
e.
Menguraikan
metode penelitian yang dilaksanakan dalam rangka memperoleh data dan informasi.
f.
Menguraikan
pembabakan skripsi yang menulis pergunakan untuk menjelaskan urut-urutan
pembahasan skripsi ini.
2. Bab II adalah bab yang berisi uraian tentang
teori-teori dari kepemimpinan,camat antara produktivitas
kerja Pegawai dan , pengertian
dan syarat kepemimpinan serta prinsip dan fungsi kepemimpinan.
3.
Bab III berisi tentang tinjauan
oraganisasi peranan
kepemimpinan camat dari kedudukan,tugas pokok dan
fungsinya,struktur organisasi, tata kerja serta hubungan internal dan
eksternal di Wilayah
Kecamatan Ibele
4.
Bab IV menguraikan tentng pelaksanaan
pemberian Pembinaan Pegawaidalam upaya meningkatkan gairah kerja dan disiplin
Pegawai berupa,pelaksanaan kepemimpinan,pengaruh Pembinaan Pegawai serta faktor penghambat Pembinaan
Pegawai dan usaha penanggulangannya.
5. Bab V berupa bab
tentang kesimpulan dan saran-saran.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Teori kepemimpinan camat
1.
Pengertian Kepemimpinan
Menurut
Armstrong (1999:90)
kepemimpinan adalah sesuatu mengenai mendorong dan membangkitkan individu dan
kelompok untuk berusaha sebaik baiknya
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Semua manajer berdasarkan adalah pemimpin
dalam arti bahwa mereka hanya melakukan apa yang harus mereka lakukan dengan
dukungan kelompok mereka, yang harus diberi inspirasi dan dipersuasi untuk
mengikuti mereka. Kepemimpinan diperlukan karena seseorang harus menunjukkan
jalan dan bahwa orang yang sama harus memastikan bahwa setiap orang yang
berkepentingan tiba disana. Kemampuan mempengaruhi sikap orang lain, apakah dia
pegawai bawahan, rekan sekerja atau atasan.Adanya pengikut yang dapat
dipengaruhi, baik oleh ajakan, anjuran, bujukan, sugesti, pemerintah, saran
atau bentuk lainnya. Adanya tujuan
yang hendak dicapai.[2]
|
Menurut
Kartini Kartono (2006:38) pemimpin
adalah seorang pripadi
yang memiliki kebaikan
dan kelebihan khususnya di suatu bidang sihingga
ia mampu menpengaruhi
orang-orang lain untuk
bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian
satu atau beberapa tujuan kepemimpinan efektif adalah kegiatan mempengaruhi orang
- orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan–tujuan kelompok mempengaruhi
orang – orang agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkannya[3].
Pendapat Menurut Triantoro
Safari, (2004:10)
kepemimpinan merupakan salah satu fenomena yang mudah dan diobservasi, tetapi
menjadi salah satu hal yang paling sulit untuk dipahami.[4]
Menurut
Ermaya Suradinata (1997:41) kepemimpinan merupakan bakat dan seni dalam
proses memimpin. Mempunyai bakat pemimpin berarti juga menguasai seni atau teknik
melaksanakan kegiatan – kegiatan seperti teknik untuk memberikan perintah,
memberikan peringatan, memberikan anjuran, memberikan pengertian, memberikan
saran, memberikan motivasi, memperoleh saran, memberikan identitas kelompok,
menyesuaikan diri, menanamkan rasa disiplin, sikap tingkah laku keteladanan,
membasmi desas – desus dengan membeberkan fakta yang benar, memberikan arahan,
mengakui salah dan bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan dan
sebagainya modal dasar kepemimpinan dari, seseorang adalah
pripadi yang mempunyai
kemampuan, ketrampilan,
kecakapan dan daya
kreatif serta mempunyai daya kreatif serta mempunyai imajinasi
yang lebih dibandingkan
dengan stafnya, mempunyai unggulan
kemampuan tertentu sehingga
dapat mempengaruhi orang
lain agar orang
itu mau mengikuti
daan melakukan apa yang
menjadi aharapan pemimpin dalam
rangka melaksanakan tujuan organisasi atau
perusahaan[5]
Menurut Sutarto
(2006:25)
definisi kepemimpiana merupakan rangkaian
penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku
orang lain dalam
situasi tertentu agar bersedia pekerja
sama untuk mencapai
tujuan yang telah
ditetapkan.[6]
Menurut Hadari Nawawi dan M.
Martini Hadari (2006:11) kepemimpinan diartikan sebagai proses pemberian motivasi agar
orang-orang yang dipimpin melakukan
kegiatan atau pekerjaan sesuai
dengan program yang
ada telah ditetapkan
dan kepemimpinan juga
mengarahkan, membimbing, mempengaruhi
orang lain, agar
pikiran dan kegiatannya tidak
menyimbang dari tugas pokok unit atau
bidangnya masing-masing.[7]
Kepemimpian merupakan
gambamn’ran dan seorang individu
berusaha mempengaruhi perilaku lainnya dalam suatu kelompok tanpa menggunakan
bentuk paksaan. Menurut Pamudji (1998: 6) kepemimpinan adalah kemampuan
individu tentang bagaimana caranya agar bisa diterima dengan baik dan
pengaturan terhadap pengikut, mengandalkan kewibawaan yang berlandaskan pada
kepercayaan pengikut, berperan sebagai pencetus ide-ide, pengarah, serta
koordinat. Hal ini sejalan dengan rumusan Atmosudirjo (1999:213), kepemimpinan
adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain agar orang tersebut
mau menjalankan apa yang dikehendakinya.
Menurut Wirawan (2003), fungsi kepemimpinan
adalah: (a) Menciptakan visi; (b) Mengembangkan budaya organisasi; (c) Menciptakan sinergi; (d) Memberdayakan pengikut; (e) Menciptakan perubahan; (f) Memberi motivasi pengikut; (g) Mewakili sistem sosial; dan (h) Membelajarkan organisasi.
2.
Pengertian kecamatan
Menurut Undang-Undang
Nomor 32 tahun 2004 kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat
daerah kabupaten dan daerah kota. Berdasarkan hal tersebut dituntut adanya
seorang camat yang benar-benar berjiwa pemimpin dan mengerti situasi dan
kondisi, wilayah, bersifat mengayomi, serta mengerti akan kemauan anak buahnya.
Menurut Suradinata
(1997:94) seorang camat selaku pimpinan pemerintahan juga harus mempunyai jiwa
kebapakan. Pendapat tersebut mengandung arti bahwa seorang camat mampu
memberikan pandangan pada masyarakat tentang masalah yang harus diselesaikan
dengan adil sebagai seorang pimpinan rumah tangga yang besar, sehingga
keputusannya bisa diterima oleh pihak-pihak yang bersangkutan.
Menurut
Haryati, (2008: 114) tentang Kecamatan berarti mencakup tiga lingkungan kerja
yaitu: (a) Kecamatan dalam arti kantor Camat; (b)Kecamatan dalam arti wilayah, dalam arti seorang Camat
sebagai kepalanya;( c) Camat sebagai bapak "Pengetua
Wilayahnya".
Kecamatan adalah sebuah pembagian administratif negara Indonesia di
bawah Daerah Tingkat II. Sebuah kecamatan dipimpin oleh seorang camat dan
dipecah kepada beberapa kelurahan dan desa-desa. Dalam bahasa Inggris kata
kecamatan seringkali diterjemahkan kepada sub-distrik, meskipun tidak sedikit
pula dokumen pemerintah Indonesia menerjemahkannya sebagai Daerah (distrik), ini karena kabupaten sebagai
pembagian administratif negara Indonesia di bawah provinsi diterjemahkan
sebagai regency. Provinsi Papua dan provinsi Papua Barat telah secara resmi
mengganti penyebutan kecamatan menjadi distrik, sehingga jelaslah penerjemahan
yang lebih sesuai dari kecamatan ke dalam bahasa Inggris adalah distrik. [8]
Berdasarkan
pasal 1 ayat 5, PP No. 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan, maka
pengertian Kecamatan didefinisikan sebagai berikut :
(1)
Kecamatan merupakan perangkat daerah
Kabupaten/Kota sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilaya kerja
tertentu dan di pimpin oleh Camat.
(2)
Camat kedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada bupati/wali kota melalui sekretaris
daerah. [9]
Sedangkan pengertian Camat berdasarkan pasal 1
ayat 9 PP
No. 19 Tahun 2008 tentang kecamatan adalah sebagai kecamatan seorang Camat
atau sebutan lain adalah pimpinan dan kordinator penyelenggaraan pemerintahan
di wilayah kerja Kecamatan dan dalam paelaksanaan tugasnya memperoleh
pelimpahan kewenangan pemerintahan dari Bupati/Walikota untuk menangani
sebagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan tugsas umum pemerintaha, Sedangangkan tugas dan wewenang Camat berdasarkan PP No. 19
Tahun 2008 antara lain adalah sebagai berikut : Pasal
15
(1) Camat
menyelenggarakan tugas umum pemerintah meliputi :
a. Mengoordinasikan
kegiatan pemberdayaan masyarakat ;
b. Mengoordinasikan
upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum;
c. Mengoordinasi
penerapan dan penegakan peraturan perundan-undangan ;
d. Mengoordinasi
pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;
e. Mengoordinasi
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan ;
f. Membina
penyelenggaraan pemerintahan desa dan/kelurahan; dan
g.
Melaksanakan pelayanan masyarakat yang
menjadi runang lingkup tugasnya
dan/yang belum dapat di laksanakan pemerintahan desa atau kelurahan
(2)
selain tugas sebagaimana di maksud pada
ayat (1) Camat melaksanakan kewenangan pemerintahan yang di hadapkan oleh
bupati atau walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, yang
meliputi aspek: (a)Perizinan (b). Rekomendasi( c).Koordinasi (d).Pembinaan (d).Pengawasan
(e). Fasilitas (f). Penetapan (g). Penyelenggaraan;
(h).Kewenangan
lain yang di limpahkan .
(3)
Pelaksanaan kewenangan camat sebagaimana
di maksud pada ayat (2) mencakup
penyelenggaraan urusan pemerintahan pada lingkungan kecamatan sesuai peraturan
perundang-undangan. pelimpahan sebagian wewenang bupati/walikota kepada Camat
sebagai mana di maksud pada ayat (2) di lakukan berdasarkan kriteria
eksternalitas dan efisiensi. Menurut PP. Nomor 41 Tahun 2007, tugas camat meliputi:
- mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan
masyarakat,
- mengoordinasikan upaya penyelenggaraan
ketenteraman dan ketertiban umum,
- mengoordinasikan penerapan dan penegakan
peraturan perundang-undangan,
- mengoordinasikan pemeliharaan prasarana
dan fasilitas pelayanan umum,
- mengoordinasikan penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan ditingkat kecamatan,
- membina penyelenggaraan pemerintahan
desa dan/atau kelurahan,
- melaksanakan pelayanan masyarakat yang
menjadi ruang lingkup tugasnya
dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau
kelurahan,” jawab Pak Camat.
B.Teori produktivitas
kerja
pegawai
a.
pengertian produktivitas
produktivitas
berasal dari bahasa inggris product
yang perkembangan menjadi productive
berati menghasilkan. Perkataan itu digunakan dalam bahasa indonesia menjedi
froduktivitas berati kemampuan menghasilkan sesuatu oleh karena itu didalam
organisai kerja yang akan dihasilkan adalah perwujudan tujuannya, maka
produktivitas berhubungan dengan sesuatu yang persipat matrial maupun non
matrial, yang dapat maupun yang tidak dapat dinilai dengan uang. Dengan kata
lain produktivitas yang digambarkan melalui tingkatan dalam pencapaian tujuan
organisasi kerja, diantaranya tidak dapat dihitungkan secara eksak, karena
hasilnya bersifat non material dan tidak dapat dihitung dengan uang.[10]
Menurut
j. Ravianto, (1998:129) produktivitas
adalah pengukuran untuk mengetahui sejaumana sumber daya yang digunakan
bersama dengan organisasi untuk menyelesaikan suatu kumpulan hasil-hasil yang
dapat dicapai, sehingga produktifitas merupakan ukuran sampai seberapa
baik penggunaan sumberdaya untuk
mencapai hasil kerja yang di inginkan. Berhubungan dengan efektivitas dalam
mencapai prestasi kerja, sedangan sumber daya yang digunakan berhubungan dengan
efesiensi dalam mendapatkan hasil dengan cara mengunakan sumberdaya seminimal
mungkin. [11]
Menurut
yadianto, 1992. dalam kamus bahasa indonesia “produktifitas
adalah kemampuan untuk meningkatkan sesuatu, daya produksi melalui tenaga
manusia dan sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses peningkatan
produksi karena baik tenaga kerja, alat produksi maupun teknologi yang
digunakan dalam peningkatkan produktifitas tersebut pada hakekatnya adalah
hasil karya manusia.[12]
Menurut bambang kusriyanto, 1991:2.
produktivitas kerja adalah perbandingan dengan hasil yang tercapai peran serta
tenaga kerja pesatuan waktu (lasimnya perjam
dan perorang untuk meningkatakan hasik kerja yang baik dalam
meningkatkan produktivitas kerja pegawai.[13]
b. Pengetian Kerja
Kartini
Kartono (2006:19) mengatakan kerja merupakan
aktivitas dasar dan bagian esensial dari kehidupan manusia. Sama dengan
kegiatan permainan bagi anak-anak, maka kerja memberikan kesenangan dan arti
tersendiri dari kehidupan manusia,sebab kerja itu memberikan status kepada
seseorang, dan mengikatkan diri sendiri dengan individu-individu lain dalam
masyarakat.[14]
Menurut Panji
Anoraga (1998:17) ketenangan dan kegairahan kerja
pegawai dipengaruhi oleh dua faktor yaitu (1) faktor kepribadian dan kehidupan
emosional pegawai itu sendiri. (2) faktor luar terdiri dari faktor lingkungan
rumah, keluarga dan lingkungan kerjanya. Kerja merupakan aktivitas sosial yang
memberikan bobot dan isi kepada kehidupan.[15]
Hersey dalam Wibowo, 2007:76-80) menjelaskan,kerja ditentukan oleh tujuan yang hendak dicapai dan untuk
melakukannya diperlukan adanya motif. Tanpa dorongan motif untuk mencapai
tujuan, kerja tidak akan berjalan. Dengan demikian, tujuan dan motif menjadi
indikator utama dari kerja.Namun, kerja memerlukan adanya dukungan lain yaitu:
sarana, kompetensi, peluang, standar, dan
umpan balik[16]
2. Pengertian Pegawai
Menurut Ermaya (2000:10,14,15), yang medefinisikan pegawai adalah manusia atau orang yang melaksanakan
suatu pekerjaan pada suatu organisasi, baik pemerintah maupu swasta, dan karena
jasa dan pekerjaan itu, maka mereka memperoleh upah atau gaji. Lebih lanjut Ermaya menambahkan bahwa dalam
kenyataan sehari-hari seseorang akan
melakukan suatu kerjaapabila terdorong
oleh suatu tujuan untuk memperoleh
hasil yang dapat memenuhi
kebutuhan pribadinya.[17]
Menurut Soedardjat (2000:108), pegawai adalah
manusia yang sedang melakukan aktivitas atau kegiatan akan dituntut
kreaktivitasnya, dan setiap pegawai atau pejabat harus memiliki 4 CT: cepat
tanggap,cepat temu, cepat tindak,dan cepat tuntas.[18]
BAB III
TINJAUAN ORGANISASI
A. Perkembangan Organisasi Kecamatan Ibele.
Sebagai layaknya Organisasi Pemerintahan Kecamatan Ibele
dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari memerlukan tenaga kerja yang mempunyai
disiplin serta loyalitas yang tinggi, dalam pencapaian tujuan organisasi, jika Penyelenggaraan
pemerintahan kecamatan Ibele memerlukan
adanya seorang pemimpin yang selalu mampu untuk menggerakkan bawahannya agar
dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk berpartisipasi dalam
kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan secara berdayaguna dan
berhasil guna. Keberhasilan pembangunan akan terlihat dari tingginya
produktivitas, penduduk makmur dan sejahtera secara merata, Kondisi seperti ini tentunya tidak terlepas
dari peranan sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan.
|
Kecamatan
merupakan line office dari pemerintah daerah yang berhadapan langsung
dengan masyarakat dan mempunyai tugas membina desa/kelurahan. Kecamatan
merupakan sebuah organisasi yang hidup dan melayani kehidupan masyarakat.
Adapun stuktur organisasi yang terdapat dalam
Peraturan pemerintah Daerah No. 15 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kecamatan, adalah wilayah
kerja pemerintah kecamatan sebagai perangkat Daerah mempuyai tenaga fungsional
yang memiliki keahlian tertentu di lingkungan Lembaga Teknis Daerah Kecamatan
dengan Kedudukan, Tugas, Fungsi dan
Susunan Organisasi.
Kecamatan merupakan Perangkat Daerah Kabupaten yang
mempunyai wilayah kerja tertentu, dan dipimpin oleh seorang Camat yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada perita atasan Melalui Sekretaris Daerah;
Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berkedudukan sebagai koordinator
penyelenggaraan Pemerintahan di wilayah Pemerintahan Kecamatan. Pemerintah
Kecamatan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Pemerintahan yang dilimpahkan
oleh Bupati sesuai dengan karakteristik wilayah, kebutuhan daerah dan tugas
pemerintahan lainnya berdasarkan Peraturan Perundang-undangan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1),Pemerintah Kecamatan meyelenggarakan fungsi :
- Penyusunan program pembangunan berdasarkan kebijakan Bupati;
- Mengkoordinasikan pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan
kemasyarakatan;
- Pembinaan dan pengendalian pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan;
- Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan
pembinaan kemasyarakatan;
- Pembinaan perangkat kecamatan, kelurahan dan desa.
Susunan
Struktur Organisasi Pemerintah Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Suatu Susunan Organisasi Pemerintah Kecamatan, terdiri dari : a. Camat; b.
Sekretaris Kecamatan, membawahi : (1). Sub Bagian Perencanaan Program; (2). Sub
Bagian Keuangan dan Aset; (3). Sub Bagian Kepegawaian dan Umum. (4). Seksi
Pemerintahan; (5). Seksi Ketentraman dan Ketertiban; (6). Seksi Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa; (d). Kelompok Jabatan Fungsional. Adapun susunan stuktur
organisasi yang terdapat dalam Peraturan Daerah Organisasi dan Tata Kerja
Kecamatan sebagai pertanggungjawab aparat pegawai kecamatan maupun camat.
B. Tugas dan Fungsi Pemerintahan Kecamatan
Dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan kecamatan
melaksanakan fungsi-fungsi pemerintahan seperti penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan, kemasyarakatan termasuk didalamnya melaksanakan tugas pelayanan
serta melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh bupati Menurut Peraturan perda
No. 92 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan.
Tugas dan fungsi kecamatan adalah sebagai berikut:
1. Camat
Camat mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan
pemerintahan yang dilimpahkan oleh bupati. Camat dalam menjalankan tugas dan
kewajiban dibantu oleh seorang sekretaris kecamatan, kapala seksi, kepala sub
bagian dan staf. Untuk menyelenggarakan tugas berdasarkan ketentuan Pasal 2
tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan Fungsi Camat.
sebagai berikut:
- Pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat.
b. Pengkoordinasian upaya penyeleng8garaan ketentraman dan ketertiban umum.
- Pengkoordinasikan
penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan.
- Pengkoordinasian
pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.
- Pengkoordinasian
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan.
- Pelaksanaan kegiatan
pembinaan ideologi negara dan kesatuan bangsa.
- Pelaksanaan kegiatan
pembinaan sosial kemasyarakatan.
- Pelaksanaan kegiatan
pembinaan ekonomi, koperasi dan usaha kecil menengah.
- Pelaksanaan tugas-tugas
pemerintahan umum, keagrariaan dan kependudukan.
- Pelaksanaan kegiatan
pembinaan pembangunan dan pengembangan partisipasi masyarakat.
- Pembinaan penyelenggaraan pemerintahan
desa dan/atau kelurahan.
- Pengkoordinasian
penyelenggaraan tugas instansi pemerintahan lainnya yang berada di
wilayahnya.
- Pelaksanaan pelayanan
masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnyadan/atau yang belum dapat
dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan.
- Pelaksanaan penyusunan program, pembinaan
administrasi, ketatausahaan dan rumah tangga kecamatan.
- Pelaksanaan tugas lain
yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
2. Sekretaris Kecamatan
Berdasarkan Pasal 5 Peraturan pemerintah daerah No. 92
Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan.
Sekretaris mempunyai tugas untuk melaksanakan penyusunan rencana, pengendalian,
evaluasi pelaksanaan tugas seksi-seksi, pelaksanaan urusan penelitian dan
pengembangan kebijakan program, pembinaan administrasi dan pemberian pelayanan
teknis dan administrasi di bidang umum, kepegawaian, perencanaan dan keuangan
kepada semua unsur dalam lingkungan satuan organisasi kecamatan. Untuk
melaksanakan tugasnya sekretaris memiliki fungsi. Fungsi tersebut adalah
sebagai berikut:
- Pelaksanaan koordinasi penyusunan pendataan rencana dan program
kegiatan, pelaporan serta pembinaan organisasi dan tata laksana.
- Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan.
- Pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian.
- Pelaksanaan urusan surat menyurat, kearsipan, perpustakaan, rumah
tangga dan perlengkapan.
- Penyusunan rencana, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas
seksiseksi.
- Pelaksanaan perencanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di
kecamatan.
- Pelaksanaan percepatan pencapaian standar pelayanan minimal di
wilayahnya.
- Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan kepada
mayarakat dikecamatan.
- Koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan/atau instansi
vertikal yang tugas dan fungsinya di bidang pemeliharaan prasarana dan
fasilitas pelayanan umum.
- Koordinasi dengan pihak swasta dalam pelaksanaan pemeliharaan
prasarana dan fasilitas pelayanan umum.
- Pelaporan pelaksanaan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan
umum di wilayah kecamatan.
- Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada bupati.
- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh camat sesuai tugas dan
fungsinya.
3. Seksi Tata Pemerintah
Berdasarkan Pasal 8 Peraturan darerah (perda) No 92
Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan, tata
pemerintahan kecamatan mempunyai tugas untuk melakukan urusan pemerintahan dan
pembinaan pemerintahan desa/kelurahan. Untuk menjalankan tugasnya seksi tata
pemerintahan memiliki fungsi yang sesuai dengan keentuan yang ada. Fungsi seksi
tata pemerintahan adalah sebagai berikut:
- Pelaksanaan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kegiatan
- bidang pemerintahan.
- Penyusunan program, pembinaan, penyelenggaraan pemerintahan
desa/kelurahan.
- Fasilitasi pelaksanaan tugas-tugas di bidang keagrariaan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga
(KK).
- Pelaksanaan upaya kelancaran pemasukan setiap pendapatan daerah yang
bersumber dari wilayah kerjanya.
- Pelaksanaan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan
instansi vertikal di bidang penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.
- Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dengan satuan
kerja perangkat daerah dan instansi vertikal di bidang penyelenggaraan
kegiatan pemerintahan.
- Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan desa/kelurahan di tingkat kecamatan.
- Penyelenggaraan kegiatan pemerintahan desa/kelurahan di tingkat
kecamatan.
- Penyusunan program, penyelenggaraan, pembinaan serta inventarisasi
sumber–sumber pandapatan dan kekayaan desa/kelurahan.
- Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan, pemberian bimbingan, supervisi,
fasilitasi dan konsultasi pelaksanaan tertib administrasi pemerintahan
desa dan/atau kelurahan.
- Administrasi desa dan/atau kelurahan;
- Pembinaan dan pengawasan terhadap kepala desa dan/atau kelurahan
beserta perangkat desa dan/atau kelurahan.
- Pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan tata pemerintahan desa dan/atau
kelurahan di tingkat kecamatan. dan
- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh camat sesuai tugas dan
fungsinya.
4. Seksi Pemberdayaan Masyarakat
Berdasarkan Pasal 12 Peraturan perda No. 92 Tahun 2008
tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan, seksi
pemberdayaan masyarakat mempunyai tugas untuk mengkoordinasikan perencanaan,
pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang pemberdayaan
masyarakat. Fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
- Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kegiatan bidang
pemberdayaan masyarakat.
- Koordinasi pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat.
- Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan bidang pemberdayaan masyarakat.
- Koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan musyawarah perencanaan
pembangunan lingkup kecamatan.
- Peningkatan partisipasi masyarakat dan pihak-pihak lain untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
- Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap keseluruhan unit kerja
baik pemerintah maupun swasta yang mempunyai program kerja dan kegiatan
pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja kecamatan.
- Pelaksanaan evaluasi terhadap berbagai kegiatan pemberdayaan dan
pembangunan masyarakat di wilayah kecamatan baik yang dilakukan oleh unit
kerja pemerintah maupun swasta.
- Koordinasi pembinaan lingkungan hidup, pertanian, peternakan,
perikanan dan kelautan, perekonomian masyarakat desa/kelurahan, produksi
dan distribusi serta koperasi dan usaha kecil menengah.
- Penyiapan bahan pelaporan pelaksanaan tugas pemberdayaan masyarakat
diwilayah kerjanya.
- Pelaksanaan tugas-tugas lain di bidang pemberdayaan masyarakat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Dan
- Pelaksanaan tugas lain yang
diberikan oleh camat sesuai tugas dan fungsinya.
5. Seksi Kesejahteraan Sosial
Berdasarkan Pasal 14 Peraturan perda No. 92 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas
Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan, seksi kesejahteraan sosial mempunyai
tugas untuk mengkoordinasikan penyusunan rencana dan program serta melaksanakan
pembinaan kesejahteraan sosial yaitu:
- Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kegiatan bidang
kesejahteraan sosial.
- Koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan pembinaan kesejahteraan
sosial, pelayanan dan bantuan sosial, peranan wanita, keluarga berencana,
pembinaan kepemudaan olah raga dan kesehatan.
- Koordinasi dan fasilitasi pemeliharaan dan pengembangan kehidupan
masyarakat di bidang sosial budaya, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
- Penanganan bencana alam dan bencana sosial.
- Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas kesejahteraan
sosial di wilayah kerjanya.
- Pelaksanaan tugas lain
yang diberikan oleh camat sesuai tugas dan fungsinya
Pedoman tersebut di atas hendaknya dapat dipakai oleh
seorang camat sebagai manajer puncak di organisasi kecamatan, karena peranan
camat sangat penting dalam usaha meningkatkan kinerja perangkat kecamatan yang
diharapkan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Berdasarkan
hal tersebut maka seorang camat hendaknya mengetahui kedudukan, tugas dan
fungsinya Menurut Suradinata,1996:144). pendapat di atas kedudukan, tugas dan
fungsi camat adalah :
1. Kedudukan camat, sebagai kepala pemerintahan di
kecamatan ibele.
2. Tugas Camat, memimpin penyelenggaraan pemerintahan,
pembinaan pemerintahan desa dan kelurahan, pembangunan dan pembinaan kehidupan
kemasyarakatan, menyelenggaraan koordinasi atas kegiatan instansi vertikal
dengan dinas di daerah dan diantara instansi vertikal lainnya di dalam wilayah
kecamatan ibele.
3. Fungsi Camat yaitu penyelenggaran tugas-tugas
pemerintahan umum dan pembinaan desa dan kelurahan, pembinaan ketentraman dan
ketertiban wilayah, pembinaan pembangunan masyarakat desa yang meliputi
pembinaan sarana dan prasarana perekonomian, produksi, dan pembinaan
pembangunan pada umumnya serta pembinaan lingkungan hidup, pembinaan
kesejahteraan sosial, pembinaan pelayanan umum, penyusun rencana dan program,
pembinaan administrasi, ketatausahaan dan rumah tanggnya.
C. Tata Kerja Pegawai
Kecamatan Ibele
Dalam melaksanakan tugasnya, Camat wajib menerapkan
prinsip koordinasi, integrasi dan Sinkronisasi vertikal dan horizontal baik
dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi sesuai dengan
tugas masing-masing.
1) Camat dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan
kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintahan;
2) Camat wajib memberikan petunjuk, membina, membimbing
dan mengawasi pekerjaan unsur-unsur pembantu dan pelaksana yang berada di dalam lingkungan kerjanya.
3) Pegawai kecamatan ibele menjalankan aktivitas kinerja
sesuai dengan tepat pada watu yang telah ditentukan dengan demikian
membertangung jawabkan tugas yang terlah limpakan oleh atasan melaksanakan
secara konsisten masing-masing bidang.
Oleh sebab itu
tata kerja organisasi kecamatan dalam rangka menjamin kelancaran daripada
tugas-tugas yang harus dilaksanakan untuk pencapaian suatu tujuan sebagaimana
yang telah ditentukan oleh suatu organisasi kecematan ibele, maka seluruh tugas
yang harus dipertanggung jawabkan dalam penyelesaiannya harus dibagi habis
kepada segenap unsur pendukung dalam suatu organisasi.
a. Kepegawaian/Personalia di Kecamatan
Ibele
Dalam instansi atau kantor kecamatan ibele mempuayai
tugas bagian akan mengurus
kepegawaian/personalia, tetapi dalam organisasi bagian ini akan mengurus staf
yang duduk dalam struktur organisasi kecamatan ibele. Staf dalam organisasi
merupakan sumber daya utama sehingga maju mundurnya sedikit banyak berpengaruh
terhadap pemimpin organisasi kecamatan ibele. Jika Orang kedua organisasi
Kecamatan ibele yang berperan sebagai sekretaris, sebab sekretaris akan
berkaitan dengan masalah kesekretariatan karena merupakan unit organisasi
tempat melakukan serangkaian penataan terhadap administrasi, jika fungsional ini mempunyai tugas pegawai kecamatan
merencanakan dan mempersiapkan formasi, uraian jabatan, perundang-undangan,
petunjuk-petunjuk kepegawaian, pengendalian tugas dan fungsi, untuk
melaksanakan Tata Usaha dan rumah tangga Bagian pegawai diwajibkan
membertanggungjawab Organisasi kecamatan
yang menyelenggarakan tugas-tugasnya.
b. Bagian Tugas Pegawai Kecamatan.
Pegawai
kecamatan mempunyai tugas pokok untuk mempersiapkan dan melaksanakan urusan
pengembangan pegawai. Untuk melaksanakan tugas ini Kepala Bagian Pengembangan
Pegawai membawahi tiga sub bagian yang masing-masing dikepalai oleh pejabat
yaitu:
- Sub Bagian umum dan kepegawaian adalah mempunyai
tugas sendiri untuk melaksanakan tugas rutin dikantor kecamatan, agar beberapa
tugas yang dilaksanakan sebagai berikut.
a.
menerima
dan manyortis surat-surat.
b.
Melakukan
kearsipan
c.
Mendatai
semua nama pegawai kecamatan ibele memasuklan dengan kebutuhan kantor.
d.
Pelaksanan
penyiapan bahan admenisterasi
kepegawaian.
e.
Melaksanakan
urusan rumah tangga dari perlengkapan pemeliharaan
f.
Menjaga
dan pemeliharaan perlengkapan inventarisasi.
- Sub Bagian keuangan adalah mempunyai tugas pokok
mempersipkan bahan penyusunan rancangan anggaran pendapatan dan belanja
kecamatan atau disebut distrik, pembukuan, penghitungan anggaran
verivikasi serta mengurus kebendaharaan keuangan. Untuk menyelenggarakan
tugas pokok sub bagian keuangan mempunyai fungsi yaitu:
a.
penyiapan
anggaran pendapatan belanja kecamatan atau disebut distrik.
b.
pengelolaan
pembukuan, penghitungan anggaran verivikasi serta mengurus kebendaharaan
keuangan
- Sub Bagian mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan perumusan
penrencanaan program evaluasi dan
pelaporan serta pembinaan organisasi dan tata laksana kecamatan untuk
menyelenggarakan tugas pokok yaitu:
- Menyiapkan bahan perumusan penrencanaan program
- Melaksanakan evaluasi dan pelaporan
- Pembinaan organisasi dan tata laksana kecamatan
- Pelaksanan tugas kedinasan lain atas pentunjuk
atasan
- Sub Bagian Analisa Kebutuhan Pegawai, kecamatan ibeleh yang
mempunyai tugas mempersiapkan serta menganalisa kebutuhan dan pengadaan
pegawai Organisasi.
Dengan demikian pegawai kecamatan ibele mempunyai tugas
dan fungsi untuk melakukan urusan tata naskah kepegawaian kecamatan, penyusunan
statistik dan dokumentasi, mempersiapkan penyelesaian pengurusan Nomor Induk
Pegawai, Kartu Pegawai dan lain-lain yang serupa dengan itu. Untuk kelancaran
pelaksanaan tugasnya Kepala Bagian Tata Usaha Kepegawaian ini dibantu oleh
camat Dengan adanya Struktur Organisasi fungsional telah membagi habis tugasnya
ke dalam fungsi-fungsi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. bahwa kecamatan selama ini merupakan tingkatan wilayah
administratif paling rendah, menjadi wilayah atau daerah kerja operasional
daerah yang kedudukannya akan disejajarkan dengan dinas dan lembaga teknis
daerah yang sama-sama dengan perangkat daerah.
D. Hubungan Internal
dan Eksternal Kecamatan
a. Hubungan Internal Kecamatan Ibele.
Adapun
hubungan Internal yang dilaksanakan dilingkungan Bagian Pegawai kecamanan
ibele Merupakan hubungan yang terjalin
antara atasan dengan bawahan atau sebaliknya seperti; antara camat dengan
Kepala Bagian, Kepala Bagian dengan Kepala Sub Bagian, Kepala Sub Bagian dengan
bawahannya atau antara pimpinan dengan bawahan serta bawahan dengan pimpinannya
baik berupa hubungan formal maupun non
formal yang berupa Top Down Communications serta Bottom Up Informations yang berbentuk Surat
keputusan, memo, disposisi, nota dinas, surat edaran, Juklak / petunjuk
pelaksanaan, Juknis / petunjuk teknis, arahan, rekomendasi, instruksi, laporan,
saran, pendapat, evaluasi pelaksanan kinerja
atasan dan bawahan suatu yang dicapai, prestasi yang
diperlihatkan, atau kemampuan kerja (peralatan.yang efektif dalam fungsi dari Pembinaan pegawasan dari camat
terhadap Pegawai kecamatan dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau
pekerjaan, gambaran mengenai
tingkat pencapaian pelaksanaan tugas suatu organisasi dalam upaya mewujudkan
sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi nya Yaitu:
1.
meningkatan
pembagunan fisik dilingkungan dikantor kecamatan melakukan penataan lingkungan,
2.
peningkatan
sumber daya manusia (SDM) secara kualitas maupun kuantitas, dalam hal ini
telah dirangkum 2 orang tenaga untuk
membantu pekerjaan administerasi dalam internal kecamatan,
3.
meningkatkan
penyelenggaraan administerasi kepegawaian, keuangan, pelengkapan dan dokumentasi
serta informasi pembangunan,
4.
pengoptimalisasian
urusan inventarisasi pengelolaan dan pemeliharaan aset kecamatan,
5.
pengoptimalisasian
urusan rumah tangga dan kesejahtraan pegawai kecamatan,
6.
memberikan
kepercayaan oleh pemimpin kepada bawahan
atau staf pengawai untuk mengurus hal-hal yang sifatnya kedinasan,
7.
mengisi
posisi-posisi pegawai yang belum ada dipercayakan oleh pemimpin kepada bawahan
sesuai kondisi kebutuhan,
8.
mengontrol
semua baik maupun kondisi fisik bangunan dilingkungan kantor kecamatan.
b. Hubungan Eksternal Kecamatan Ibele
Bagian
pegawai kecamatan yang mengelola sumber daya manusia di lingkungan Organisasi
kecamatan mempunyai hubungan eksternal mengadakan koordinasi dengan :
1. meningkatkan koordinasi pemberdayaan masyarakat baik
dibidang pembagunan maupun pertanian,
2. peningkatan koordinasi penyelenggaraan ketenteraman dan
ketertiban umum untuk pihak terkait,
3. peningkatan koordinasi dengan satuan kerja perangkat
daerah (SKPD) dan swata dalam melaksanakan pemeliharaan perasaranan dan
fasilitas umum.
4. Mengujungi dan mengontrol aset dan fasilitas setiap kambung atau desa,
5. Atas memberikan kepercayaan kepada pegawai atau staf jika pemimpin sibuk yang sifatnya
tidak dapat diwakilkan.
BAB IV
ANALISA
PEMBINAAN PEGAWAI KECAMATAN IBELE.
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Ibele
Kondisi
wilayah Pemerintahan kecamatan
ibele
sebagai penyelenggaraan dan penanggung jawab utama dibidang pemerintahan
Kecamatan
/distrik Sebagai tindak lanjut
Peraturan Pemerintahan
Daerah (PERDA) Kabupaten jayawijaya pada tahun 2011. Memberikan kecamatan
ibele dengan surat keputuas (SK) dari
bupati jhon wempi wetipo kabupaten jayawijaya dengan Nomor. SK.
821/2.23/3236/2011 ditetapkan pada tanggal 27 januari
Tahun 2011 tentang pengangkatan jabatan sebagai camat.
Dengan demikian kecamatan ibele merupakan kecamatan yang
baru memakarkan bupati kabupaten jayawijaya memberikan kepercayaan jabatan
camat menyelenggarakan dan pertanggungjawab
utama Organisasi kecamatan dan Tata Kerja Kecamatan yang diantaranya mempunyai tugas melaporkan dan mempertanggung
jawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi Kecamatan dan Pelaksanaan
kegiatan pemerintahan kecamatan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Untuk Pemberdayaan masyarakat;Pelayanan masyarakat;
Penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum; Pemeliharaan prasarana
dan fasilitas pelayanan umum. bersama diKecamatan Ibele Kabupaten Jayawijaya.
|
a. Wilayah Kecamatan Ibele
Kecamatan ibele
merupakan salah satu dari 4 (empat) kecamatan yang berada diwilayah pemerintah
kabupaten jayawijaya. Kecamatan ibele terdiri atas 10 (sepuluh) kepala desa dengan luas wilayah kecamatan
ibele adalah 125.300 Ha. Terdiri dari 10
kepala desa dan 50 RT kecamatan ibele yaitu:
1.
kepala desa
habema 6. Kepala desa yagarobak
2.
kepala desa
ibele 7. Kepala desa
yelewarek
3.
kepala desa
tipalok 8. Kepala desa
kisumo/ayobaibur
4.
kepala desa
holaliba 9. Kepala desa yokal
palek
5.
kepala desa
zinai 10. Kepala desa
sakma
b. Keadaan Letak
Geografis dan Batas Wilayah Kecamatan Ibele
secara
geografis kecamatan ibele yang terletak dibagian barat dengan perada pada
merdia 04á´¼ LS dan 138á´¼ BT serta terletak pada elenvansi atau
ketinggian antara 1550 meter diatas permukaan laut dibawah kaki gunung,
lereng-lereng gunug dan daerah perbukitan dikecamatan. Tana yang terdapat kaki
gunung, lereng-lereng kecamatan ibele tana aluvial, atau margel ,tana pasir dan
tana rawan ini sesuai dengan fisiografi kecamatan ibele beriklim tidak
menetukan waktunya cura hujan yang terbanyak 270 hari dengan suhu hujan, 2140,0
mm/tahun. jika suhu yang rata-rata 19,440 C
merupakan wilayah yang ditetapkan sebagai wilayah permukiman sekaligus wilayah
suhu hujuan dan iklim pada malam hari.
Kecamatan ibele
merupakan salah satu dari 4 (empat) kecamatan yang berada diwilayah. Kecamatan
ibela merupakan salah satu dari 4 (empat) kecamatan antara lain yaitu: sebelah selatan Kecamatan pelembaga, sebelah Utara Kecamatan tailarek, sebelah timur Kecamatan hubikosi, dan sebelah barat Kecamatan
ibeleh .
c. keadaan jumlah Penduduk
kecamatan ibeleh .
Keadaan
kecamatan ibeleh terdiri dari
berbagai suku bangsa, agama dan tingkat pendidikan maupun pegawai kecamatan ibele yang perjumlah terdiri dari laki-laki 6.032 ,
perempuan 7.435 total keseluruhan 13.467, jiwa
laki laki maupun perempuan jika mempunyai mata pencaharian yang tetap, hanya sebagai yang bekerja
diperkantoran dan pegawai negeri maupun swasta maka masyarakat selalu melakukan ativitas mandirik dalam
pencahariannya.
Tabel
1.1:
Jumlah
Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Dikecamatan Ibeleh
Sembanyak 10 Kepalah Desa / RW.
DESA / RW.
|
JENIS KELAMIN
|
JUMLAH
|
|
Laki-laki
|
peremppuan
|
||
01
|
578
|
726
|
1.304
|
02
|
725
|
325
|
1.050
|
03
|
456
|
452
|
908
|
04
|
469
|
734
|
1.203
|
05
|
659
|
908
|
1.567
|
06
|
809
|
992
|
1.801
|
07
|
651
|
1.114
|
1.765
|
08
|
507
|
723
|
1,230
|
09
|
404
|
563
|
967
|
10
|
774
|
898
|
1.672
|
Jumlah
|
6.032
|
7.435
|
13.467
|
Sumber : hasil pengolahan data
primer bulan juli dikecamatan ibele 2013.
d. Keadaan
Struktur Organisasi Pegawai Kecamatan Ibele
kecamatan ibeleh mempunyai struktur organisasi Kecamatan sesuai
dengan peraturan perda pemerintahan kabupaten
jayawijaya cara penyusunan struktur organisasi ditingkat kecamatan
yang merupakan wilayah kerja Camat sebagai perangkat
daerah dipimpin oleh Camat, yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab
kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
Camat mempunyai
tugas dan fungsi melaksanakan sebagian urusan kewenangan pemerintah daerah yang
dilimpahkan oleh Walikota untuk menangani urusan otonomi daerah.
Sekretariat Kecamatan mempunyai tugas menyelenggarakan pengelolaan
penyusunan perencanaan dan program, urusan keuangan, kepegawaian, umum dan
mengkoordinasikan secara teknis dan administratif pelaksanaan kegiatan
kecamatan serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan tugas Camat.
1.
Tugas Camat :
a.
Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi
Kecamatan;
b.
Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat
Kecamatan Seksi Kecamatan, Seksi Dinas
Kecamatan, dan Kelurahan;
c.
Melaksanakan
Koordinasi dengan
Puskesmas Kecamatan;
d.
Melaksanakan pengendalian pemeliharaan ketenteraman dan
ketertiban umum, serta penegakan peraturan Daerah dan peraturan Gubernur oleh
Satgas Satpol PP Kecamatan;
e.
Melaksanakan
koordinasi, dan
kerjasama dengan satuan kerja perangkat daerah, unit kerja perangkat atau
instansi pemerintah atau swasta terkait dalam rangka pelaksanakan tugas dan
fungsi Kecamatan;
f. Memimpin,dan
mengkoordinasikan
penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan tingkat Kecamatan;
g.
Melaksanakan koordinasi dengan unsur musyawarah pimpinan Kecamatan;
h.
Melaksanakan
pembinaan organisasi kemasyarakatan diwilayah kecamatan; dan
i.
Melaporan,
dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi Kecamatan.
2.
Tugas Sekretariat Kecamatan :
a. Penyusunan rencana kegiatan dan program
kerja kecamatan ;
b. Penyiapan bahan dalam rangka penyusunan
anggaran dan pelaporan pertanggungjawaban keuangan ;
c. Pelaksanaan pembinaan organisasi dan tata
laksana ;
d. Pengelolaan administrasi kepegawaian,
keuangan dan perlengkapan ;
e. Pengelolaan urusan rumah tangga, surat
menyurat dan kearsipan serta melaksanakan pelayanan publik ;
f. Penyiapan datan dan informasi,
kepustakaan, hubungan masyarakat dan inventaris ;
g. Pelaksanaan koordinasi terhadap kegiatan
yg dilaksanakan di lingkungan kegiatan ;
h. Melaksanakan tugas–tugas lain yang
diberikan oleh camat.
Uraian tugas pokok kecamatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Walikota.
Pelimpahan sebagian kewenangan Walikota
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Walikota.
Camat membina mengarahkan
mengkotrol, Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan maupun Kelurahan untuk mencapai
tujuan pemerintah telah ditentukan sebelumnya, pengelolan kecamatan ibele oleh
camat dan kinerja pegawai di kantor kecamatan ibele sesuai aspirasi masyarakat
yang dinaikan kepada camat maupun Kinerja Pagawai Kecamatan untuk mencapai
hadapan masyarakat.
Camat dan Kinerja Pegawai
Kecamatan ibele menangani sesuai kewenagan yang terima atasan, untuk mengurus, mengatur,
mengarahkan, melayani dan mengabdi masyarakat kecamatan ibel mengurus urusan pemerintahan daerah.
b. Keadaan Aparat Pegawai
Kecamatan Ibele
Di
Kantor Kecamatan ibele, perlu ditunjang oleh sumber daya aparatur yang
berkualitas dan profesional. Jumlah aparat pegawai di Kantor Kecamatan ibele
sebanya 4. (tujuh) orang pegawai negeri sipil (PNS) maka keadaan seperti ini dalam kualitas
aparat Pegawai kecamatan ibele perlu penambahan secara rinci dapat dilihat pada
susunan struktur organisasi diatas.
Sesuai
dengan bersdasarkan aparat pegawai
negeri sipil kecamatan ibele sampai akhir bulan juni 2013 sebanyak 5. orang,
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1.2:
Daftar Jumlah pegawai kecamatan ibele
No.
|
Daftar
Nama pegawai
|
Jabatan
|
ket
|
1.
|
Elias
mosip, S.IP.
Nip.
19760306 20060510 01
|
Kebalah
istrik
|
|
2.
|
Pilipus
dabili, S.Sos
Nip.
19690413200111 1001
|
Sekretaris
|
|
3.
|
Lasarus
heluka, S.IP.
Nip.
19790 707201104100
|
Kepala
seksi umum
|
|
4.
|
Nahomi
mosip, S. Kom
Nip.
19840214201104 2001
|
Kepala
seksi kesejahtraan
|
|
5.
|
Jemy
mosip, S.Sos
Nip.
19811212201004 2001
|
Kepalah
seksi pemerintahan
|
|
Sumber:
dari kecamatan ibele bulan juli 2013
B.
Analisis Pembinaan kinerja pegawai Kecamatan
Ibele.
Camat Pembinaan Pegawai kecamatan ibele
adalah pelaksanaan kegiatan produktivitas kerja pegawai memberikan dorongan
kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang
dikehendaki. Jadi Pembinaan Pegawai berarti membangkitkan motif, membangkitkan
daya gerak atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu
dalam rangka mencapai suatu kepuasan atau suatu tujuan Pegawai yang dapat
dimanfaatkan dalam menggerakkan dan mempengaruhi anggota kelompok atau
organisasi, yaitu: Pembinaan Pegawai internal dan eksternal”. Pembinaan Pegawai
internal adalah kondisi yang mendorong terjadinya suatu perbuatan atau kegiatan
yang berada di dalam kegiatan itu sendiri. Kondisi itu berbentuk kesadaran
mengenai arti dan manfaat suatu perbuatan atau kegiatan, baik bagi diri sendiri
maupun orang lain dan masyarakat luas.
Sedangkan Pembinaan Pegawai eksternal adalah kondisi yang
mendorong terjadinya suatu perbuatan/kegiatan yang berada di luar kegiatan itu
sendiri. Kondisi ini merupakan faktor luar yang sudah ada atau yang sengaja
diadakan dalam kaitannya dengan kebutuhan dan kepribadian, yang mendasari
keyakinan dan menimbulkan kemauan untuk melakukan kegiatan yang dipandang
paling tepat dan terbaik. Faktor luar yang menjadi Pembinaan Pegawaiini antara
lain berbentuk pemberian hadiah, insentif, pujian, paksaan (sanksi atau
hukuman), situasi kerja yang menyenangkan keinginan untuk menyenangkan orang
lain, prestasi yang memuaskan atasan dan lain-lain.
Analisa temuan yang dapat oleh penulis secara teori
dengan keadaan lapangan terjadi perbedaan dan masalah yang dapat, observasi
dengan pernyataan dan pernyataan oleh pimpinan, karjawan maupun masyarakat yang
berhubungan baik langsung maupun tidak. Dampak yang di timbulkan oleh
organisasi/ Kelurahan. Analisa ini adalah rangkuman study lapangan, interview
maupun penelitian melalui kepustakaan.
Maka masalah prestasi pegawai, sudah
tentu pula menyangkut kinerja pegawai kecamatan, di mana prestasi
kerja secara individu mempunyai dampak terhadap pegawai lainnya. Misalnya
bilaman ada seseorang pegawai yang tidak di siplin, maka akan di mempengaruhi
pegawai lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga bila ini
terjadi, maka akan menimbulkan dampak negatif terhadap peningkatan prestasi kerja atau dapat juga menghambat
pekerjaan pegawai lainnya.
Oleh
sebab itu di rasakan perlu adanya suatu perhatian terutama dari pihak pimpinana
agar dapat meningkatakan di siplin kerja pegawai. Di samping itu seorang
pimpinan itu sendiri harus dapat memberikan contoh yang baik para bawahannya,
di mana hal ini jelas akan dapat mempengaruhi semangat kerja dan moral pegawai
dalam penyelesaian tugas pekerjaannya sehingga tercapailah apa yang menjadi
tujuan.
a. Kerja pegawai
kerja merupakan aktivitas
dasar dan bagian esensial dari kehidupan manusia.
Jika Keberhasilan suatu instansi/lembaga dapat dicapai melalui peningkatan produktivitas
kerja pegawai hasil guna dan agutapel. Dengan kualitas dan kuantitas kerja yang
baik dari pegawai diharapkan produktivitas kerja pegawai dapat tercapainya
suatu prestasi yang mendorong terhadap keberhasilan instansi atau lembaga dalam
mencapai sasarannya. Ini berarti tujuan umum pembinaan pegawai dapat tercapai,
sesuai dengan kebutuhan dan selaras dengan beban kerja yang efektif dan efisien
yang sanggup dan mampu melaksanakan setiap tugas yang dihadapinya dengan
sebaik-baiknya, serta memperoleh daya guna yang maksiman dari pegawai yang
bersangkutan dalam organisasi melalui suatu proses pembinaan yang
sebaik-baiknya.
Tolok ukur pencapaian hasil pembinaan
pegawai berarti tercapainya sasaran dan tujuan yang telah ditentukan
organisasi. Hal ini memiliki makna tercapainya kerja pegawai yang merupakan
pengukuran tercapainya sasaran dan tujuan tersebut dapat terukur aktivitas produktivitas
kerja pegawai kecamatan ibele tercapai hasi kerja yang memperoleh maksimal.
b. motivasi
camat memotivasikan kepada para pegawai
utnuk melaksanakan aktivitas produktivasi kerja pegawai memiliki kemampuan dan
semangat kerja yang tinggi, maka metivasi camat memberikan kepada pegawai akan
perdampak positif terhadap pencapaian hasil-hasil kerja yang efektif dan
efesien.
c.
Komunikasi
komunikasi yang membagun oleh seorang
camat tidak saja berlaku antara pimpinan dangan para pegawai yangmenduduki
suatu jabatan jika komunikasi harus menyetuh seluru stap yang ada.
d.
koordinasi
koordinasi tidak akan pernah ada jika tidak diawali
dengan membangun komunikasi yang baik, yakni komunikasi yang persifat vertikal
maupun komunikasi yang bersifat horizontal.dengan terbentuknya koordinasi kerja
yang baik.
e. kerjasama
melalui komnunikasi yang baik serta
dibangunnya koordinasi yang solid, maka seorang camat akan mampu membangun
kerja sama dengan seluruh stap yang dipimpinnya.
C.
Masalah
disiplin pegawai Yang di Hadapi.
Usaha
menggerakan bawahan oleh seorang pimpinan, adalah merupakan salah satu fungsi
pokok pimpinan atau manajer. Penggerakan
yang merupakan fungsi penting ini
didalam fungsi-fungsi manajemen oleh sondang p.
siagian disebut motivasi; yang diberi
batasan pengertian sebagai berikut;
“penggerak (motivating) dapat didefinisi
keseluruhan proses pemberian bekerja para bawahan sedemikian rupa
sehingga mereka mau bekerja dengan iklas demi tercapainya tujuan organisasi
dengan efesiensi dan ekonomis.
Pemberian
motivasi terhadap pegawai dalam rangka meningkatkan kerja pegawai, di temukan masalah yang
mempengaruhi motivasi adalah :
1.
Kurang pemberian penghargaan terhadap
hasil kerja pegawai.
2.
Kurangnya pemberian penghargaan oleh
atasan terhadap hasil kerja bawahan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi kerja pegawai
yang rendah. Kekurangan bawahan, dapat menimbulkan ketidak puasaan dan
keengganan dalam bekerja.
Dalam hal ini tampak antara lani; setelah pegawai
menyerahkan pekerjaan yang di berikan oleh atasan dan menyerahkan kembali hasil
kerja tersebut, maka setelah di terima oleh pimpinan tidak di barengi dengan
kata-kata pujian atau sejenisnya yang dapat menimbulkan kesenangan atau
kepuasaan bawahan. Kebiasaan seperti ini tidak bisa mendukung tumbuh dan
berkembangan kekuatan-kekuatan bawahannya, tetapi justru memperbesar
kelemahan-kelamahan bawahan yang telah ada menimbulkan hambatan dalam mencapai
tujuan organisasi.
3.
Kurang sifat keteladanan pimpinan.
Pimpinan
tidak sekedar merencanakan, memberi petunjuk dan memerintah, teladan, penuntun,
tempat bertanya serta tempat mengadu bagi bawahan. Usaha pemberian motivasi
dengan keteladanan, adalah merupakan bentuk motivasi yang murah dan efesien.
Adanya keteladanan seperti itu masih tampak kurang. Hal ini masih terlihat
antara lain :
a.
Pimpinan kurang memberi kesempatan atau
hampir tidak pernah terjadi bawahan menyatakan keinginan-keinginannya,
harapan-harapan dan saran-sarannya. Demikian pula jarang sekali pimpinan
menanyakan keadaan dan keluhan-keluhan sehingga yang ada tinggal menerima apa
adanya.
b.
Masih lemahnya pimpinan dalam
menumbuhkan jiwa korps terhadap bawahan, hal ini masih terkait dengan point (a)
tersebut di atas, sehingga tidak terdapat kekompakan dalam melaksanakan
pekerjaan.
Masalah pengawasan atasan langsung di
kecamatan ibele kabupaten jayawijaya, menunjukkan bahwa pengawasan atasan
langsung masih lemah atau bahkan kurang dapat di laksanakan sebagaimana yang
seharusnya.
Lemah pengawasan atasan langsung atau
pengawasan lain, di karenakan:
1. Adanya
budaya rikuh dalam pelaksanaan pengawasan atasan langsung adalah : merupakan
suatu hambatan dalam pelaksanaan pengawasan. Kenyataan seperti ini masih banyak
ditemui dimana pemimpin tidak berani/ enggan menegur bawahan yang melakukan
pelanggran, hal ini kadang disertai
anggapan bahwa anggota/anak buah dalam suatu organisasi atau kesatuan unit
adalah merupakan keluarga besar. Anggapan ini di lain pihak bertentangan dengan sikap dalam melaksanakan pekerjaan atau tugas yang
harus di laksanakan dengan penuh tanggung jawab dan rasa kedisplinan. Dengan
demikian tujuan organisasi belum dapat di laksanakan sesuai dengan rencana.
2. Keengganan
pada semua orang atau pegawai untuk diawasi orang atau pegawai pada umumnya
merasa enggan atau tidak senang bilamana agar kegiatan pengawasan, adanaya
perasaan semacam ini, karena secara umum pula pegawai masih kurang memahami apa
sebenarnaya fungsi dari pada pengawasan, menjadikan dirinya merasa enggan untuk
dan juga ia mempunyai suatu anggapan bahwa pengawasan hanyalah di tujukan untuk
mencari-cari kesalahannya diketahui.
3. Masalah
Displin Pegawai
Disiplin pegawai kecamatan ibele merupakan kegiatan yang
dilaksanakan dengan maksud untuk mendorong para pegawai agar sadar untuk
mentaati berbagai standar aturan,
Sehingga dapat ditaati berbagai penyelewengan atau pelanggaran yang utama dalam
hal ini adalah pegawai ditepati pada waktunya yang telah ditentukan kecuali
hari libut dan tanggal merah jika untuk membina pegawai
negeri sipil kecamatan ibele yang berdisiplin tinggi diperlukan adanya
peraturan disiplin yang memuat pokok-pokok
kewajiban, larang dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau
larangan bila dilanggar.
Selain dari pada itu
dalam peraturan pemerintah itu diatur pula tentang tata cara pemeriksaan, tata
cara penjatuhan dan penyampaian hukum disiplin serta tata cara pengajuan
keperatan apabila pegawai negeri sipil
yang dijatuhi hukuman disiplin itu merasa keberatan atas hukuman
disiplin yang dijatukan kepadanya.
Tujuan
hukum disiplin adalah untuk memperbaiki dan mendidik pegawai negeri Sipil yang
melakukan pelanggaran disiplin,oleh karena itu setiap pejabat yang berwenang
menghukum wajib memeriksa lebih dahulu dengan saksama pegawai negri sipil yang
melakukan pelanggaran itu.
Namun pegawai kecamatan diwujudkan disiplin
yang lahir dari sikap patuh telah diwujudkan oleh seluruh lapisan masyrakat
terhadap aturan-aturan, nilai yang berlaku secara nasional, maka akan terwujud
disiplin pegawai dalam kinerja pegawai akan perkemampuan yang tinggi dalam
pelaksanaan kegiatan agar pertanggungjawabkan dengan efektif.
Namun Pegawai
Negeri Sipil kecamatan ibeleh. Dalam Peraturan pemerintah tersebut diatur dengan
kewajiban, larangan, tingkat dan jenis hukuman disiplin bagi Pegawai.
Kewajiban yang harus diikuti oleh setiap Pegawai kecamatan ibele adalah:
1.
Pegawai kecamatan
ibele taat sepenuhnya kepada pancasila,
Undang-undang Dasar 1945. Negara dan Pancasila.
2.
Pegawai Kecamatan ibele
Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan golongan atau diri Sendiri,
serta menghindarkan segala sesuatu yang dapat mendesak kepentingan Negara oleh
kepentingan golongan, diri sendiri, atau pihak lain.
3.
Menjungjung tinggi
kehormatan dan martabat Negara, Pemerintah kecamatan dan Pegawai Negri Sipil
dikecamatan.
4.
Mengangkat dan mentaati
sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil sumpah/janji jabatan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5.
Menyimpan rahasiah
kecamatan ibele dan atau rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya.
6.
Memperhatikan dan melaksanakan segala
ketentuan Pemerintah kecamatan ibele baik yang langsung menyangkut
tugas kedinasannya maupun yang berlaku secara umum.
7.
Melaksanakan tugas kedinasan dengan
sebaik-baiknya dan dengan penuh
pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab.
8.
Bekerja dengan jujur,
tertib, cermat, dan
bersemagnat untuk kepentingan
kecamatan maupun terhadap masyarakat.
9.
Memelihara
dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan dan kesatuan Pegawai
Negeri Sipil dikecamatan ibele.
10.
Segera melaporkan kepada atasannya,
apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan Pemerintah kecamatan, terutama di
bidang keamanan, keuangan dan materil.
11.
Mentaati ketentuan jam kerja.
12.
Menciptakan dan memelihara suasana kerja
sama yang baik.
13.
Menggunakan dan memelihara barang-barang
milik Negara dengan sebaik-baiknya.
14.
Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya
kepada masyarakat menurut bidang tugasnya masing-masing.
15.
Bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana terhadap bawahannya.
16.
Membimbing bawahannya dalam melaksanakan
tugasnya.
17.
Menjadi dan memberikan contoh serta
teladan yang baik terhadap
bawahannya.
18.
Mendorong kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan
kariernya.
19.
Memberikan kesempatan
kepada bawahannya untuk mengembangkan kariernya.
20.
Mentaati ketentuan
peraturan perundang-undangan tentang perpajakan.
21.
Berpakaian rapi dan sopan serta bersikap
dan bertingkah laku sopan santun
terhadap masyarakat, sesama Pegawai Negeri Sipil dikecamatan ibele , dan terhadap atasan.
22.
Hormat menghormati antara sesama warga
negara yang memeluk
agama kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
23.
Menjadi teladan sebagai warga negara yang baik
dalam masyarakat.
24.
Mentaati segala peraturan perundangan dan
peraturan kedinasan yang berlaku.
25.
Mentaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang.
26.
Memperhatikan
dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya setiap laporan yang diterima mengenai pelanggaran disiplin.
27.
Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya setiap laporan yang diterima mengenai pelanggaran disiplin.
a. pemecahan Masalah
1.Alternatif pemecahan masalah kurangnya
pemberian penghargaan dapat dilakukan
beberapa hal antara lain :
a. Meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dengan cara lebih memahami aspek kejiwaan manusia
dengan memperhatikan sebagai kebutuhab penghargaan atas hasil kerja bawahan
serta memahami akan keterbatasan kemampuan seseorang pegawai.
b. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam memberi keteladanan yang dengan
memberikan penilaian pelaksanaan pekerjaan yang tepat pada waktunya.
2.Alternatif pemecahan terhadap masalah-masalah pengawasan
langsung terhadap bawahannya antara lain :
a.
Pimpinan harus meninggalkan budaya atau
rasa enggan untuk menegur atasan, tindakan seperti itu akan menurunkan pimpinan
dihadapan bawahannya, dengan konsekuensi akan menggangu proses pencapaian
tuyuan organisasi di masa mendatang.
b.
Dipihak lain bawahan akan seluruh aparat
pada umumnya harus menghilangkan sikap engga[\i untuk diawasi memberikan sikap teladan
dengan timbal balik yang baik tentu merupakan hal positif yang yang di
kembangkan dan di budayakan selaku aparatur pemerintahan kecamatan ibele, serta menghindari
perasaan malu atau takut jika kesalahannya di ketahui.
3. Alternatif pemecahan terhadap masalah-masalah kurang
atau lemah penerapan sansksi dan atau hukuman disiplin antara lain untuk
Meningkatkan pelayanan pimpinan dalam pengawasan absensi, yaitu dengan
memberiakan contoh melakukan absensi dengan baik dan rutin.
C. Keadaan Yang Di inginkan Dan Upaya Penyelesaian
a. Keadaan yang dinginkan.
Kecamatan ibele pelaksanan strategis program
percanaan dalam upaya mencapai hasil
yang diinginkan selama 5 (lima) Tahun
yang akan datang diperlukan aparatur yang profesional dalam menjalankan tugas
sesuai dengan tugas dan fungsinya yang didukung dengan sarana
prasarana serta tingkat kesejahteraan yang memadai, disamping itu diharapkan
pula perlu memantapkan koordinasi, pelayanan administrasi, penyelenggaraan
pemerintahan serta pelayanan publik berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Disamping itu dalam upaya meningkatkan/memantapkan koordinasi diharapkan untuk
jabatan yang masih kosong dapat terisi yang sesuai dengan standar kompetensinya
dan didukung oleh suatu sistem akuntabilitas kinerja yang memadai.
Dalam mengantisipasi
tantangan kedepan menuju kondisi yang diinginkan, dikecamatan ibele sebagai organisasi yang berada dalam jajaran
Pemerintah Kecamatan yang perlu secara terus menerus mengembangkan peluang dan
inovasi baru.
Perubahan tersebut harus
disusun dalam tahapan yang terencana, konsisten dan berkelanjutan sehingga
dapat meningkatkan Akuntabilitas Kinerja yang berorientasi pada pencapaian
hasil atau manfaat.
Sehubungan dengan itu kecamatan ibele harus mempunyai visi sebagai
cara pandang jauh kedepan tentang ke mana kecamatan ibele ini akan diarahkan
dan apa yang akan dicapai agar dapat eksis, antisipatif, dan inovatif.
b. Visi Dan Misi Kecamatan Ibeleh
1. Visi
Visi merupakan rumusan umum keadaan yang
diinginkan jauh ke depan kearah mana organisasi akan di bawa dengan komitmen
untuk mampu menggerakkan organisasi agar dapat eksis, antisipatif, dan
inovatif.
Gambaran kesuksesan pembangunan yang ingin dicapai ke depan dapat dilihat pada visi pembangunan dengan memperhatikan dinamika lingkungan strategis, aspirasi masyarakat dan pemerintah. Adapun Visi Kantor Kecamat Ibeleh adalah sebagai berikut: “Terwujudnya Pembagunan dan Pelayanan Prima Menuju yang Unggul Pada Pemperdayaan Dan Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Ibele”.
Gambaran kesuksesan pembangunan yang ingin dicapai ke depan dapat dilihat pada visi pembangunan dengan memperhatikan dinamika lingkungan strategis, aspirasi masyarakat dan pemerintah. Adapun Visi Kantor Kecamat Ibeleh adalah sebagai berikut: “Terwujudnya Pembagunan dan Pelayanan Prima Menuju yang Unggul Pada Pemperdayaan Dan Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Ibele”.
Visi tersebut mengandung makna :
- Pelayanan
Prima memiliki makna Kantor Kecamatan Ibele menjadi sentral tempat
pelayanan terbaik bagi pelaksanaan pemerintahan, kegiatan pembangunan dan
pembinaan kesejahteraan masyarakatan.
- Kecamatan
yang Unggul memiliki makna Kecamatan Ibele mampu mengangkat dan
menonjolkan keunggulannya baik dari segi pemerintahan, hasil pembangunan,
dan kegiatan kesejahteraan masyarakatan sehingga tercipta keunggulan
spesifik / terdapat nilai-nilai khusus yang menjadi ciri khas Kecamatan
Ibele.
- Pemperdayaan dan
kesejahteraan masyarakan adalah
proses kegiatan dan waktu yang menunjukkan skala kinerja rencana
pencapaian program / ukuran tercapinya rencana strategis dan program kerja
yang disusun dan penyelenggaraan pelayanan, pembagunan dan pemperdayaan kesejateraan masyarakat
masa akan datang.
Visi tersebut di atas juga
mengandung suatu rangkaian makna yang terjabar pada semua aspek kehidupan
masyarakat, pembinaan pemerintahan, dan peningkatan pembangunan di Kecamatan
Ibele. Visi tersebut juga menunjukkan adanya harapan Kecamatan Ibele agar dapat
maju dan berkembang secara berkelanjutan dan dapat mendukung tercapainya Visi
Kecematan Ibele Kabupaten Jayawijaya.
2. Misi kecamatan ibele.
Misi adalah rumusan umum mengenai
upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi disusun setelah
mengkaji makna visi dan keserasiannya dengan lingkungan strategis yang dihadapi
dengan memperhitungkan kemungkinannya untuk dijabarkan dalam arah kebijakan,
program, prioritas dan pokok-pokok program dan kegiatan. Adapun misi Kantor
Kecamatan Ibele adalah sebagai berikut :
1.
Mengembangkan sistem
pelayanan yang mudah, terukur, dan akuntabel;
2.
Menumbuhkembangkan
kehidupan masyarakat yang demokratis dan transparan berbasis pada
partisipasi aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan kegiatan
pemerintahan, pembangunan dan
memperdayakan kesejahteraan masyarakatan;
3.
Memwujudkan pelayanan,
pembangunan dan memperdayaan kesejahteraan masyarakat.
4.
Mewujudkan keharmonisan
dan keselarasan tugas aparatur kecamatan Ibele berdasarkan proporsi tugas dan
kewenangan dengan kapabilitas yang dimiliki.
5.
Membangun mekanisme
pelayanan secara terintegritas;
6.
Mengembangkan seluruh
potensi Kantor Kecamatan Ibeleh dalam rangka mendukung tercapainya visi dan
misi Kantor Kecamatan Ibele kabupaten jayawiyaja.
3.Tujuan
Tujuan
Kecamatan Ibele merupakan sesuatu strategis kegiatan yang akan dicapai
(dihasilkan) pada kurun waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun ke depan. Tujuan
tersebut ditetapkan dengan mangacu pada pernyataan visi dan misi serta
didasarkan pada isu-isu dan analisi strategis. Selain itu tujuan tidak harus
dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat menunjukkan suatu
kondisi yang inginkan dicapai pada masa akan datang. Diharapkan tujuan akan
mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan guna
merealisasikan misi.
Dengan demikian tujuan merupakan
penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang ditetapkan dengan
memperhatikan faktor-faktor penentu keberhasilan dari hasil analisis yang
memadai terhadap lingkungan baik internal maupun global.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka
ditetapkan tujuan yang akan di capai Kantor Kecamatan Ibele sebagai berikut :
a.
Mewujudkan pelayanan
prima kepada masyarakat
b.
Mewujudkan pelayanandan
pembagunan serta pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat
c.
Meningkatkan
pengelolaan dan pelayanan administrasi kegiatan pemerintahan, pembangunan dan
pemberdayaan masyarakatan.
d.
Mendorong terciptanya
pemberdayaan masyarakat khususnya perencanaan, pelaksanaan yang bersifat
partisifatif, dan pengawasan terhadap kegiatan pemerintahan, pembangunan dan
pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakatan;
e.
Mendorong terciptanya
sinergitas pelaksanaan tugas dengan unit kerja lainnya secara vertikal maupun
secara horizontal.
4. Sasaran
Sasaran merupakan penjabaran dari
tujuan, dapat terukur tentang apa yang akan di capai atau dihasilkan. Fokus
utama sasaran adalah tindakan dan alokasi sumber daya dalam kegiatan
pemerintahan kecamatan ibele yang bersifat
spesifik, dapat diukur, dinilai dan dapat dicapai dengan berorientasi pada
hasil yang dicapai dalam kurun waktu tertentu.
Sebagai penjabaran tujuan yang ingin dicapai Kantor Kecamatan Ibele maka sasaran yang merupakan kondisi ideal yang diharapkan dapat tercipta sebagai hasil dari akumulasi rangkaian kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan visi dan misi Kantor Kecamatan ibele kabupaten jayawiyaja adalah :
Sebagai penjabaran tujuan yang ingin dicapai Kantor Kecamatan Ibele maka sasaran yang merupakan kondisi ideal yang diharapkan dapat tercipta sebagai hasil dari akumulasi rangkaian kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan visi dan misi Kantor Kecamatan ibele kabupaten jayawiyaja adalah :
- Terwujudnya
sistem pelayanan prima di Kantor Kecamatan Ibele yang berorientasi kepada
masyarakat.
- Terwujudnya
sistem pelayanan administrasi pemerintahan , pembangunan dan pemberdayaan serta kesejahteraan
masyarakatan yang partisifatif, responsive dan akuntabel.
- Terwujudnya
prakarsa masyarakat dan optimalisasi kearifan lokal dalam pelaksanaan kegiatan
perencanaan pelaksanaan dan pengawasan terhadap kegiatan pemerintahan,
pembangunan dan pemberdayaan serta kesejahteraan masyarakatan di wilayah Kecamatan Ibele.
- Terwujudnya
optimalisasi koordinasi antar SKPD sehingga mampu bersinergi dalam pelaksanaan
tugas, baik secara vertical maupun secara horizontal dalam mendukung
terciptanya mekanisme pembangunan, pelayanan dan pemberdayaan
kesejahteraan masyakat di Kecamatan Ibele.
C. Upaya penyelesaian tugas kecamatan ibele
menurut kamus besar bahasa Indonesia (1998: 1250)
adalah upaya (daya) termasuk dalam kegiatan ini adalah segala bentuk daya yang
ada dan telah dilaksanakan oleh lembaga untuk mencapai sasaran atau tujuan”.
Jadi upaya menurut peneliti adalah upaya yang dilakukan
oleh aparat kecamatan ibele dengan segala daya dalam rangka mencapai tujuan
yang diinginkan oleh suatu lembaga dalam membuat suatu kebijakan. Untuk
mencapai sebuah tujuan maka dibuatlah rencana oleh para pejabat atau aparat
pemerintah kecamatan, ibele akan meningkatkan hasil kerja pegawai yang permutu
baik secara menjeluruh unutuk mencapai tujuan efesien dan efekti, misalnya
pembinaan dan pegawasan oleh camat upaya pemerintah kecamatan dalam hal ini
adalah suatu usaha yang dilakukan oleh aparat pemerintah kecamatan dengan
segala daya yang dimiliki dalam rangka mencapai tujuan. Agar sebuah tujuan
dapat tercapai maka pemerintah kecamatan harus membuat suatu kebijakan yang
berupa pemberdayaan dan kesejahteraan akan baik.
Penyusun hanya mengambil upaya pemerintah
kecamatan Ibele yang mengarah kepada pembinaan dan pengawasan secara meyeluruh.
Sehingga dengan adanya upaya oleh suatu pemerintah kecamatan ibele,
mudah-mudahan dapat tercapai hasil kinerja dan terwujud dalam pembangunan
masyarakat desa yang adil, makmur dan sejahtera.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Setelah penulis menguraikan permasalahan yang dihadapi
serta usaha pemecahannya dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja pegawai Kecamatan Ibele
para pegawai dalam melaksanakan tugasnya profesional, maka dengan ini penulis
menarik suatu kesimpulan.
Berdasarkan uraian diatas yang telah dikemukakan pada
bab-bab dimuka, maka kesimpulan yang dapat dikemukaan adalah sbb:
- Bagian
Personalia Organisasi sebagai organisasi yang merupakan wadah kegiatan sekelompok orang yang
produktivitas kerja pegawai sama
untuk mencapai tujuan, dimana lazimnya setiap organisasi Kecamatan Ibele
memiliki perbedaan sudut pandang dari anggotanya, karena perbedaan watak,
sifat, persepsi dan tingkah laku seseorang camat dan para pegawai,
perbedaan juga terjadi diantara anggotanya karena tiap pribadi mempunyai
kepentingan sendiri.
- Melihat
keadaan pada Bagian kepemimpinan di kecamatan ibele masih kurangnya pemberian motivasi
sehingga mengakibatkan interaksi manusia dalam organisasi saling curiga,
tercipta hubungan yang kurang harmonis, kurang bergairah dan kurang
bersemangat.
-
65
- Masih
kurangnya keterampilan yang dimiliki oleh karyawan Bagian Personalia
karena hampir tidak adanya program pelatihan khusus, misalnya
komputerisasi.
- berpengaruh kuat, positif, dan signifikan terhadap produktivitas
Kerja
pegawai kecamatan melakukan Pembinaan mempunyai kontribusi yang cukup
tinggi terhadap produktivitas Kerja pegawai kecamatan ibele.
B.
Saran - Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut penulis mengemukakan
saran-saran sebagai berikut:
1.
Hendaknya pimpinan organsiasi selalu memperhatikan bahwa ada hubungan antara atasan dengan bawahan dan
selalu memelihara sistem kerja yang aman dan tenteram, baik untuk pimpinan
maupun bawahannnya sehingga pegawai dapat tumbuh kedisiplinan yang tinggi.
2.
Hendaknya pimpinan selalu melihat pengaruh psikologis dalam setiap
pemberian jabatan, karena usaha ini akan bermanfaat untuk menjaga kecemburuan
sosial bagi para karyawannya. Oleh karenanya dalam setiap usaha untuk
penembatan suatu jabatan perlu diperhatikan adanya senioritas dan kemampuan.
3.
Pimpinan harus berusaha untuk mengetahui kebutuhan bawahannya, karena ini sebagai umpan balik dalam
pemberian motivasi.
4.
Hendaknya pimpinan dalam menempatkan pegawai dalam jabatannya sesuai
dengan latar belakang pendidikan dan kecakapan serta keterampilan yang
dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku .
Armstrong, Michael. 1999. Manajemen
Sumber Daya Manusia Stratejik, alih bahasa: Cahayani. Gramedia Pustaka.
Jakarta
Bambang Kusriyanto.1991 meningkatkan produktivitas seri manajemen no. Lembaga pendidikan dan
pengembagan manajemen : jakarta.
Kartono kartini 2006 pemimpin
dan kepemimpinan, PT. Raja grafindo persada, jakarta.
Safari, Triantoro. 2004. Masalah – Masalah Kepemimpinan. Jakarta
: PT. Gramedia
Ermaya
Suradinata Ermaya, 1997. Pemimpin dan
Kepemimpinan Pemerintahan
(Pendekata Budaya Moral, dan
Etika), Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Sutarto, 2006. Dasar-Dasar
Kepemimpinan Administrasi,
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Hadari Nawawi
dan M Martini Hadari, 2006. Kepemimpinan
yang efektif Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Haryati,
Sr, Setiajeng, Tedi Sudrajat.2008, Hukum Kepegawaian, Penerbit Obor.
Jakarta
Kartini Kartono Kepemimpinan
dan Prilaku Organisasi. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada. 2006. P.19
Panji Anoraga. Dinamika Koperasi Bandung: Penerbit
Rineka Cipta.1998
Hersey dalamWibowo, Manajemen Kinerja :PT Rajg Grafindo
Persadap,2007
Ermaya
suradinata, kepemimpinan pemerintahan. jakarta: PT. vidcodata. 2000.
|
Soedarjat 1993. Kapita
Selekta Manajemen Dan Kepemimpinan Serta Imlementasinya.Jakarta : Ind Hill
Co.
Sedermayanti.2011 tata kerja dan
produktivitas kerja catatan kedua 2011 haletiga bandung, CV. Madar maju.
j.ravianto, 1998. produktivitas dan tenaga
kerja indonesia, lembaga SIUP, jakarta.
judianto
1992. kamus umum bahasa indonesia, penerbit M 2 S, bandung.
B. Dukumen .
Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2008 tenta
Lampiran I: Pertannyaan
Variabel Kepemimpinan Camat
Petunjuk
pengesian:
1. Berikut
ini terdapat sejumlah pernyataan mengenai Kepemimpinan Camat
(X), dan Produktivitas Kerja
Pegawai
(Y). Setiap penyataan disertai dengan 4 (empat) alternatif jawaban.
2. Semua
jawaban yang tersedia adalah benar.
3. Saudara/i
diharapkan membaca setiap pertanyaan dengan teliti.
4. Pilihlah
satu alternatif jawaban yang paling sesuai menurut bapak/ibu dikantor kelurahan
kebagusan dengan memberi tanda contreng (√) pada kolom jawaban atau masukan
angka-angka yang telah disediakan yang memiliki arti sebagai berikut : SS =
sangat setuju, S = setuju, TS = tidak setuju, dan STS = sangat tidak setuju.
Biodata Responden:
Nama Lengkap : …………………………………………….………………
Tempat /Tgl. Lahir : ……………………………………………...………..........
Pria/Wanita :
................................................................................…......…
Tanda
Tangan :
.......................................................................................……
|
Variabel
Kepemimpinan Camat (X)
No
|
Pertanyaan
tentang kepemimpinan lurah
|
Tingkat persetujuan
|
|||
SS
|
S
|
TS
|
STS
|
||
1.
|
Kepemimpinan
camat kelihatan dari seberapa besar peran camat dalam menjalankan tugasnya
|
|
|
|
|
2.
|
sebagaimana
peranan kepemimpinan camat dalam meningkatkan kerja pegawai kecamatan
|
|
|
|
|
3.
|
Kamat
memberi peran cukup besar kepada anak buahnya
|
|
|
|
|
4.
|
Kecamatan
selalu membimbing pegawainya dalam menjalankan tugas masing-masing
|
|
|
|
|
5.
|
Bimbingan
yang diberikan camat kepada pegawainya diberikan secara teratur dalam waktu
yang telah dijadwalkan.
|
|
|
|
|
6.
|
Adanya
bimbingan oleh camat dapat meningkatkan kinerja pegawainya.
|
|
|
|
|
7.
|
bagimanakah
tugas dan fungsi camat selama meningkatkan prestasi kerja pegawai kecamatan
ibele
|
|
|
|
|
8.
|
Tahap penggerakan atau
pelaksanaan kerja merupakan pelaksanaan manajemen yang penting
|
|
|
|
|
9.
|
Kepemimpinan
camat dalam meningkatkan secara tercermin dari penggerakan yang dilakukannya
|
|
|
|
|
10
|
Tujuan
yang telah ditetapkan camat tidak akan tercapai bila tidak ada penggerakan
dari rencana yang telah dibuat.
|
|
|
|
|
11
|
Dalam
penggerakan diperlukan pegawai yang teguh pada tujuan yang ingin dicapai
|
|
|
|
|
12
|
Dorongan dan
pengarahan camat kepada
pegawainya selalu dikerjakan oleh pegawai
|
|
|
|
|
13
|
Semangat
kerja merupakan kondisi yang harus dijaga kecamat supaya
kinerja pegawainya terjaga.
|
|
|
|
|
14
|
camat mengawasi
kerja yang dilakukan pegawainya secara keseluruhan.
|
|
|
|
|
15
|
Pengawasan
dilakukan kepemimpinan
camat semenjak perencanaan, pengorganisasian, penggerakan
program kerja kecamatan
|
|
|
|
|
Lampiran II : Pertannyaan “Variabel Produktivitas
Kerja Pegawai”
Petunjuk Pengesian:
1. Berikut
ini terdapat sejumlah pernyataan mengenai Kepemimpinan Camat (X), dan Produktivitas Kerja Pegawai (Y). Setiap
penyataan disertai dengan 4 (empat) alternatif jawaban.
2. Semua
jawaban yang tersedia adalah benar.
3. Saudara/i
diharapkan membaca setiap pertanyaan dengan teliti.
4. Pilihlah
satu alternatif jawaban yang paling sesuai menurut bapak/ibu dikantor kelurahan
kebagusan dengan memberi tanda contreng (√) pada kolom jawaban atau masukan
angka-angka yang telah disediakan yang memiliki arti sebagai berikut : SS =
sangat setuju, S = setuju, TS = tidak setuju, dan STS = sangat tidak setuju.
Biodata Responden:
Nama Lengkap : ……………………………………………………………
Tempat /Tgl. Lahir : ……………………………………………………..........
Pria/Wanita :
............................................................................…......…
Tanda
Tangan :
............................................................................
Variabel
Produktivitas Kerja Pegawai (Y)
No
|
Pertanyaan Tentang Produktivitas Kerja Pegawai
|
Tingkat
Persetujuan
|
|||
SS
|
S
|
TS
|
STS
|
||
1
|
Hasil
kerja pegawi sangat bergantung pada bagian unit kerja memberikan motivasi
kepada para pegawai
|
|
|
|
|
2
|
Unit
kerja memberikan dorongan yang baik untuk mengembangkan kemampuan pegawai
|
|
|
|
|
3
|
Mematuhi
peraturan yang berlaku dalam unit kinerja dapat mengetahui tingkat
produktifitas kerja pegawai
|
|
|
|
|
4
|
Perubahan
dalam peraturan kerja dapat membengaruhi hasil kerja mencapai efektif
|
|
|
|
|
5
|
Penembatan
kerja pegawai sesuai dengan keahliannya untuk meningkatkan hasi kinerja
pegawai keamatan
|
|
|
|
|
6
|
Pencapaian
sasaran kinerja pegawai Kecamatan dapat menghailkan terwujudnya dengan baik.
|
|
|
|
|
7
|
Pimpinan
selalu puas dengan hasil kerja yang telah dicapai tujuan tiap hari
|
|
|
|
|
8
|
Atasan
memiliki IPTEK yang lebih dari pegawainya untuk menujang dalam menetukan
kebijakan
|
|
|
|
|
9
|
Kemampuan
kinerja pegawai dapat menyelesasikan pekerjaan dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas para pegawai
kecamatan
|
|
|
|
|
10
|
Perlu
ditetapkan dasar keagamaan untuk semua pegawai untuk pengendalian diri dalam
meningkatkan hasil kinerja yang efektif
|
|
|
|
|
11
|
Tingkat
pendidikan dapat dipengaruhi hasil dalam menjelesaikan pekerjaan
|
|
|
|
|
12
|
HasilKerja
pegawai Kecamatan menjadi tanggungjawab semua pegawai Kecamatan
|
|
|
|
|
13
|
Melaksanakan
tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan menjadi tujuan dari Kecamatan
yang baik.
|
|
|
|
|
14
|
Memegang
teguh tujuan yang hendak dicapai
yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat sebaik mungkin.
|
|
|
|
|
15
|
Pegawai
Kecamatan memiliki semangat kerja
dalam menjalankan tugasnya
|
|
|
|
|
Lampiran IV:
PETA KECAMATAN IBELE
[2]
Armstrong, Michael. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia Stratejik, alih bahasa: Cahayani.
Gramedia Pustaka. Jakarta
[3] Kartono kartini 2006 pemimpin
dan kepemimpinan, PT. Raja grafindo persada, jakarta
[5] Ermaya Suradinata Ermaya, 1997. Pemimpin dan Kepemimpinan Pemerintahan (Pendekata
Budaya Moral, dan Etika), Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
[7] Hadari Nawawi dan M
Martini Hadari, 2006. Kepemimpinan yang
efektif Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
[8] Haryati, Sr, Setiajeng, Tedi
Sudrajat.2008, Hukum Kepegawaian, Penerbit Obor. Jakarta
[10] I pd p.9
[11]
j.ravianto, produktivitas dan tenaga kerja indonesia, lembaga SIUP, jakarta,
1998. Hal 129).
[12]
judianto kamus umum bahasa indonesia, penerbit M 2 S, bandung 1992.)
[13] Bambang Kusriyanto meningkatkan produktivitas seri manajemen
no. Lembaga pendidikan dan pengembagan manajemen : jakarta 1991. Hal 2
[14] Kartini Kartono Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2006.
P.19
[15]Panji Anoraga. Dinamika Koperasi Bandung: Penerbit Rineka Cipta.1998. p.17
[18] Soedarjat 1993. Kapita Selekta Manajemen Dan Kepemimpinan
Serta Imlementasinya.Jakarta : Ind Hill Co.
Teken in op:
Plasings (Atom)