Woensdag 29 Januarie 2014


PENGARUH PROFESIONALITAS KEPEMIMPINAN CAMAT


 




Peran kepemimpinan camat dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai dIKeCAMATAN ibele, Kabupaten jayawijaya, provinsi papua

Disusun Oleh
                                                      Nama :  hugi lokon
                                                      Npm  : 11401003


Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu  syarat guna
 memperoleh gelar sarjana strata satu (Sl)
jurusan administerasi  negara 


SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI NEGARA STIA -YAPPANN
JAKARTA
2013


halaman pengesahan
Diterima  disetujui untuk dipertahankan




Pembimbing Skripsi


Drs.H. Noor Syarief  MM.



Mengetahui
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI YAPPANN
JAKARTA



Ketua STIA YAPPANN                                        Ketua Jurusan Adm. Negara




Prof Dr Kartomo W MA                                        Nenden Sugiarti, S,Sos. M.Si.



NAMA                  :      IRIN E. MOSIP 
NPM                     :      11401003.
  juduL   : PERANAN KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM  MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KECAMATAN IBELE KABUPATEN JAYAWI JAYA PROVINSI PAPUA.
Xi +74 Halaman 2013

ABSTARA SKRIPSI DAN OUTLINE
pencapaian untuk memperoleh gelar strata satu sarjanan ilmu admenisterasi negara stia-yapann jakarta selatan, maka penulis melakukan penelitian dengan judul tersebut diatas dengan tujuan untuk mengetahui dan membahas penyelenggaraan Peranan Kepemimpinan Camat Dalam Meningkatkan produktivitas Kerja Pegawai Kecamatan Ibele .
penelitian ini mengunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus merupakan penelitian sosial bersifat eksploratif mendalam tetapi tidak meluas dengan tujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang proses penjusunan skripsi ini. Dalam  isi skripsi terdiri dari empat bab, bab satu berisi latarbelakang permasalahan, masalah pokok skripsi, hopotesa, tujuan penelitian, metode penelitian, Pembabakan skripsi. Serta bab dua berisi tentang landasan teori, bab tiga berisi tentang tinjauan umum organisasi pemerintahan kecamatan ibele kabupaten jayawijaya , bab empat berisi tentang analisa pembinaan pegawai kecamatan ibele dan gambaran umum  lokasi penelitian kecamatan ibele dan bab v berisi tentang kesimpulan dan saran.
Melalui penyelenggaraan peranan kepemimpinan camat diharapkan bahwa tanggung jawab tugas dan fungsi senantiasa memelihara dan meningkatkan hubungan kelurahan sapai kecamatan dengan kabupaten adanya melaksanankan kerjasama dengan organisasi-organisasi kecamatan dalam rangka memperjuangkan kepentingan urusan pemerintahan kecamatan ibele.            Dalam rangka penerapan dan menyukseskan Jabatan Fungsional dikecamatan diperlukan kesungguhan dari semua pihak baik dalam penyediaan sarana dan prasarana serta adanya peluang  untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi kecamatan menjadi hasil guna.
Oleh sebab itu dalam penulisan ini kami mencoba membahas mengenai peran serta pihak yang terlibat dalam penyelenggaran produktivitas kerja pegawai kecamatan di lingkungan kecamatan ibele dengan meningkatkan pembangunan segalah bidang sesuai dengan urusan tugas dan fungsinya yang mempunyai peran yang pemimpin dikecamatan ibele sebagai pemimpin yang penting dalam mendorong bawahan agar mengabdi kepada negara dan mengadi kepada masyarakat.
Oleh karena terbatasannya waktu penyajian penulisan dan pengetahuan yang terbatas maka masih banyak kendala hambatan dan kekurangan dalam penulisan  sebagai akibat baru terbitnya  Keputusan Menteri pada bulan juni  dan September tahun 2013, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca diharapkan agar dikemudian hari tulisan ini dapat bermanfaat. [1]

KATA PENGANTAR
     Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat TuhanYang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah serta maka penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dalam upaya untuk memenuhi salah satu syarat di dalam Ujian Negara Strata Satu jurusan Administrasi Negara) pada Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIAYAPPANN) Jakarta.
     Penulis menyadari bahwa tugas pelaksanaan penyusunan Skripsi ini dirasakan      cukup berat, tetapi dengan tekad dan kemauan yang keras serta berbagai bantuan dari berbagai pihak, maka Skripsi dapat diselesaikan tepat pada waktunya yang mengambil topik “PERAN KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DIKECAMATAN IBELE KABUPATEN JAYAWIYA PROVINSI PAPUA”
     Penulis  menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi masih terdapat berbagai kelemahan disana-sini, oleh karena itu penulis akan sangat berterima kasih apabila ada berbagai saran konstruktif dalam penyempurnaan Skripsi ini, sehingga skripsi ini mendekati kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan.
     Dalam kesempatan ini kiranya tidaklah berlebihan apabila pada kesempatan inl penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.    Bapak Drs H.Noor syarief, MM. Ketua YAPPANN Jakarta.
2.    Bapak  Prof Dr Kartomo W MA  , Ketua Sekolah Tinggi Ilmu  Administrasi YAPPANN Jakarta
3.    Bapak  Dr, jumanta, M. Pd, M.Si. wakil ketua 1. (satu) bidang akademik YAPPANN jakarta.
4.    Ibu Nenden Sugiarti, S,Sos. M.Si Ketua progeram ilmu Administrasi       Negara  STIA YAPPANN  Jakarta
5.    Elias mosip S. IP sebagai camat, kecamatan ibele kabupaten jayawijaya
6.    Bapak-bapak  dan Ibu Dosen serta Staf Sekretariat STIA -YAPPANN
7.    Kedua Orang tua tercinta ayah dan ibu yaitu yoel E. mosip dan samaria aspalek serta ketiga adiknya yang banyak membantu baik moral maupun material serta doa kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Jika dalam hal ini teman –teman membantu   memberikan  dukungan semangat,  serta saran-saran yang begitu membagun dari teman-teman yang seperjuang.
 Dengan  bantuan  tersebut diatas, penulis hanya dapat memohon kepada   Tuhan Yang Maha Esa semoga mendapatkan balasan yang setimpal, sehingga Skripsi ini dapat bermanfat bagi  perkembangan IImu Administrasi
                                                                                           Jakarta, Juli 2010
                                                                                                     Penulis



                                                                                          hugi ferons lokon
                                                                                          NPM : 11401003
D  A F T A R   I S I
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................     i
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................    ii
ABSTRAKS.......................................................................................................   iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................    v
DAFTAR ISI ..........................….......................................................................   vii
DAFTAR TABEL..............................................................................................   ix
DAFTAR GAMBAR........................................................................................    x
DAFTA LAMPIRAN ......................................................................................     xi

BAB I  PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Permasalahan .......................................................      1        
B. Masalah Pokok Skripsi .......................………………....................     9 
C. Hipotesa ......................………………............................................    10 
D. Tujuan Penelitian .............................................................................   12
E.  Metode Penelitian ...........................................................................   12
F. Pembabakan Skripsi  ........................................................................   13

BAB II  LANDASAN TEORI
A. Pengertian kepemimpinan...............................................................   15  
B.  Pengertian kecamatan……………………………………….........   18
C. Pengertian produktivitas ................................................................    22
D. pengertian kerja ..............................................................................   23
e. pengertian pegawai …………………..........………….…................  24



BAB III TINJAUAN  UMUM  ORGANISASI
A. Perkembangan organisasi  ..............................................................   26
B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi kecamatan  ........................   28
C. Tata Kerja  pegawai kecamatan.......................................................   34
D.  Hubungan Intern dan Ekstern ........................................................  38

BAB IV   ANALISA PEMBINAAN PEGAWAI KECAMATAN
A. Gambaran Umum Keadaan Sekarang Lokasi Penelitian..............   40
B. Analisis  Pembinaan Pemimpin kecamatan……........…..............    47
C.  Masalah Displin Pegawai yang dihadapi ……………................   51
D. Keadaan Yang Diinginkan dan Upaya Penyelesaian ..................   58

BAB V  KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .....................................................................................   65
B.  Saran-saran .....................................................................................   66
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................    67
LAMPIRAN......................................................................................................   68
RIWAYAT HIDUP  PENULIS.................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1:  Jumlah Penduduk  Berdasarkan Jenis Kelamin Dikecamatan Ibeleh Sembanyak 10 Kepalah Desa / RW..................................................                                                     41
Tabel 1.2: Daftar Jumlah pegawai kecamatan ibele............................................   46
DAFTAR  GAMBAR
Gambar 1.1: Stuktur  Organisasi Kantor  Kecamatan  Ibele.............................   73
Gambar 2. 1: peta kecamatan ibele ...................................................................   74




























DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. Pertannyaan Variabel Kepemimpinan Camat...........................          69
Lampiran II Pertannyaan “Variabel Produktivitas Kerja  Pegawai..............          70

  
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam  berbagai  literatur  diketahui  bahwa  peranan  kepemimpinan   di distrik Ibeleh sebenarnya  sudah  banyak  yang  mengalami   perubahan  yang  cukup  berarti  sejak  masa  orde  baru  sampai  sekarang,  Namun  pada  akhir-akhir  ini  perkembangannya  ternyata  mengalami  stagnasi  dan  cenderung  kembali  kepada  peranan  kepemimpinan  di  masa  orde  baru  dikarenakan  situasi  dan  kondisi  yang  berkembang  di  masyarakat   saat  ini.  Untuk  menghindari  komplikasi  yang  terjadi,  maka  peranan kepemimpinan  camat  berubah  ke  arah  dalam   atau  lebih  tepat  lagi  ke  arah  yang  lebih  proteksi  diri  daripada  peranan  kepemimpinan  yang  keluar  atau  terbuka.  Perubahan-perubahan  peranan  kepemimpinan  yang  demikian  itu  menarik  untuk  dikaji  lebih  lanjut  sehingga  pada  akhirnya  hasilnya dapat  dibuat  suatu  organisasi kepemimpinan  camat  yang  mampu  mencari  problem  solving  (sebagai  inti  dari  kepemimpinan  itu  sendiri)  dan  sekaligus  menjawab  tantangan  berbagai  persoalan.
1.
 
Seorang  pemimpin  di  dalam  melaksanakan  kepemimpinan  haruslah  memiliki  kriteria-kriteria  yang  diharapkan,  dalam  arti  seorang  pemimpin  harus  memiliki  kriteria  yang  lebih  dari  pada  bawahannya  misalnya  jujur,  adil,  bertanggung  jawab,  loyal,  energik,  dan  beberapa  kriteria-kriteria  lainnya.  Kepemimpinan  merupakan  sebuah  hubungan  yang  kompleks,  oleh  karena  berhadapan  dengan  kondisi-kondisi  ekonomi,  nilai-nilai  sosial budaya  dan  pertimbangan  politis.  Bennis  dalam  Kartono,  (1999: 75)  memberi  batasan  kepemimpinan  sebagai “ the  process by  which  an  agent  induces  a  subordinate  to  behave  in  a  desired  manner  (proses  yang  digunakan  seorang  pejabat  menggerakkan  bawahannya  untuk  berlaku  sesuai  dengan  cara  yang  diharapkan).
Dari  definisi  di  atas  dapat  dinyatakan  bahwa  kepemimpinan   adalah  merupakan  proses  mempengaruhi  atau  menggerakkan  bawahan  (followers)  agar  mau  melaksanakan  apa  yang  diinginkan  atau  diharapkan  oleh  pimpinan  tersebut.  Oleh  karena  pentingnya  peranan  kepemimpinan  di  dalam  kehidupan  organisasional,  ada  pakar  yang  menyebut  bahwa  “Leadership  is  getting  things  done  by  the  others”.
Kepemimpinan  adalah  suatu  proses  dimana  pimpinan/pemimpin  dapat  mempengaruhi  bawahannya/orang  lain,  agar  bawahan/orang  lain  tersebut  mau  melakukan  apa  yang  diinginkan  oleh  pimpinan/pemimpin  tersebut.  Peranan kepemimpinan  camat adalah  cara  yang  digunakan  pimpinan/pemimpin  dalam  mempengaruhi  bawahan/orang  lain,  agar  tercapai  apa  yang  diinginkannya.  Kemampuan hasil  kerja kecamatan  yang  nyata  diperoleh  oleh  tenaga  kerja  yang  didasari  sikap  mental  yang  patriotik  yang  menganggap  bahwa  hari  ini  harus  lebih  baik  dari  hari  kemarin  dan  hari  esok  harus  lebih  baik  dari  hari  ini.  Cara-cara kerja  hari  ini  harus  lebih  baik  dari  cara-cara  kerja  kemarin,  dan  cara-cara  kerja  hari  esok  harus  lebih  baik  dari  cara-cara  kerja  hari  ini.
maka meningkatkan  Produktivitas  kerja, kepemimpinan  situasional  adalah  gaya  yang  paling  sesuai  diterapkan  seorang  pemimpin/pimpinan  saat  ini,  mengingat  bahwa  penerapan  gaya  ini  disesuaikan  dengan  tingkat  kematangan  bawahan/pengikut.  Hal  ini  didasari  asumsi  bahwa  setiap  bawahan/orang  lain  akan  memiliki   tingkat    kematangan  yang  berbeda  satu  sama  lain.
Namun  permasalahan  kinerja  pemerintahan kecamatan ini  menjadi  dasar  acuan  bagi  pemimpin,  lalu  bagaimana  kepemimpinan  tersebut  dapat  memenuhi  keinginan  masyarakat   untuk  memperoleh  kinerja  pemimpin yang  baik,  dengan  dukungan  para  pegawai  yang  merupakan  bagian  penting  dalam  pencapaian  penyelengkaraan kinerja  suatu organisasi kecamatan  yang  sukses, seperti  pendapat  Keith  Davis  (1997: 205)  kepemimpinan  adalah  pola  perilaku  dan  strategi  yang  disukai  dan  sering  diterapkan  oleh  seorang  pimpinan. Oleh sebab itu peranan Kepemimpinan   juga  menunjukkan,  secara  langsung  maupun  tidak  langsung,  keyakinan  seorang  pimpinan  terhadap  kemampuan  bawahannya.  Jadi  kepemimpinan  adalah  perilaku  dan  strategi,  sebagai  hasil  kombinasi  dan  falsafah,  keterampilan,  sifat,  sikap,  yang  sering  diterapkan  seorang  pimpinan  ketika  ia  mencoba   mempengaruhi   kinerja  bawahannya.
Kepemimpinan  pada  intinya  merupakan  proses  mempengaruhi  orang  lain dalam  mencapai   tujuan  yang  telah  ditetapkan.  Pengertian  ini  menekankan  pada  kalimat  mempengaruhi  orang  lain,  yang  didalamnya  mengandung  unsur  hubungan,  proses,  dan  kegiatan.  Untuk  mencapai  tujuan  bersama,  seorang  pemimpin  perlu  menggunakan  berbagai  cara.  Cara-cara  tersebut  biasanya  diwujudkan  dengan  memberi  petunjuk,  mengarahkan,  dan  membina  untuk  melakukan  berbagai  aktivitas  yang  berhubungan  dengan  tugas  dan  tanggung  jawabnya.  Oleh  karena  itu,  seorang kepemimpinan  dinyatakan  sebagai  usaha  mempengaruhi  orang  lain  untuk  mencapai  tujuan  kelompok.
Pemimpin atau manajer yang efektif tidak hanya mempengaruhi bawahannya, tetapi ia juga mampu menjamin bawahannya mencapai pelaksanaan kerjanya yang terbaik. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa keberhasilan seorang pemimpin dapat dilihat dari kemampuan untuk mempengaruhi bawahannya untuk senantiasa mentaati apa yang menjadi harapan organisasi. Kepemimpinan pada era globalisasi yang sarat dengan tantangan, persaingan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), jika pemimpin memiliki keunggulan yang kompetitif dalam memimpin suatu organisasi. Pemimpin tersebut tidak akan dapat menjalankan organisasinya secara efektif dan efisien, apabila dalam penyelenggaraan tugas pemimpin mempunyai suatu keahlian. Penyelenggaraan tugas pemimpin dapat mencapai hasil yang baik, apabila adanya peningkatan kualitas profesionalisme pemimpin yang mampu Pemimpin unit organisasi mempunyai peranan yang sangat strategis guna mengarahkan, membimbing dan mendorong kinerja bawahan dalam pelaksanaan tugas yang telah digariskan oleh organisasi, sehingga pelayanan pemimpin dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan akuntabel. Hal tersebut dapat diwujudkan, apabila pada setiap pemimpin unit organisasi menggunakan kepemimpinan yang efektif dan efisien
Dengan demikian Pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, menjadi kewajiban pemimpin unit organisasi. Pemimpin unit organisasi mempunyai peranan yang sangat strategis guna mengarahkan, membimbing dan mendorong kinerja bawahan dalam pelaksanaan tugas yang telah digariskan oleh organisasi kecamatan, sehingga pelayanan masyarakat dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan akuntabel. Hal tersebut dapat diwujudkan, apabila pada setiap pemimpin unit organisasi menggunakan kepemimpinan yang efektif dan efisien.
Peranan Kepemimpinan menyangkut proses mempengaruhi sosial dengan pengaruh yang disengaja digunakan oleh seseorang terhadap orang lain untuk mengorganisir kegiatan–kegiatan dan hubungan–hubungan dalam organisasi. Dalam kepemimpinan camat yang paling penting adalah menginterpretasikan peristiwa-peristiwa, memetakan jalannya organisasi, membangun  kerja sama antar anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sekecil apapun organisasi, peranan pemimpin sangat dominan dalam menciptakan, mengembangkan, memelihara dan meningkatkan kerja sama baik vertikal, horizontal maupun diagonal. Hal tersebut  mempengaruhi semua bawahan atau pengikut agar dapat memberikan pengabdian untuk mencapai tujuan organisasi. Kesulitan  oleh  para  pemimpin  untuk  menjadi  agen   perubahan  bukan  terletak  kepada  cara  bagaimana  memperoleh  konsep  dan  keterampilan  pribadi  yang  baru,  namun  lebih  disebabkan  oleh   ketidak pedulian pemimpin  menghindarkan  kebiasaan  tidak  baik  yang  dimilikinya.  Mereka  lebih  menikmati  kekuasaan   sebagai  kepala  atau  komandan  yang  bisa  memaksakan   kemauan   sendiri,  ketimbang   memanfaatkan  peluang  yang  ada  untuk  menggunakan  wewenang   yang   melekat   itu   demi   memuaskan  kepentingan  umum,   kepemimpinan  yang  baik  adalah  pimpinan  yang   memberikan   perlindungan  baik  internal  maupun  eksternal,  bila   melihat   dan   mencerna   fungsi  kecamatan  sebagai  fungsi  pelayanan  publik  maka   pimpinan   kecamatan   tidak   hanya  milik  internal  (pegawai  atau  organisasi)   tapi  camat  sebagai  pimpinan wilayah  adalah  milik  semua  pihak,  bertugas  dan  bertanggung  jawab  atas  nama  pemerintah   untuk   memberikan  pelayanan,  namun  sisi  operasionalisasi  tentunya  bukan  tanpa  hambatan,  salah   satu   hambatan   terbesar  adalah  bagaimana penciptaan  lingkungan  yang bersih (Good Governance) dalam tata kelola pemerintahan  daerah,  mengingat  masyarakat   sebagai   stackholder   terus   menerus dan   menghendaki  wajah  pemeintah kecamatan  di   seluruh  lapisan  mejadi  bersih.
Kepemimpinan memegan peranan yang penting dalam pencapaian tujuan organisasi,  Jika Kecamatan merupakan wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah dipimpin Camat, yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Camat mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan sebagian urusan kewenangan pemerintah daerah yang dilimpahkan oleh Walikota untuk menangani urusan otonomi daerah. Kecamatan mempunyai tugas menyelenggarakan pengelolaan penyusunan perencanaan dan program, urusan keuangan, kepegawaian, umum dan mengkoordinasikan secara teknis dan administratif pelaksanaan kegiatan kecamatan serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan tugas Camat adalah Memimpin organisasi kecamatan,dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi Kecamatan secara keseluruhan Camat membina mengarahkan mengkotrol, Kerja Pegawai Kantor Kecamatan maupun Kelurahan untuk mencapai tujuan pemerintah telah ditentukan sebelumnya, pengelolan kecamatan oleh camat dan kerja pegawai di kantor kecamatan Ibele sesuai aspirasi masyarakat yang dinaikan kepada Camat maupun Kinerja Pagawai Kecamatan untuk mencapai hadapan masyarakat kecamatan.
Sesuai denngan produktivitas mengadung  pengertian sikap mental maupun kemampuan yang selalu mempunyai padangan, mutu kehidupan sehari ini lebih baik dari kemarin dan hari esok serta lebih baik hari ini secara umum produktivitas mengadung pengertian perbandingan terbaik antara hasil yang tercapai (output) selalu sumber daya yang digunakan (input). Selain  itu dapat dikatakan bahwa kinerja sebagai suatu hasil atau output  dari suatu proses pelaksanaaan tugas akan berpengaruh terhadap produktivitas  kerja yang memandai semakin baik kinerja pagawai semakin produktif, atau produktivitas kerjanya semakin meningkat.
Jika produktivitas kerja atau kinerja kecamatan Ibele merupakan suatu akibat dari persyaratan kerja yang harus dipenuhi oleh pegawai untuk memberoleh hasil maksimal, dimana dalam pelaksanaan  produktivitas kerja terletak pada faktor manusia sebagai pelaksana kegiatan pekerjaan sumber daya manusia adalah unsur pendukung dan penujang pelaksanaan kegiatan yang terdiri atas tenaga, dana, dan sarana parasarana,
Demikian kerja pegawai kecamatan merupakan aktivitas dasar dan bagian esensial dari kehidupan manusia. Sama dengan kegiatan permainan bagi anak-anak, maka kerja memberikan kesenangan dan arti tersendiri dari kehidupan manusia,sebab kerja itu memberikan status kepada seseorang, dan mengikatkan diri sendiri dengan individu-individu lain dalam masyarakat
Hersey dalam Wibowo, menjelaskan,kerja pegawai ditentukan oleh tujuan yang hendak dicapai dan untuk melakukannya diperlukan adanya motif. Tanpa dorongan motif untuk mencapai tujuan, kerja tidak akan berjalan. Dengan demikian, tujuan dan motif menjadi indikator utama dari kerja.Namun, kualitas kerja dan kuantitas pekerjaan dan ketepatan waktu memerlukan adanya dukungan lain yaitu: sarana, kompetensi, peluang, /standar, dan umpan balik, dan Kerja Pegawai Kecamatan menangani sesuai kewenagan yang terima atasan, untuk mengurus, mengatur, mengarahkan, melayani dan mengabdi masyarakat mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan sebagian mengurus urusan pemerintahan daerah di dikecamatan Ibele, sesuai dengan tingkat kemampuan, hasil kerja yang telah tercapai dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan yang dilimbahkan oleh camat kepada Pegawai Kecamatan Ibeleh Kabupaten Wamena. Dalam penyelenggaraan Pemerintahan kecematan, sangat ditentukan oleh sistem organisasi kecamatan yang ada demi terciptanya tujuan penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Tujuan yang utama dari penyelenggaraan pegawai adalah terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Tujuan tersebut dapat diwujudkan antara lain dengan cara peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Demikian pendapat Soedardjat,mengatakan  pegawai adalah manusia yang sedang melakukan aktivitas atau kegiatan akan dituntut kreaktivitasnya, dan setiap pegawai atau pejabat harus memiliki 4 CT: cepat tanggap,cepat temu, cepat tindak,dan cepat tuntas, oleh sebab itu kerja pegawai kecamatan ibele melaksanakan tugas dan tanggungjawab dalam urusan diwilayah  kecamatan melakukan suatu kerja apa bila terdorong  oleh suatu  tujuan untuk  memperoleh  hasil  yang dapat tercapai.
Berdasarkan latar belakang diatas maka Penulis Melakukan Penelitian dengan judul: “Peranan Kepemimpinan Camat Dalam Meningkatkan prodiktivitas Kerja Pegawai Kecamatan Ibele. Kabupaten Wamena Provinsi Papua”.
B. Masalah Pokok Skripsi.
Bertolak dari latar belakang tersebut terlihat bahwa dalam upaya meningkatkan gairah kerja, proses pemberian kepemimpinan camat dalam meningkatkan kerja pegawai , yang menyangkut berbagai tugas fungsi dan tanggungjawab pemimpin yang sangat luas sehingga untuk dapat ,membahas dan menganalisa secara tuntas dan menyeluruh akan memerlukan kemampuan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang luas pula. penulis menguraikan secara panjang lebar mengenai latar belakang permasalahan diatas dalam variabel peranan kepemimpinan camat dalam  peningkatkan kerja pegawai yang di harapkan oleh kantor kecamatan ibele dilihat dari fungsi instruktif, fungsi konsultatif, fungsi partisipasi, fungsi delegasi, dan fungsi pengendalian . Sedangkan untuk variabel kerja pegawai penulis mengendalisa pada unsur kualitas kerja dan kuantitas pekerjaan dan ketepatan waktu, jika hasil kerja pun mencapai tujua hasil penelitian di lapangan efektif
Dengan demikian penulis diharapan agar pembahasan skripsi dapat lebih terarah sesuai dengan topik penelitian yang diarahkan untuk mempermudah pembahasan yang menguraikan pada bab-bab selanjutnya, maka masalah-masalah yang penulis pilih untuk diketengahkan dalam pembahasannya, adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana peranan kepemimpinan camat dalam memberikan pembinaan pegawai kepada bawahan, serta proses pembinaan karier pegawai dilingkungan kecamatan ibele
2.      Sejauh manakah pengaruh kepemimpinan yang dilaksanakan oleh para pembinaan   kemampuan  kinerja pegawaian dilingkungan kecamatan ibele, sebagai bawahannya sehingga prestasi kerja bawahan lebih meningkat.
3.       Faktor apa saja yang menghambat atau masalah - masalah yang dihadapi dalam upaya melaksanakan pemberian pembinaan dari pemimpin terhadap  Produktivitas Kerja pegawai kepada pegawai, sebagai pelaksanaan kepemimpinan dan upaya yang ditempuh untuk menanggulangi hambatan hambatan tersebut.

C. Hipotesa
Hipotesa adalah suatu anggapan dasar dari pada suatu argumentasi suatu masalah yang dianggap benar untuk sementara, sedang untuk membuktikan kebenaran yang sesungguhnya dari argumen tersebut masih harus dibuktikan melalui uraian selanjutnya dan kaitannya dengan hipotesa ini adalah sbb:
1.      Apabila fungsi kepemimpinan dilingkungan biro Kepegawaian kecamatan ibele diterapkan menurut, karena ketentuan yang berlaku maka dimungkinkan peranan pipmpinan yang diharapkan dapat menunjang pada pencapaian tujuan, dalam hal ini adalah kelancaran dalam proses peningkatan karier Pegawai yang menguntungkan bagi organisasi dan pegawainya.
2.      Apabila fungsi kepemimpinan diterapkan dengan sungguh sungguh bagi terlaksananya pembinaan camat terhadap kerja Pegawai yang mengarah pada peningkatan kariernya menurut kebijaksanaan yang terarah, diharapkan pengaruh pimpinan yang bersangkutan akan besar sekali  manfaatnya bagi peningkatan semangat dan mutu kerja Pegawainya, sehingga para Pegawai kecamatan ibele  yang berkepentingan lebih bertanggung jawab akan tugas dan kewajibannya.
3.       Apabila segenap pimpinan yang turut bertanggung jawab terhadap pembinaan camat terhadap Produktivitas Kerja Pegawai memberikan perhatian sepenuhnya akan fungsinya dalam memimpin bawahan dengan penuh bijaksana, komunikatif persuasi dan fleksibel maka diharapkan akan dapat mempersempit timbulnya permasalahan yang mungkin dapat terjadi sebagai faktor penghambat dalam pencapaian tujuan. Adapun faktor lain yang perlu diperhatiakn adalah tersediannya sarana dan prasarana dalam pembinaan Produktivitas Kerja Pegawai kecamatan Ibele .
Inilah rangkuman hipotesa dalam skripsi yang penulis buat, hipotesa ini ada terlihat  dalam gambaran pada penjabaran Bab IV dan Bab V dalam skripsi ini.
D.Tujuan Penelitian
        Penelitian ini memiliki tujuan antara lain:
a.       Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang pelaksanaan Pembinaan produktivitas kerja Pegawai oleh pimpinan di  lingkungan kecamatan ibeleh terutama bagi peningkatan  produktivitas kerja Pegawai.
b.       Untuk menganalisa sejauh mana pengaruh kepemimpinan terhadap peningkatan karier kepemimpinan sehingga bermanfaat bagi peningkatan kuantitas dan kualitas kerja yang lebih menguntungkan.
c.        Untuk mengindetifikasi faktor-faktor penghambat yang dihadapi dalam upaya    melaksanakan kepemimpinan untuk meningkatkan prestasi produktivitas kerja Pegawai Kecamatan Ibele dan bagaimana usaha pencegahannya, sehingga dapat dipergunakan untuk menentukan arah, tujuan dan langkah-langkah apa saja yang ditempuh dalam rangka menanggulangi hambatan yang dihadapi.


E. Metode penelitian
Metode penelitia yang digunakan adalah metode deskriptifg analisis yaitu menggambarkan dan mengguraikan kejadian yang sedang terjadi berdsarkan data yang berhasil dikumpulkan, kemudian dianalisa untuk mendapatkan kesimpulan.
               Adapun tehnik pengumpulan data penulis gunakan adalah sbb:
1.    Studi kepustakaan,  yaitu cara memperoleh data  dengan mempelajari buku-buku kepustakaan, catatan surat kabar dan peraturan perundangan yang ada hubungannnya dengan masalah yang  sedang dibahas.   
2.    Studi lapangan yaitu cara memperoleh data dengan melaksanakan  penelitian secara  langsung pada objek yang sedang diteliti dengan cara:
a.    Observasi, yaitu cara memperoleh data dengan jalan mengadakan pengamatan langsung terhadapat pelayanan proses Pembinaan peranan kepemimpinan camat dalam rangka peningkatan produktivitas kerja Pegawai  yang dilaksanakan oleh pimpinan atau pegawai, untuk melihat dan mencatat kejadian-kejadian tentang hal-hal yang berhubungan dengan bahan bahan yang dibutuhkan  
b.      Wawancara, yaitu cara memperoleh data dengan mengadakan tanya jawab dengan  kepada camat, dengan staf pelaksana dan segenap Pegawai  yang dianggap dapat memberi keterangan atau informasi yang dibutuhkan hasil produktivitas kerja pegawai yang perstasi telah tercapai tujuan yang efektif.

F. Pembabakan Penelitian.
Dengan tujuan untuk memperjelas batasan-batasan yang diuraikan dalam skripsi ini secara keseluruhan,maka secara kronologis dan sistematis batasan dalam skripsi ini penulis bagi dalam bab dan sub bab, masing masing bab dan sub bab saling berkaitan serta saling isi mengisi sehingga secara keseluruhan akan merupakan suatu karangan ilmiah yang dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.
Secara lengkapnya uraian yang akan penulis sajikan dalam skripsi ini adalah sbb:
1.      Bab I, adalah merupakan bab pendahuluan yang terdiri atas uraian awal secara  kronologis penulis bagi menjadi 6 sub bab masing masing adalah:
a.         menguraikan latar belakang perrmasalahan penulisan skripsi.
b.        Menguraikan masalah pokok skripsi yang menjdi batasan skripsi.
c.         Menguraikan tentang anggapan dasar sementara yang dianggap benar sebagai pemecahan masalah berupa hipotesa.
d.        Menguraikan tujuan penelitian dilaksanakan dalam rangka pembahasan skripsi ini
e.         Menguraikan metode penelitian yang dilaksanakan dalam rangka memperoleh data dan informasi.
f.         Menguraikan pembabakan skripsi yang menulis pergunakan untuk menjelaskan urut-urutan pembahasan skripsi ini.

2.    Bab II adalah bab yang berisi uraian tentang teori-teori dari kepemimpinan,camat antara produktivitas kerja Pegawai dan , pengertian dan syarat kepemimpinan serta prinsip dan fungsi kepemimpinan.
3.    Bab III berisi tentang tinjauan oraganisasi peranan kepemimpinan camat dari kedudukan,tugas pokok dan fungsinya,struktur organisasi, tata kerja serta hubungan internal dan eksternal di Wilayah Kecamatan Ibele
4.    Bab IV menguraikan tentng pelaksanaan pemberian Pembinaan Pegawaidalam upaya meningkatkan gairah kerja dan disiplin Pegawai berupa,pelaksanaan kepemimpinan,pengaruh Pembinaan Pegawai serta faktor penghambat Pembinaan Pegawai dan usaha penanggulangannya.
5. Bab V berupa bab tentang kesimpulan dan saran-saran.
















BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Teori kepemimpinan camat

    1. Pengertian Kepemimpinan
Menurut Armstrong (1999:90) kepemimpinan adalah sesuatu mengenai mendorong dan membangkitkan individu dan kelompok untuk berusaha sebaik  baiknya untuk mencapai hasil yang diinginkan. Semua manajer berdasarkan adalah pemimpin dalam arti bahwa mereka hanya melakukan apa yang harus mereka lakukan dengan dukungan kelompok mereka, yang harus diberi inspirasi dan dipersuasi untuk mengikuti mereka. Kepemimpinan diperlukan karena seseorang harus menunjukkan jalan dan bahwa orang yang sama harus memastikan bahwa setiap orang yang berkepentingan tiba disana. Kemampuan mempengaruhi sikap orang lain, apakah dia pegawai bawahan, rekan sekerja atau atasan.Adanya pengikut yang dapat dipengaruhi, baik oleh ajakan, anjuran, bujukan, sugesti, pemerintah, saran atau bentuk lainnya. Adanya tujuan yang hendak dicapai.[2]
16
 
 Menurut  Kartini  Kartono (2006:38)  pemimpin  adalah  seorang  pripadi  yang  memiliki  kebaikan  dan  kelebihan  khususnya di suatu bidang  sihingga  ia  mampu   menpengaruhi  orang-orang  lain  untuk  bersama-sama  melakukan  aktivitas-aktivitas  tertentu, demi  pencapaian  satu  atau beberapa  tujuan kepemimpinan efektif adalah kegiatan mempengaruhi orang - orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan–tujuan kelompok mempengaruhi orang – orang agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkannya[3]. Pendapat Menurut Triantoro Safari, (2004:10) kepemimpinan merupakan salah satu fenomena yang mudah dan diobservasi, tetapi menjadi salah satu hal yang paling sulit untuk dipahami.[4]
Menurut Ermaya Suradinata (1997:41) kepemimpinan merupakan bakat dan seni dalam proses memimpin. Mempunyai bakat pemimpin berarti juga menguasai seni atau teknik melaksanakan kegiatan – kegiatan seperti teknik untuk memberikan perintah, memberikan peringatan, memberikan anjuran, memberikan pengertian, memberikan saran, memberikan motivasi, memperoleh saran, memberikan identitas kelompok, menyesuaikan diri, menanamkan rasa disiplin, sikap tingkah laku keteladanan, membasmi desas – desus dengan membeberkan fakta yang benar, memberikan arahan, mengakui salah dan bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan dan sebagainya modal  dasar  kepemimpinan dari, seseorang  adalah  pripadi  yang  mempunyai  kemampuan,  ketrampilan, kecakapan  dan  daya  kreatif  serta  mempunyai daya kreatif  serta mempunyai  imajinasi  yang  lebih  dibandingkan  dengan stafnya,  mempunyai  unggulan  kemampuan  tertentu  sehingga  dapat  mempengaruhi  orang  lain  agar  orang  itu  mau  mengikuti  daan  melakukan apa  yang  menjadi aharapan  pemimpin  dalam  rangka  melaksanakan  tujuan organisasi  atau  perusahaan[5]
  Menurut  Sutarto  (2006:25) definisi kepemimpiana merupakan rangkaian  penataan  berupa  kemampuan  mempengaruhi  perilaku  orang  lain  dalam  situasi tertentu agar  bersedia  pekerja  sama  untuk  mencapai  tujuan  yang  telah  ditetapkan.[6]
    Menurut Hadari Nawawi dan M. Martini Hadari (2006:11) kepemimpinan  diartikan  sebagai proses pemberian motivasi agar orang-orang  yang dipimpin  melakukan  kegiatan atau pekerjaan sesuai  dengan  program  yang  ada  telah  ditetapkan  dan  kepemimpinan  juga  mengarahkan,  membimbing, mempengaruhi orang  lain,  agar  pikiran dan  kegiatannya  tidak  menyimbang dari tugas  pokok  unit atau  bidangnya  masing-masing.[7]
Kepemimpian merupakan gambamn’ran dan seorang individu berusaha mempengaruhi perilaku lainnya dalam suatu kelompok tanpa menggunakan bentuk paksaan. Menurut Pamudji (1998: 6) kepemimpinan adalah kemampuan individu tentang bagaimana caranya agar bisa diterima dengan baik dan pengaturan terhadap pengikut, mengandalkan kewibawaan yang berlandaskan pada kepercayaan pengikut, berperan sebagai pencetus ide-ide, pengarah, serta koordinat. Hal ini sejalan dengan rumusan Atmosudirjo (1999:213), kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain agar orang tersebut mau menjalankan apa yang dikehendakinya.
Menurut Wirawan (2003), fungsi kepemimpinan adalah: (a) Menciptakan visi; (b) Mengembangkan budaya organisasi; (c) Menciptakan sinergi; (d) Memberdayakan pengikut; (e) Menciptakan perubahan; (f) Memberi motivasi pengikut; (g) Mewakili sistem sosial; dan (h) Membelajarkan organisasi.

    2. Pengertian kecamatan
Menurut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten dan daerah kota. Berdasarkan hal tersebut dituntut adanya seorang camat yang benar-benar berjiwa pemimpin dan mengerti situasi dan kondisi, wilayah, bersifat mengayomi, serta mengerti akan kemauan anak buahnya.
Menurut Suradinata (1997:94) seorang camat selaku pimpinan pemerintahan juga harus mempunyai jiwa kebapakan. Pendapat tersebut mengandung arti bahwa seorang camat mampu memberikan pandangan pada masyarakat tentang masalah yang harus diselesaikan dengan adil sebagai seorang pimpinan rumah tangga yang besar, sehingga keputusannya bisa diterima oleh pihak-pihak yang bersangkutan.
Menurut Haryati, (2008: 114) tentang Kecamatan berarti mencakup tiga lingkungan kerja yaitu: (a) Kecamatan dalam arti kantor Camat; (b)Kecamatan dalam arti wilayah, dalam arti seorang Camat sebagai kepalanya;( c) Camat sebagai bapak "Pengetua Wilayahnya".
Kecamatan adalah sebuah pembagian administratif negara Indonesia di bawah Daerah Tingkat II. Sebuah kecamatan dipimpin oleh seorang camat dan dipecah kepada beberapa kelurahan dan desa-desa. Dalam bahasa Inggris kata kecamatan seringkali diterjemahkan kepada sub-distrik, meskipun tidak sedikit pula dokumen pemerintah Indonesia menerjemahkannya sebagai Daerah (distrik), ini karena kabupaten sebagai pembagian administratif negara Indonesia di bawah provinsi diterjemahkan sebagai regency. Provinsi Papua dan provinsi Papua Barat telah secara resmi mengganti penyebutan kecamatan menjadi distrik, sehingga jelaslah penerjemahan yang lebih sesuai dari kecamatan ke dalam bahasa Inggris adalah distrik. [8]
Berdasarkan pasal 1 ayat 5,  PP No. 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan, maka pengertian Kecamatan didefinisikan sebagai berikut :
(1)          Kecamatan merupakan perangkat daerah Kabupaten/Kota sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilaya kerja tertentu dan di pimpin oleh Camat.
(2)          Camat kedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati/wali   kota melalui sekretaris daerah. [9]
 Sedangkan pengertian Camat berdasarkan pasal 1 ayat 9  PP No. 19 Tahun 2008 tentang kecamatan adalah sebagai  kecamatan seorang Camat atau sebutan lain adalah pimpinan dan kordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja Kecamatan dan dalam paelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari Bupati/Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan tugsas umum pemerintaha,   Sedangangkan  tugas dan wewenang Camat berdasarkan PP No. 19 Tahun 2008 antara lain adalah sebagai berikut : Pasal 15
(1)  Camat menyelenggarakan tugas umum pemerintah meliputi :
a.    Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat ;
b.    Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum;
c.    Mengoordinasi penerapan dan penegakan peraturan perundan-undangan ;
d.   Mengoordinasi pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;
e.    Mengoordinasi penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat  kecamatan ;
f.     Membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/kelurahan; dan
g.    Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi runang lingkup tugasnya dan/yang belum dapat di laksanakan pemerintahan desa atau kelurahan
(2)          selain tugas sebagaimana di maksud  pada ayat (1) Camat melaksanakan kewenangan pemerintahan yang di hadapkan oleh bupati atau walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, yang meliputi  aspek: (a)Perizinan (b). Rekomendasi( c).Koordinasi (d).Pembinaan  (d).Pengawasan (e). Fasilitas (f). Penetapan  (g). Penyelenggaraan;  (h).Kewenangan lain yang di limpahkan .
(3)          Pelaksanaan kewenangan camat sebagaimana di maksud pada ayat (2)   mencakup penyelenggaraan urusan pemerintahan pada lingkungan kecamatan sesuai peraturan perundang-undangan. pelimpahan sebagian wewenang bupati/walikota kepada Camat sebagai mana di maksud pada ayat (2) di lakukan berdasarkan kriteria eksternalitas dan efisiensi. Menurut  PP. Nomor 41 Tahun 2007, tugas camat meliputi:
  1. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat,
  2. mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum,
  3. mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan,
  4. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum,
  5. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan ditingkat kecamatan,
  6. membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan,
  7. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya  dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan,” jawab Pak Camat.

B.Teori  produktivitas  kerja pegawai
   a. pengertian produktivitas
produktivitas berasal dari bahasa inggris product yang perkembangan menjadi productive berati menghasilkan. Perkataan itu digunakan dalam bahasa indonesia menjedi froduktivitas berati kemampuan menghasilkan sesuatu oleh karena itu didalam organisai kerja yang akan dihasilkan adalah perwujudan tujuannya, maka produktivitas berhubungan dengan sesuatu yang persipat matrial maupun non matrial, yang dapat maupun yang tidak dapat dinilai dengan uang. Dengan kata lain produktivitas yang digambarkan melalui tingkatan dalam pencapaian tujuan organisasi kerja, diantaranya tidak dapat dihitungkan secara eksak, karena hasilnya bersifat non material dan tidak dapat dihitung dengan uang.[10]
Menurut j. Ravianto, (1998:129) produktivitas  adalah pengukuran untuk mengetahui sejaumana sumber daya yang digunakan bersama dengan organisasi untuk menyelesaikan suatu kumpulan hasil-hasil yang dapat dicapai, sehingga produktifitas merupakan ukuran sampai seberapa baik   penggunaan sumberdaya untuk mencapai hasil kerja yang di inginkan. Berhubungan dengan efektivitas dalam mencapai prestasi kerja, sedangan sumber daya yang digunakan berhubungan dengan efesiensi dalam mendapatkan hasil dengan cara mengunakan sumberdaya seminimal mungkin. [11]
Menurut yadianto, 1992. dalam kamus bahasa indonesia “produktifitas adalah kemampuan untuk meningkatkan sesuatu, daya produksi melalui tenaga manusia dan sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses peningkatan produksi karena baik tenaga kerja, alat produksi maupun teknologi yang digunakan dalam peningkatkan produktifitas tersebut pada hakekatnya adalah hasil karya manusia.[12]
Menurut bambang kusriyanto, 1991:2. produktivitas kerja adalah perbandingan dengan hasil yang tercapai peran serta tenaga kerja pesatuan waktu (lasimnya perjam  dan perorang untuk meningkatakan hasik kerja yang baik dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai.[13]

    b. Pengetian Kerja 
Kartini Kartono (2006:19) mengatakan kerja merupakan aktivitas dasar dan bagian esensial dari kehidupan manusia. Sama dengan kegiatan permainan bagi anak-anak, maka kerja memberikan kesenangan dan arti tersendiri dari kehidupan manusia,sebab kerja itu memberikan status kepada seseorang, dan mengikatkan diri sendiri dengan individu-individu lain dalam masyarakat.[14]
Menurut Panji Anoraga (1998:17) ketenangan dan kegairahan kerja pegawai dipengaruhi oleh dua faktor yaitu (1) faktor kepribadian dan kehidupan emosional pegawai itu sendiri. (2) faktor luar terdiri dari faktor lingkungan rumah, keluarga dan lingkungan kerjanya. Kerja merupakan aktivitas sosial yang memberikan bobot dan isi kepada kehidupan.[15]
Hersey  dalam Wibowo, 2007:76-80) menjelaskan,kerja ditentukan oleh tujuan yang hendak dicapai dan untuk melakukannya diperlukan adanya motif. Tanpa dorongan motif untuk mencapai tujuan, kerja tidak akan berjalan. Dengan demikian, tujuan dan motif menjadi indikator utama dari kerja.Namun, kerja memerlukan adanya dukungan lain yaitu: sarana, kompetensi, peluang, standar, dan umpan balik[16]

    2. Pengertian Pegawai
Menurut  Ermaya (2000:10,14,15), yang medefinisikan pegawai adalah manusia atau orang yang melaksanakan suatu pekerjaan pada suatu organisasi, baik pemerintah maupu swasta, dan karena jasa dan pekerjaan itu, maka mereka memperoleh upah atau gaji.  Lebih lanjut Ermaya menambahkan bahwa dalam kenyataan sehari-hari seseorang akan  melakukan suatu kerjaapabila terdorong  oleh suatu  tujuan untuk  memperoleh  hasil  yang dapat memenuhi kebutuhan pribadinya.[17]
Menurut Soedardjat (2000:108), pegawai adalah manusia yang sedang melakukan aktivitas atau kegiatan akan dituntut kreaktivitasnya, dan setiap pegawai atau pejabat harus memiliki 4 CT: cepat tanggap,cepat temu, cepat tindak,dan cepat tuntas.[18]




BAB III
TINJAUAN ORGANISASI
A. Perkembangan Organisasi Kecamatan Ibele.
Sebagai layaknya Organisasi Pemerintahan Kecamatan Ibele dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari memerlukan tenaga kerja yang mempunyai disiplin serta loyalitas yang tinggi, dalam pencapaian tujuan organisasi, jika Penyelenggaraan pemerintahan kecamatan  Ibele memerlukan adanya seorang pemimpin yang selalu mampu untuk menggerakkan bawahannya agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk berpartisipasi dalam kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan secara berdayaguna dan berhasil guna. Keberhasilan pembangunan akan terlihat dari tingginya produktivitas, penduduk makmur dan sejahtera secara merata,  Kondisi seperti ini tentunya tidak terlepas dari peranan sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan.
26
 
Kecamatan merupakan line office dari pemerintah daerah yang berhadapan langsung dengan masyarakat dan mempunyai tugas membina desa/kelurahan. Kecamatan merupakan sebuah organisasi yang hidup dan melayani kehidupan masyarakat. Adapun stuktur organisasi yang terdapat dalam  Peraturan pemerintah Daerah No. 15 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan,   adalah wilayah kerja pemerintah kecamatan sebagai perangkat Daerah mempuyai tenaga fungsional yang memiliki keahlian tertentu di lingkungan Lembaga Teknis Daerah Kecamatan dengan Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi.
Kecamatan merupakan Perangkat Daerah Kabupaten yang mempunyai wilayah kerja tertentu, dan dipimpin oleh seorang Camat yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada perita atasan Melalui Sekretaris Daerah; Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berkedudukan sebagai koordinator penyelenggaraan Pemerintahan di wilayah Pemerintahan Kecamatan. Pemerintah Kecamatan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati sesuai dengan karakteristik wilayah, kebutuhan daerah dan tugas pemerintahan lainnya berdasarkan Peraturan Perundang-undangan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),Pemerintah Kecamatan meyelenggarakan fungsi :
  1. Penyusunan program pembangunan berdasarkan kebijakan Bupati;
  2. Mengkoordinasikan pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan;
  3. Pembinaan dan pengendalian pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan;
  4. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan;
  5. Pembinaan perangkat kecamatan, kelurahan dan desa.
Susunan  Struktur Organisasi Pemerintah Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Suatu Susunan Organisasi Pemerintah Kecamatan, terdiri dari : a. Camat; b. Sekretaris Kecamatan, membawahi : (1). Sub Bagian Perencanaan Program; (2). Sub Bagian Keuangan dan Aset; (3). Sub Bagian Kepegawaian dan Umum. (4). Seksi Pemerintahan; (5). Seksi Ketentraman dan Ketertiban; (6). Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; (d). Kelompok Jabatan Fungsional. Adapun susunan stuktur organisasi yang terdapat dalam Peraturan Daerah Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan sebagai pertanggungjawab aparat pegawai kecamatan maupun camat.

B. Tugas dan Fungsi Pemerintahan Kecamatan
Dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan kecamatan melaksanakan fungsi-fungsi pemerintahan seperti penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan termasuk didalamnya melaksanakan tugas pelayanan serta melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh bupati Menurut Peraturan perda No. 92 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan. Tugas dan fungsi kecamatan adalah sebagai berikut:
    1. Camat
Camat mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh bupati. Camat dalam menjalankan tugas dan kewajiban dibantu oleh seorang sekretaris kecamatan, kapala seksi, kepala sub bagian dan staf. Untuk menyelenggarakan tugas berdasarkan ketentuan Pasal 2 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan Fungsi Camat. sebagai berikut:
  1. Pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat.
b.      Pengkoordinasian upaya penyeleng8garaan ketentraman dan ketertiban umum.
  1. Pengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan.
  2. Pengkoordinasian pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.
  3. Pengkoordinasian penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan.
  4. Pelaksanaan kegiatan pembinaan ideologi negara dan kesatuan bangsa.
  5. Pelaksanaan kegiatan pembinaan sosial kemasyarakatan.
  6. Pelaksanaan kegiatan pembinaan ekonomi, koperasi dan usaha kecil menengah.
  7. Pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan umum, keagrariaan dan kependudukan.
  8. Pelaksanaan kegiatan pembinaan pembangunan dan pengembangan partisipasi masyarakat.
  9.  Pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan.
  10. Pengkoordinasian penyelenggaraan tugas instansi pemerintahan lainnya yang berada di wilayahnya.
  11. Pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnyadan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan.
  12.  Pelaksanaan penyusunan program, pembinaan administrasi, ketatausahaan dan rumah tangga kecamatan.
  13. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

    2. Sekretaris Kecamatan
Berdasarkan Pasal 5 Peraturan pemerintah daerah No. 92 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan. Sekretaris mempunyai tugas untuk melaksanakan penyusunan rencana, pengendalian, evaluasi pelaksanaan tugas seksi-seksi, pelaksanaan urusan penelitian dan pengembangan kebijakan program, pembinaan administrasi dan pemberian pelayanan teknis dan administrasi di bidang umum, kepegawaian, perencanaan dan keuangan kepada semua unsur dalam lingkungan satuan organisasi kecamatan. Untuk melaksanakan tugasnya sekretaris memiliki fungsi. Fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Pelaksanaan koordinasi penyusunan pendataan rencana dan program kegiatan, pelaporan serta pembinaan organisasi dan tata laksana.
  2. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan.
  3. Pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian.
  4. Pelaksanaan urusan surat menyurat, kearsipan, perpustakaan, rumah tangga dan perlengkapan.
  5. Penyusunan rencana, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas seksiseksi.
  6. Pelaksanaan perencanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di kecamatan.
  7. Pelaksanaan percepatan pencapaian standar pelayanan minimal di wilayahnya.
  8. Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan kepada mayarakat dikecamatan.
  9. Koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan/atau instansi vertikal yang tugas dan fungsinya di bidang pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.
  10. Koordinasi dengan pihak swasta dalam pelaksanaan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.
  11. Pelaporan pelaksanaan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum di wilayah kecamatan.
  12. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada bupati.
  13. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh camat sesuai tugas dan fungsinya.

    3. Seksi Tata Pemerintah
Berdasarkan Pasal 8 Peraturan darerah (perda) No 92 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan, tata pemerintahan kecamatan mempunyai tugas untuk melakukan urusan pemerintahan dan pembinaan pemerintahan desa/kelurahan. Untuk menjalankan tugasnya seksi tata pemerintahan memiliki fungsi yang sesuai dengan keentuan yang ada. Fungsi seksi tata pemerintahan adalah sebagai berikut:
  1. Pelaksanaan penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kegiatan
  2. bidang pemerintahan.
  3. Penyusunan program, pembinaan, penyelenggaraan pemerintahan desa/kelurahan.
  4. Fasilitasi pelaksanaan tugas-tugas di bidang keagrariaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  5. Pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).
  6. Pelaksanaan upaya kelancaran pemasukan setiap pendapatan daerah yang bersumber dari wilayah kerjanya.
  7. Pelaksanaan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan instansi vertikal di bidang penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.
  8. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dengan satuan kerja perangkat daerah dan instansi vertikal di bidang penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.
  9. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan desa/kelurahan di tingkat kecamatan.
  10. Penyelenggaraan kegiatan pemerintahan desa/kelurahan di tingkat kecamatan.
  11. Penyusunan program, penyelenggaraan, pembinaan serta inventarisasi sumber–sumber pandapatan dan kekayaan desa/kelurahan.
  12. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan, pemberian bimbingan, supervisi, fasilitasi dan konsultasi pelaksanaan tertib administrasi pemerintahan desa dan/atau kelurahan.
  13. Administrasi desa dan/atau kelurahan;
  14. Pembinaan dan pengawasan terhadap kepala desa dan/atau kelurahan beserta perangkat desa dan/atau kelurahan.
  15. Pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan tata pemerintahan desa dan/atau kelurahan di tingkat kecamatan. dan
  16. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh camat sesuai tugas dan fungsinya.

   4. Seksi Pemberdayaan Masyarakat
Berdasarkan Pasal 12 Peraturan perda No. 92 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan, seksi pemberdayaan masyarakat mempunyai tugas untuk mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang pemberdayaan masyarakat. Fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kegiatan bidang pemberdayaan masyarakat.
  2. Koordinasi pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat.
  3. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan bidang pemberdayaan masyarakat.
  4. Koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan lingkup kecamatan.
  5. Peningkatan partisipasi masyarakat dan pihak-pihak lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
  6. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap keseluruhan unit kerja baik pemerintah maupun swasta yang mempunyai program kerja dan kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja kecamatan.
  7. Pelaksanaan evaluasi terhadap berbagai kegiatan pemberdayaan dan pembangunan masyarakat di wilayah kecamatan baik yang dilakukan oleh unit kerja pemerintah maupun swasta.
  8. Koordinasi pembinaan lingkungan hidup, pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan, perekonomian masyarakat desa/kelurahan, produksi dan distribusi serta koperasi dan usaha kecil menengah.
  9. Penyiapan bahan pelaporan pelaksanaan tugas pemberdayaan masyarakat diwilayah kerjanya.
  10. Pelaksanaan tugas-tugas lain di bidang pemberdayaan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dan
  11.  Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh camat sesuai tugas dan fungsinya.

   5. Seksi Kesejahteraan Sosial
Berdasarkan Pasal 14 Peraturan perda  No. 92 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan, seksi kesejahteraan sosial mempunyai tugas untuk mengkoordinasikan penyusunan rencana dan program serta melaksanakan pembinaan kesejahteraan sosial yaitu:
  1. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program kegiatan bidang kesejahteraan sosial.
  2. Koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan pembinaan kesejahteraan sosial, pelayanan dan bantuan sosial, peranan wanita, keluarga berencana, pembinaan kepemudaan olah raga dan kesehatan.
  3. Koordinasi dan fasilitasi pemeliharaan dan pengembangan kehidupan masyarakat di bidang sosial budaya, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
  4. Penanganan bencana alam dan bencana sosial.
  5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas kesejahteraan sosial di wilayah kerjanya.
  6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh camat sesuai tugas dan fungsinya

Pedoman tersebut di atas hendaknya dapat dipakai oleh seorang camat sebagai manajer puncak di organisasi kecamatan, karena peranan camat sangat penting dalam usaha meningkatkan kinerja perangkat kecamatan yang diharapkan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka seorang camat hendaknya mengetahui kedudukan, tugas dan fungsinya Menurut Suradinata,1996:144). pendapat di atas kedudukan, tugas dan fungsi camat adalah :
1.    Kedudukan camat, sebagai kepala pemerintahan di kecamatan ibele.
2.    Tugas Camat, memimpin penyelenggaraan pemerintahan, pembinaan pemerintahan desa dan kelurahan, pembangunan dan pembinaan kehidupan kemasyarakatan, menyelenggaraan koordinasi atas kegiatan instansi vertikal dengan dinas di daerah dan diantara instansi vertikal lainnya di dalam wilayah kecamatan ibele.
3.    Fungsi Camat yaitu penyelenggaran tugas-tugas pemerintahan umum dan pembinaan desa dan kelurahan, pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah, pembinaan pembangunan masyarakat desa yang meliputi pembinaan sarana dan prasarana perekonomian, produksi, dan pembinaan pembangunan pada umumnya serta pembinaan lingkungan hidup, pembinaan kesejahteraan sosial, pembinaan pelayanan umum, penyusun rencana dan program, pembinaan administrasi, ketatausahaan dan rumah tanggnya.

C. Tata Kerja  Pegawai Kecamatan Ibele
Dalam melaksanakan tugasnya, Camat wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan Sinkronisasi vertikal dan horizontal baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi sesuai dengan tugas masing-masing.
1)      Camat dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintahan;
2)      Camat wajib memberikan petunjuk, membina, membimbing dan mengawasi pekerjaan unsur-unsur pembantu dan pelaksana yang  berada di dalam lingkungan kerjanya.
3)      Pegawai kecamatan ibele menjalankan aktivitas kinerja sesuai dengan tepat pada watu yang telah ditentukan dengan demikian membertangung jawabkan tugas yang terlah limpakan oleh atasan melaksanakan secara konsisten masing-masing bidang.
Oleh sebab itu tata kerja organisasi kecamatan dalam rangka menjamin kelancaran daripada tugas-tugas yang harus dilaksanakan untuk pencapaian suatu tujuan sebagaimana yang telah ditentukan oleh suatu organisasi kecematan ibele, maka seluruh tugas yang harus dipertanggung jawabkan dalam penyelesaiannya harus dibagi habis kepada segenap unsur pendukung dalam suatu organisasi.

   a. Kepegawaian/Personalia di Kecamatan Ibele
Dalam instansi atau kantor kecamatan ibele mempuayai tugas  bagian akan mengurus kepegawaian/personalia, tetapi dalam organisasi bagian ini akan mengurus staf yang duduk dalam struktur organisasi kecamatan ibele. Staf dalam organisasi merupakan sumber daya utama sehingga maju mundurnya sedikit banyak berpengaruh terhadap pemimpin organisasi kecamatan ibele. Jika Orang kedua organisasi Kecamatan ibele yang berperan sebagai sekretaris, sebab sekretaris akan berkaitan dengan masalah kesekretariatan karena merupakan unit organisasi tempat melakukan serangkaian penataan terhadap administrasi, jika fungsional ini mempunyai tugas pegawai kecamatan merencanakan dan mempersiapkan formasi, uraian jabatan, perundang-undangan, petunjuk-petunjuk kepegawaian, pengendalian tugas dan fungsi, untuk melaksanakan Tata Usaha dan rumah tangga Bagian pegawai diwajibkan membertanggungjawab  Organisasi kecamatan yang menyelenggarakan tugas-tugasnya.
   b. Bagian Tugas Pegawai Kecamatan.
            Pegawai kecamatan mempunyai tugas pokok untuk mempersiapkan dan melaksanakan urusan pengembangan pegawai. Untuk melaksanakan tugas ini Kepala Bagian Pengembangan Pegawai membawahi tiga sub bagian yang masing-masing dikepalai oleh pejabat yaitu:
  1. Sub Bagian umum dan kepegawaian adalah mempunyai tugas sendiri untuk melaksanakan tugas rutin dikantor kecamatan, agar beberapa tugas yang dilaksanakan sebagai berikut.
a.    menerima dan manyortis surat-surat.
b.    Melakukan kearsipan
c.    Mendatai semua nama pegawai kecamatan ibele memasuklan dengan kebutuhan kantor.
d.   Pelaksanan penyiapan bahan  admenisterasi kepegawaian.
e.    Melaksanakan urusan rumah tangga dari perlengkapan pemeliharaan
f.     Menjaga dan pemeliharaan perlengkapan inventarisasi.
  1. Sub Bagian keuangan adalah mempunyai tugas pokok mempersipkan bahan penyusunan rancangan anggaran pendapatan dan belanja kecamatan atau disebut distrik, pembukuan, penghitungan anggaran verivikasi serta mengurus kebendaharaan keuangan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok sub bagian keuangan mempunyai fungsi yaitu:
a.    penyiapan anggaran pendapatan belanja kecamatan atau disebut distrik.
b.    pengelolaan pembukuan, penghitungan anggaran verivikasi serta mengurus kebendaharaan keuangan
  1. Sub Bagian mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan perumusan penrencanaan  program evaluasi dan pelaporan serta pembinaan organisasi dan tata laksana kecamatan untuk menyelenggarakan tugas pokok yaitu:
  1. Menyiapkan bahan perumusan penrencanaan  program
  2. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan
  3. Pembinaan organisasi dan tata laksana kecamatan
  4. Pelaksanan tugas kedinasan lain atas pentunjuk atasan
  1. Sub Bagian Analisa Kebutuhan Pegawai, kecamatan ibeleh yang mempunyai tugas mempersiapkan serta menganalisa kebutuhan dan pengadaan pegawai Organisasi.
Dengan demikian pegawai kecamatan ibele mempunyai tugas dan fungsi untuk melakukan urusan tata naskah kepegawaian kecamatan, penyusunan statistik dan dokumentasi, mempersiapkan penyelesaian pengurusan Nomor Induk Pegawai, Kartu Pegawai dan lain-lain yang serupa dengan itu. Untuk kelancaran pelaksanaan tugasnya Kepala Bagian Tata Usaha Kepegawaian ini dibantu oleh camat Dengan adanya Struktur Organisasi fungsional telah membagi habis tugasnya ke dalam fungsi-fungsi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. bahwa kecamatan selama ini merupakan tingkatan wilayah administratif paling rendah, menjadi wilayah atau daerah kerja operasional daerah yang kedudukannya akan disejajarkan dengan dinas dan lembaga teknis daerah yang sama-sama dengan perangkat daerah.




D. Hubungan Internal dan Eksternal Kecamatan
     a. Hubungan Internal Kecamatan Ibele.
Adapun hubungan Internal yang dilaksanakan dilingkungan Bagian Pegawai kecamanan ibele  Merupakan hubungan yang terjalin antara atasan dengan bawahan atau sebaliknya seperti; antara camat dengan Kepala Bagian, Kepala Bagian dengan Kepala Sub Bagian, Kepala Sub Bagian dengan bawahannya atau antara pimpinan dengan bawahan serta bawahan dengan pimpinannya baik berupa  hubungan formal maupun non formal yang berupa Top Down Communications serta  Bottom Up Informations yang berbentuk Surat keputusan, memo, disposisi, nota dinas, surat edaran, Juklak / petunjuk pelaksanaan, Juknis / petunjuk teknis, arahan, rekomendasi, instruksi, laporan, saran, pendapat, evaluasi  pelaksanan kinerja atasan dan bawahan suatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, atau kemampuan kerja (peralatan.yang efektif dalam fungsi dari Pembinaan pegawasan dari camat terhadap Pegawai kecamatan dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan, gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas suatu organisasi dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi nya        Yaitu:
1.    meningkatan pembagunan fisik dilingkungan dikantor kecamatan melakukan penataan lingkungan,
2.    peningkatan sumber daya manusia (SDM) secara kualitas maupun kuantitas, dalam hal ini telah  dirangkum 2 orang tenaga untuk membantu pekerjaan administerasi dalam internal kecamatan,
3.    meningkatkan penyelenggaraan administerasi kepegawaian, keuangan, pelengkapan dan dokumentasi serta informasi pembangunan,
4.    pengoptimalisasian urusan inventarisasi pengelolaan dan pemeliharaan aset kecamatan,
5.    pengoptimalisasian urusan rumah tangga dan kesejahtraan pegawai kecamatan,
6.    memberikan kepercayaan oleh pemimpin kepada bawahan  atau staf pengawai untuk mengurus hal-hal yang sifatnya kedinasan,
7.    mengisi posisi-posisi pegawai yang belum ada dipercayakan oleh pemimpin kepada bawahan sesuai kondisi kebutuhan,
8.    mengontrol semua baik maupun kondisi fisik bangunan dilingkungan kantor kecamatan.

   b. Hubungan Eksternal Kecamatan Ibele
Bagian pegawai kecamatan yang mengelola sumber daya manusia di lingkungan Organisasi kecamatan mempunyai hubungan eksternal mengadakan koordinasi dengan :
1.    meningkatkan koordinasi pemberdayaan masyarakat baik dibidang pembagunan maupun pertanian,
2.    peningkatan koordinasi penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum untuk pihak terkait,
3.    peningkatan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan swata dalam melaksanakan pemeliharaan perasaranan dan fasilitas umum.
4.    Mengujungi dan mengontrol aset  dan fasilitas setiap kambung atau desa,
5.    Atas memberikan kepercayaan kepada pegawai  atau staf jika pemimpin sibuk yang sifatnya tidak dapat diwakilkan.

BAB IV
ANALISA PEMBINAAN PEGAWAI KECAMATAN IBELE.

A.      Gambaran Umum  Lokasi Penelitian Kecamatan Ibele

Kondisi wilayah Pemerintahan kecamatan ibele sebagai penyelenggaraan dan penanggung jawab utama dibidang pemerintahan Kecamatan /distrik  Sebagai tindak lanjut Peraturan Pemerintahan Daerah (PERDA) Kabupaten jayawijaya pada tahun 2011. Memberikan kecamatan ibele dengan surat keputuas (SK)  dari bupati jhon wempi wetipo kabupaten jayawijaya dengan Nomor. SK. 821/2.23/3236/2011 ditetapkan pada tanggal 27 januari Tahun 2011  tentang pengangkatan jabatan sebagai camat.
Dengan demikian kecamatan ibele merupakan kecamatan yang baru memakarkan bupati kabupaten jayawijaya memberikan kepercayaan jabatan camat menyelenggarakan dan pertanggungjawab  utama Organisasi kecamatan dan Tata Kerja Kecamatan yang diantaranya  mempunyai tugas melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi Kecamatan dan Pelaksanaan kegiatan pemerintahan kecamatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Untuk Pemberdayaan masyarakat;Pelayanan masyarakat; Penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum; Pemeliharaan   prasarana   dan   fasilitas   pelayanan umum.  bersama diKecamatan Ibele Kabupaten Jayawijaya.


40
 
 


a. Wilayah Kecamatan Ibele
Kecamatan ibele merupakan salah satu dari 4 (empat) kecamatan yang berada diwilayah pemerintah kabupaten jayawijaya. Kecamatan ibele terdiri atas 10 (sepuluh)  kepala desa dengan luas wilayah kecamatan ibele adalah 125.300 Ha.  Terdiri dari 10 kepala desa dan 50 RT kecamatan ibele yaitu:
1.        kepala desa habema            6. Kepala desa  yagarobak
2.        kepala desa ibele                7. Kepala desa yelewarek
3.        kepala desa tipalok              8. Kepala desa kisumo/ayobaibur
4.        kepala desa holaliba            9. Kepala desa yokal palek
5.        kepala desa zinai                 10. Kepala desa sakma

    b. Keadaan Letak Geografis dan Batas Wilayah Kecamatan Ibele
secara geografis kecamatan ibele yang terletak dibagian barat dengan perada pada merdia 04á´¼ LS  dan 138á´¼  BT serta terletak pada elenvansi atau ketinggian antara 1550 meter diatas permukaan laut dibawah kaki gunung, lereng-lereng gunug dan daerah perbukitan dikecamatan. Tana yang terdapat kaki gunung, lereng-lereng kecamatan ibele tana aluvial, atau margel ,tana pasir dan tana rawan ini sesuai dengan fisiografi kecamatan ibele beriklim tidak menetukan waktunya cura hujan yang terbanyak 270 hari dengan suhu hujan, 2140,0 mm/tahun. jika suhu yang rata-rata 19,440 C merupakan wilayah yang ditetapkan sebagai wilayah permukiman sekaligus wilayah suhu hujuan dan iklim pada malam hari.
Kecamatan ibele merupakan salah satu dari 4 (empat) kecamatan yang berada diwilayah. Kecamatan ibela merupakan salah satu dari 4 (empat) kecamatan antara lain yaitu: sebelah  selatan Kecamatan pelembaga, sebelah Utara Kecamatan tailarek, sebelah timur  Kecamatan hubikosi, dan sebelah barat   Kecamatan ibeleh .
c. keadaan jumlah Penduduk kecamatan ibeleh  .
Keadaan kecamatan ibeleh terdiri dari berbagai suku bangsa, agama dan tingkat pendidikan maupun pegawai kecamatan ibele  yang perjumlah terdiri dari laki-laki 6.032 , perempuan 7.435 total keseluruhan 13.467, jiwa  laki laki maupun perempuan jika mempunyai mata pencaharian yang tetap, hanya sebagai yang bekerja diperkantoran dan pegawai negeri maupun swasta maka masyarakat selalu melakukan ativitas mandirik dalam pencahariannya.
Tabel 1.1:
Jumlah Penduduk  Berdasarkan Jenis Kelamin Dikecamatan Ibeleh
 Sembanyak 10 Kepalah Desa / RW.
 DESA / RW.
JENIS KELAMIN
JUMLAH
Laki-laki
peremppuan
01
578
726
1.304
02
725
325
1.050
03
456
452
908
04
469
734
1.203
05
659
908
1.567
06
809
992
1.801
07
651
1.114
1.765
08
507
723
1,230
09
404
563
967
10
774
898
1.672
Jumlah
6.032
7.435
13.467
Sumber : hasil pengolahan data primer bulan juli dikecamatan ibele 2013.



  d. Keadaan  Struktur Organisasi Pegawai Kecamatan Ibele
kecamatan  ibeleh mempunyai struktur organisasi Kecamatan  sesuai dengan peraturan perda pemerintahan kabupaten  jayawijaya cara penyusunan struktur organisasi ditingkat kecamatan yang  merupakan wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah dipimpin oleh Camat, yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
Camat mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan sebagian urusan kewenangan pemerintah daerah yang dilimpahkan oleh Walikota untuk menangani urusan otonomi daerah.
Sekretariat Kecamatan mempunyai tugas menyelenggarakan pengelolaan penyusunan perencanaan dan program, urusan keuangan, kepegawaian, umum dan mengkoordinasikan secara teknis dan administratif pelaksanaan kegiatan kecamatan serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan tugas Camat.
1.    Tugas Camat :
a.       Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi Kecamatan;
b.      Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat Kecamatan  Seksi Kecamatan, Seksi Dinas Kecamatan, dan Kelurahan;
c.       Melaksanakan Koordinasi dengan Puskesmas Kecamatan;
d.      Melaksanakan pengendalian pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban umum, serta penegakan peraturan Daerah dan peraturan Gubernur oleh Satgas Satpol PP Kecamatan;  
e.       Melaksanakan koordinasi, dan kerjasama dengan satuan kerja perangkat daerah, unit kerja perangkat atau instansi pemerintah atau swasta terkait dalam rangka pelaksanakan tugas dan fungsi Kecamatan;
f.       Memimpin,dan mengkoordinasikan penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan tingkat Kecamatan;
g.      Melaksanakan koordinasi dengan unsur musyawarah pimpinan Kecamatan;  
h.      Melaksanakan pembinaan organisasi kemasyarakatan diwilayah kecamatan; dan
i.        Melaporan, dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi Kecamatan.

2.    Tugas Sekretariat Kecamatan :
a.    Penyusunan rencana kegiatan dan program kerja kecamatan ;
b.    Penyiapan bahan dalam rangka penyusunan anggaran dan pelaporan pertanggungjawaban keuangan ;
c.    Pelaksanaan pembinaan organisasi dan tata laksana ;
d.   Pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan dan perlengkapan ;
e.    Pengelolaan urusan rumah tangga, surat menyurat dan kearsipan serta melaksanakan pelayanan publik ;
f.     Penyiapan datan dan informasi, kepustakaan, hubungan masyarakat dan inventaris ;
g.    Pelaksanaan koordinasi terhadap kegiatan yg dilaksanakan di lingkungan kegiatan ;
h.    Melaksanakan tugas–tugas lain yang diberikan oleh camat.
Uraian tugas pokok kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
Pelimpahan sebagian kewenangan Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Walikota.  
Camat membina mengarahkan mengkotrol, Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan maupun Kelurahan untuk mencapai tujuan pemerintah telah ditentukan sebelumnya, pengelolan kecamatan ibele oleh camat dan kinerja pegawai di kantor kecamatan ibele sesuai aspirasi masyarakat yang dinaikan kepada camat maupun Kinerja Pagawai Kecamatan untuk mencapai hadapan masyarakat.
Camat dan Kinerja Pegawai Kecamatan ibele menangani sesuai kewenagan yang terima atasan, untuk mengurus, mengatur, mengarahkan, melayani dan mengabdi masyarakat kecamatan ibel  mengurus urusan pemerintahan daerah.
  b. Keadaan Aparat  Pegawai  Kecamatan  Ibele
Di Kantor Kecamatan ibele, perlu ditunjang oleh sumber daya aparatur yang berkualitas dan profesional. Jumlah aparat pegawai di Kantor Kecamatan ibele sebanya 4. (tujuh) orang pegawai negeri sipil (PNS)  maka keadaan seperti ini dalam kualitas aparat Pegawai kecamatan ibele perlu penambahan secara rinci dapat dilihat pada susunan struktur organisasi diatas.
Sesuai dengan bersdasarkan  aparat pegawai negeri sipil kecamatan ibele sampai akhir bulan juni 2013 sebanyak 5. orang, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1.2:
Daftar Jumlah pegawai kecamatan ibele
No.
Daftar Nama pegawai
Jabatan
ket
1.
Elias mosip, S.IP.
Nip. 19760306 20060510 01
Kebalah istrik

2.
Pilipus dabili, S.Sos
Nip. 19690413200111 1001
Sekretaris

3.
Lasarus heluka, S.IP.
Nip. 19790 707201104100
Kepala seksi umum

4.
Nahomi mosip, S. Kom
Nip. 19840214201104 2001
Kepala seksi kesejahtraan

5.
Jemy mosip, S.Sos
Nip. 19811212201004 2001
Kepalah seksi  pemerintahan

Sumber: dari kecamatan ibele bulan juli 2013
B.  Analisis  Pembinaan kinerja pegawai Kecamatan Ibele.
Camat Pembinaan Pegawai kecamatan ibele adalah pelaksanaan kegiatan produktivitas kerja pegawai memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki. Jadi Pembinaan Pegawai berarti membangkitkan motif, membangkitkan daya gerak atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai suatu kepuasan atau suatu tujuan Pegawai yang dapat dimanfaatkan dalam menggerakkan dan mempengaruhi anggota kelompok atau organisasi, yaitu: Pembinaan Pegawai internal dan eksternal”. Pembinaan Pegawai internal adalah kondisi yang mendorong terjadinya suatu perbuatan atau kegiatan yang berada di dalam kegiatan itu sendiri. Kondisi itu berbentuk kesadaran mengenai arti dan manfaat suatu perbuatan atau kegiatan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain dan masyarakat luas.
Sedangkan Pembinaan Pegawai eksternal adalah kondisi yang mendorong terjadinya suatu perbuatan/kegiatan yang berada di luar kegiatan itu sendiri. Kondisi ini merupakan faktor luar yang sudah ada atau yang sengaja diadakan dalam kaitannya dengan kebutuhan dan kepribadian, yang mendasari keyakinan dan menimbulkan kemauan untuk melakukan kegiatan yang dipandang paling tepat dan terbaik. Faktor luar yang menjadi Pembinaan Pegawaiini antara lain berbentuk pemberian hadiah, insentif, pujian, paksaan (sanksi atau hukuman), situasi kerja yang menyenangkan keinginan untuk menyenangkan orang lain, prestasi yang memuaskan atasan dan lain-lain.
Analisa  temuan yang dapat oleh penulis secara teori dengan keadaan lapangan terjadi perbedaan dan masalah yang dapat, observasi dengan pernyataan dan pernyataan oleh pimpinan, karjawan maupun masyarakat yang berhubungan baik langsung maupun tidak. Dampak yang di timbulkan oleh organisasi/ Kelurahan. Analisa ini adalah rangkuman study lapangan, interview maupun penelitian melalui kepustakaan.
Maka masalah prestasi pegawai, sudah tentu pula menyangkut  kinerja pegawai kecamatan, di mana prestasi kerja secara individu mempunyai dampak terhadap pegawai lainnya. Misalnya bilaman ada seseorang pegawai yang tidak di siplin, maka akan di mempengaruhi pegawai lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga bila ini terjadi, maka akan menimbulkan dampak negatif terhadap peningkatan prestasi kerja atau dapat juga menghambat pekerjaan pegawai lainnya.
Oleh sebab itu di rasakan perlu adanya suatu perhatian terutama dari pihak pimpinana agar dapat meningkatakan di siplin kerja pegawai. Di samping itu seorang pimpinan itu sendiri harus dapat memberikan contoh yang baik para bawahannya, di mana hal ini jelas akan dapat mempengaruhi semangat kerja dan moral pegawai dalam penyelesaian tugas pekerjaannya sehingga tercapailah apa yang menjadi tujuan.

  a. Kerja pegawai
kerja merupakan aktivitas dasar dan bagian esensial dari kehidupan manusia. Jika Keberhasilan suatu instansi/lembaga dapat dicapai melalui peningkatan produktivitas kerja pegawai hasil guna dan agutapel. Dengan kualitas dan kuantitas kerja yang baik dari pegawai diharapkan produktivitas kerja pegawai dapat tercapainya suatu prestasi yang mendorong terhadap keberhasilan instansi atau lembaga dalam mencapai sasarannya. Ini berarti tujuan umum pembinaan pegawai dapat tercapai, sesuai dengan kebutuhan dan selaras dengan beban kerja yang efektif dan efisien yang sanggup dan mampu melaksanakan setiap tugas yang dihadapinya dengan sebaik-baiknya, serta memperoleh daya guna yang maksiman dari pegawai yang bersangkutan dalam organisasi melalui suatu proses pembinaan yang sebaik-baiknya.
Tolok ukur pencapaian hasil pembinaan pegawai berarti tercapainya sasaran dan tujuan yang telah ditentukan organisasi. Hal ini memiliki makna tercapainya kerja pegawai yang merupakan pengukuran tercapainya sasaran dan tujuan tersebut dapat terukur aktivitas produktivitas kerja pegawai kecamatan ibele tercapai hasi kerja yang memperoleh maksimal.
   b. motivasi
camat memotivasikan kepada para pegawai utnuk melaksanakan aktivitas produktivasi kerja pegawai memiliki kemampuan dan semangat kerja yang tinggi, maka metivasi camat memberikan kepada pegawai akan perdampak positif terhadap pencapaian hasil-hasil kerja yang efektif dan efesien.
   c. Komunikasi
komunikasi yang membagun oleh seorang camat tidak saja berlaku antara pimpinan dangan para pegawai yangmenduduki suatu jabatan jika komunikasi harus menyetuh seluru stap yang ada.
   d. koordinasi
koordinasi  tidak akan pernah ada jika tidak diawali dengan membangun komunikasi yang baik, yakni komunikasi yang persifat vertikal maupun komunikasi yang bersifat horizontal.dengan terbentuknya koordinasi kerja yang baik.


 e. kerjasama
melalui komnunikasi yang baik serta dibangunnya koordinasi yang solid, maka seorang camat akan mampu membangun kerja sama dengan seluruh stap yang dipimpinnya.

C. Masalah disiplin  pegawai Yang di Hadapi.
Usaha menggerakan bawahan oleh seorang pimpinan, adalah merupakan salah satu fungsi pokok pimpinan atau manajer. Penggerakan  yang merupakan fungsi penting  ini didalam fungsi-fungsi manajemen oleh sondang p.  siagian disebut motivasi; yang diberi  batasan  pengertian sebagai berikut; “penggerak (motivating) dapat didefinisi  keseluruhan proses pemberian bekerja para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan iklas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efesiensi dan ekonomis.
Pemberian motivasi terhadap pegawai dalam rangka meningkatkan kerja pegawai, di temukan masalah yang mempengaruhi motivasi adalah :
1.    Kurang pemberian penghargaan terhadap hasil kerja pegawai.
2.    Kurangnya pemberian penghargaan oleh atasan terhadap hasil kerja bawahan  merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi kerja pegawai yang rendah. Kekurangan bawahan, dapat menimbulkan ketidak puasaan dan keengganan dalam bekerja.
       Dalam hal ini tampak antara lani; setelah pegawai menyerahkan pekerjaan yang di berikan oleh atasan dan menyerahkan kembali hasil kerja tersebut, maka setelah di terima oleh pimpinan tidak di barengi dengan kata-kata pujian atau sejenisnya yang dapat menimbulkan kesenangan atau kepuasaan bawahan. Kebiasaan seperti ini tidak bisa mendukung tumbuh dan berkembangan kekuatan-kekuatan bawahannya, tetapi justru memperbesar kelemahan-kelamahan bawahan yang telah ada menimbulkan hambatan dalam mencapai tujuan organisasi.
3.      Kurang sifat keteladanan pimpinan.
Pimpinan tidak sekedar merencanakan, memberi petunjuk dan memerintah, teladan, penuntun, tempat bertanya serta tempat mengadu bagi bawahan. Usaha pemberian motivasi dengan keteladanan, adalah merupakan bentuk motivasi yang murah dan efesien. Adanya keteladanan seperti itu masih tampak kurang. Hal ini masih terlihat antara lain :
a.       Pimpinan kurang memberi kesempatan atau hampir tidak pernah terjadi bawahan menyatakan keinginan-keinginannya, harapan-harapan dan saran-sarannya. Demikian pula jarang sekali pimpinan menanyakan keadaan dan keluhan-keluhan sehingga yang ada tinggal menerima apa adanya.
b.      Masih lemahnya pimpinan dalam menumbuhkan jiwa korps terhadap bawahan, hal ini masih terkait dengan point (a) tersebut di atas, sehingga tidak terdapat kekompakan dalam melaksanakan pekerjaan.
         Masalah pengawasan atasan langsung di kecamatan ibele kabupaten jayawijaya, menunjukkan bahwa pengawasan atasan langsung masih lemah atau bahkan kurang dapat di laksanakan sebagaimana yang seharusnya.
       Lemah pengawasan atasan langsung atau pengawasan lain, di karenakan:
1.      Adanya budaya rikuh dalam pelaksanaan pengawasan atasan langsung adalah : merupakan suatu hambatan dalam pelaksanaan pengawasan. Kenyataan seperti ini masih banyak ditemui dimana pemimpin tidak berani/ enggan menegur bawahan yang melakukan pelanggran, hal ini kadang  disertai anggapan bahwa anggota/anak buah dalam suatu organisasi atau kesatuan unit adalah merupakan keluarga besar. Anggapan ini di lain  pihak bertentangan dengan sikap  dalam melaksanakan pekerjaan atau tugas yang harus di laksanakan dengan penuh tanggung jawab dan rasa kedisplinan. Dengan demikian tujuan organisasi belum dapat di laksanakan sesuai dengan rencana.
2.      Keengganan pada semua orang atau pegawai untuk diawasi orang atau pegawai pada umumnya merasa enggan atau tidak senang bilamana agar kegiatan pengawasan, adanaya perasaan semacam ini, karena secara umum pula pegawai masih kurang memahami apa sebenarnaya fungsi dari pada pengawasan, menjadikan dirinya merasa enggan untuk dan juga ia mempunyai suatu anggapan bahwa pengawasan hanyalah di tujukan untuk mencari-cari kesalahannya diketahui.
3.      Masalah Displin Pegawai
Disiplin pegawai kecamatan ibele merupakan kegiatan yang dilaksanakan dengan maksud untuk mendorong para pegawai agar sadar untuk mentaati berbagai standar  aturan, Sehingga dapat ditaati berbagai penyelewengan atau pelanggaran yang utama dalam hal ini adalah pegawai ditepati pada waktunya yang telah ditentukan kecuali hari libut dan tanggal merah  jika  untuk membina pegawai negeri sipil kecamatan ibele yang berdisiplin tinggi diperlukan adanya peraturan disiplin yang memuat pokok-pokok  kewajiban, larang dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan bila dilanggar.
 Selain dari pada itu dalam peraturan pemerintah itu diatur pula tentang tata cara pemeriksaan, tata cara penjatuhan dan penyampaian hukum disiplin serta tata cara pengajuan keperatan apabila pegawai negeri sipil  yang dijatuhi hukuman disiplin itu merasa keberatan atas hukuman disiplin yang dijatukan kepadanya.   
Tujuan hukum disiplin adalah untuk memperbaiki dan mendidik pegawai negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin,oleh karena itu setiap pejabat yang berwenang menghukum wajib memeriksa lebih dahulu dengan saksama pegawai negri sipil yang melakukan pelanggaran itu. Namun pegawai  kecamatan diwujudkan disiplin yang lahir dari sikap patuh telah diwujudkan oleh seluruh lapisan masyrakat terhadap aturan-aturan, nilai yang berlaku secara nasional, maka akan terwujud disiplin pegawai dalam kinerja pegawai akan perkemampuan yang tinggi dalam pelaksanaan kegiatan agar pertanggungjawabkan dengan efektif.
Namun Pegawai Negeri Sipil kecamatan ibeleh. Dalam Peraturan pemerintah tersebut diatur  dengan  kewajiban, larangan, tingkat dan jenis hukuman disiplin bagi Pegawai. Kewajiban yang harus diikuti oleh setiap Pegawai kecamatan ibele adalah:
1.        Pegawai kecamatan ibele  taat sepenuhnya kepada pancasila, Undang-undang Dasar 1945. Negara dan Pancasila.
2.        Pegawai Kecamatan ibele Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan golongan atau diri Sendiri, serta menghindarkan segala sesuatu yang dapat mendesak kepentingan Negara oleh kepentingan golongan, diri sendiri, atau pihak lain.
3.        Menjungjung tinggi kehormatan dan martabat Negara, Pemerintah kecamatan dan Pegawai Negri Sipil dikecamatan.
4.        Mengangkat dan mentaati sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil sumpah/janji jabatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5.        Menyimpan rahasiah kecamatan ibele dan atau rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya.
6.        Memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan Pemerintah kecamatan ibele baik yang langsung menyangkut tugas kedinasannya maupun yang berlaku secara umum.
7.        Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab.
8.        Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemagnat untuk kepentingan kecamatan maupun terhadap  masyarakat.
9.        Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan dan kesatuan  Pegawai Negeri Sipil dikecamatan ibele.
10.     Segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan Pemerintah kecamatan, terutama di bidang keamanan, keuangan dan materil.
11.    Mentaati ketentuan jam kerja.
12.    Menciptakan dan memelihara suasana kerja sama yang baik.
13.     Menggunakan dan memelihara barang-barang milik Negara dengan sebaik-baiknya.
14.    Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat menurut bidang tugasnya masing-masing.
15.     Bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana terhadap bawahannya.
16.     Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugasnya.
17.     Menjadi dan memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap bawahannya.
18.     Mendorong kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan kariernya.
19.     Memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan kariernya.
20.     Mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan tentang perpajakan.
21.     Berpakaian rapi dan sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap masyarakat, sesama Pegawai Negeri Sipil dikecamatan ibele , dan terhadap atasan.
22.     Hormat menghormati antara sesama warga negara yang memeluk agama kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
23.     Menjadi teladan sebagai warga negara yang baik dalam masyarakat.
24.     Mentaati segala peraturan perundangan dan peraturan kedinasan yang berlaku.
25.     Mentaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang.
26.     Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya setiap laporan yang diterima mengenai pelanggaran disiplin.
27.     Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya setiap laporan yang diterima mengenai pelanggaran disiplin.

    a. pemecahan Masalah  
       1.Alternatif pemecahan masalah kurangnya pemberian penghargaan dapat  dilakukan beberapa hal antara lain :
a.    Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan cara lebih memahami aspek kejiwaan manusia dengan memperhatikan sebagai kebutuhab penghargaan atas hasil kerja bawahan serta memahami akan keterbatasan kemampuan seseorang pegawai.
b.    Meningkatkan  pelayanan kepada masyarakat  dalam memberi keteladanan yang dengan memberikan penilaian pelaksanaan pekerjaan yang tepat pada waktunya.
2.Alternatif  pemecahan terhadap masalah-masalah pengawasan langsung terhadap bawahannya antara lain :
a.         Pimpinan harus meninggalkan budaya atau rasa enggan untuk menegur atasan, tindakan seperti itu akan menurunkan pimpinan dihadapan bawahannya, dengan konsekuensi akan menggangu proses pencapaian tuyuan organisasi di masa mendatang.
b.         Dipihak lain bawahan akan seluruh aparat pada umumnya harus menghilangkan sikap engga[\i untuk diawasi memberikan sikap teladan dengan timbal balik yang baik tentu merupakan hal positif yang yang di kembangkan dan di budayakan selaku aparatur pemerintahan kecamatan ibele, serta menghindari perasaan malu atau takut jika kesalahannya di ketahui.
   3. Alternatif  pemecahan terhadap masalah-masalah kurang atau lemah penerapan sansksi dan atau hukuman disiplin antara lain untuk Meningkatkan pelayanan pimpinan dalam pengawasan absensi, yaitu dengan memberiakan contoh melakukan absensi dengan baik dan rutin.




  C. Keadaan Yang Di inginkan Dan Upaya Penyelesaian
a. Keadaan yang dinginkan.
Kecamatan ibele pelaksanan strategis program percanaan  dalam upaya mencapai hasil yang diinginkan selama  5 (lima) Tahun yang akan datang diperlukan aparatur yang profesional dalam menjalankan tugas sesuai dengan tugas dan fungsinya yang didukung dengan sarana prasarana serta tingkat kesejahteraan yang memadai, disamping itu diharapkan pula perlu memantapkan koordinasi, pelayanan administrasi, penyelenggaraan pemerintahan serta pelayanan publik berdasarkan peraturan perundang-undangan. Disamping itu dalam upaya meningkatkan/memantapkan koordinasi diharapkan untuk jabatan yang masih kosong dapat terisi yang sesuai dengan standar kompetensinya dan didukung oleh suatu sistem akuntabilitas kinerja yang memadai.
Dalam mengantisipasi tantangan kedepan menuju kondisi yang diinginkan, dikecamatan ibele  sebagai organisasi yang berada dalam jajaran Pemerintah Kecamatan yang perlu secara terus menerus mengembangkan peluang dan inovasi baru.
Perubahan tersebut harus disusun dalam tahapan yang terencana, konsisten dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan Akuntabilitas Kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil atau manfaat.
Sehubungan dengan itu kecamatan ibele harus mempunyai visi sebagai cara pandang jauh kedepan tentang ke mana kecamatan ibele ini akan diarahkan dan apa yang akan dicapai agar dapat eksis, antisipatif, dan inovatif.
  b. Visi Dan Misi Kecamatan Ibeleh
       1. Visi
Visi merupakan rumusan umum keadaan yang diinginkan jauh ke depan kearah mana organisasi akan di bawa dengan komitmen untuk mampu menggerakkan organisasi agar dapat eksis, antisipatif, dan inovatif.
Gambaran kesuksesan pembangunan yang ingin dicapai ke depan dapat dilihat pada visi pembangunan dengan memperhatikan dinamika lingkungan strategis, aspirasi masyarakat dan pemerintah. Adapun Visi Kantor Kecamat Ibeleh  adalah sebagai berikut: “Terwujudnya Pembagunan dan Pelayanan Prima Menuju yang Unggul  Pada Pemperdayaan Dan Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Ibele”.
    Visi tersebut mengandung makna :
  1. Pelayanan Prima memiliki makna Kantor Kecamatan Ibele menjadi sentral tempat pelayanan terbaik bagi pelaksanaan pemerintahan, kegiatan pembangunan dan pembinaan kesejahteraan masyarakatan.
  2. Kecamatan yang Unggul memiliki makna Kecamatan Ibele mampu mengangkat dan menonjolkan keunggulannya baik dari segi pemerintahan, hasil pembangunan, dan kegiatan kesejahteraan masyarakatan sehingga tercipta keunggulan spesifik / terdapat nilai-nilai khusus yang menjadi ciri khas Kecamatan Ibele.
  3. Pemperdayaan dan kesejahteraan masyarakan adalah proses kegiatan dan waktu yang menunjukkan skala kinerja rencana pencapaian program / ukuran tercapinya rencana strategis dan program kerja yang disusun dan penyelenggaraan pelayanan, pembagunan dan  pemperdayaan kesejateraan masyarakat masa akan datang.
Visi tersebut di atas juga mengandung suatu rangkaian makna yang terjabar pada semua aspek kehidupan masyarakat, pembinaan pemerintahan, dan peningkatan pembangunan di Kecamatan Ibele. Visi tersebut juga menunjukkan adanya harapan Kecamatan Ibele agar dapat maju dan berkembang secara berkelanjutan dan dapat mendukung tercapainya Visi Kecematan Ibele Kabupaten Jayawijaya.
   2. Misi kecamatan ibele.
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi disusun setelah mengkaji makna visi dan keserasiannya dengan lingkungan strategis yang dihadapi dengan memperhitungkan kemungkinannya untuk dijabarkan dalam arah kebijakan, program, prioritas dan pokok-pokok program dan kegiatan. Adapun misi Kantor Kecamatan Ibele  adalah sebagai berikut :
1.        Mengembangkan sistem pelayanan yang mudah, terukur, dan akuntabel;
2.        Menumbuhkembangkan kehidupan masyarakat yang demokratis  dan transparan berbasis pada partisipasi aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan  memperdayakan kesejahteraan masyarakatan;
3.        Memwujudkan pelayanan, pembangunan dan memperdayaan kesejahteraan masyarakat.
4.        Mewujudkan keharmonisan dan keselarasan tugas aparatur kecamatan Ibele berdasarkan proporsi tugas dan kewenangan dengan kapabilitas yang dimiliki.
5.        Membangun mekanisme pelayanan secara terintegritas;
6.        Mengembangkan seluruh potensi Kantor Kecamatan Ibeleh dalam rangka mendukung tercapainya visi dan misi Kantor Kecamatan Ibele kabupaten jayawiyaja.

   3.Tujuan
Tujuan  Kecamatan Ibele merupakan sesuatu strategis kegiatan yang akan dicapai (dihasilkan) pada kurun waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun ke depan. Tujuan tersebut ditetapkan dengan mangacu pada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisi strategis. Selain itu tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang inginkan dicapai pada masa akan datang. Diharapkan tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan guna merealisasikan misi.
Dengan demikian tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang ditetapkan dengan memperhatikan faktor-faktor penentu keberhasilan dari hasil analisis yang memadai terhadap lingkungan baik internal maupun global.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka ditetapkan tujuan yang akan di capai Kantor Kecamatan Ibele sebagai berikut :
a.     Mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat
b.     Mewujudkan pelayanandan pembagunan serta pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat
c.      Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan administrasi kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakatan.
d.     Mendorong terciptanya pemberdayaan masyarakat khususnya perencanaan, pelaksanaan yang bersifat partisifatif, dan pengawasan terhadap kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakatan;
e.      Mendorong terciptanya sinergitas pelaksanaan tugas dengan unit kerja lainnya secara vertikal maupun secara horizontal.

    4. Sasaran
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, dapat terukur tentang apa yang akan di capai atau dihasilkan. Fokus utama sasaran adalah tindakan dan alokasi sumber daya dalam kegiatan pemerintahan kecamatan ibele  yang bersifat spesifik, dapat diukur, dinilai dan dapat dicapai dengan berorientasi pada hasil yang dicapai dalam kurun waktu tertentu.
Sebagai penjabaran tujuan yang ingin dicapai Kantor Kecamatan Ibele maka sasaran yang merupakan kondisi ideal yang diharapkan dapat tercipta sebagai hasil dari akumulasi rangkaian kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan visi dan misi Kantor Kecamatan ibele kabupaten jayawiyaja adalah :
  1. Terwujudnya sistem pelayanan prima di Kantor Kecamatan Ibele yang berorientasi kepada masyarakat.
  2. Terwujudnya sistem pelayanan administrasi pemerintahan , pembangunan dan  pemberdayaan serta kesejahteraan masyarakatan yang partisifatif, responsive dan akuntabel.
  3. Terwujudnya prakarsa masyarakat dan optimalisasi kearifan lokal dalam pelaksanaan kegiatan perencanaan pelaksanaan dan pengawasan terhadap kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan serta kesejahteraan masyarakatan  di wilayah Kecamatan Ibele.
  4. Terwujudnya optimalisasi koordinasi antar SKPD sehingga mampu bersinergi dalam pelaksanaan tugas, baik secara vertical maupun secara horizontal dalam mendukung terciptanya mekanisme pembangunan, pelayanan dan pemberdayaan kesejahteraan masyakat di Kecamatan Ibele.

  C. Upaya  penyelesaian tugas kecamatan ibele 
menurut kamus besar bahasa Indonesia (1998: 1250) adalah upaya (daya) termasuk dalam kegiatan ini adalah segala bentuk daya yang ada dan telah dilaksanakan oleh lembaga untuk mencapai sasaran atau tujuan”.
Jadi upaya menurut peneliti adalah upaya yang dilakukan oleh aparat kecamatan ibele dengan segala daya dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan oleh suatu lembaga dalam membuat suatu kebijakan. Untuk mencapai sebuah tujuan maka dibuatlah rencana oleh para pejabat atau aparat pemerintah kecamatan, ibele akan meningkatkan hasil kerja pegawai yang permutu baik secara menjeluruh unutuk mencapai tujuan efesien dan efekti, misalnya pembinaan dan pegawasan oleh camat upaya pemerintah kecamatan dalam hal ini adalah suatu usaha yang dilakukan oleh aparat pemerintah kecamatan dengan segala daya yang dimiliki dalam rangka mencapai tujuan. Agar sebuah tujuan dapat tercapai maka pemerintah kecamatan harus membuat suatu kebijakan yang berupa pemberdayaan dan kesejahteraan akan baik.
  Penyusun hanya mengambil upaya pemerintah kecamatan Ibele yang mengarah kepada pembinaan dan pengawasan secara meyeluruh. Sehingga dengan adanya upaya oleh suatu pemerintah kecamatan ibele, mudah-mudahan dapat tercapai hasil kinerja dan terwujud dalam pembangunan masyarakat desa yang adil, makmur dan sejahtera.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah penulis menguraikan permasalahan yang dihadapi serta usaha pemecahannya dalam rangka meningkatkan  produktivitas kerja pegawai Kecamatan Ibele para pegawai dalam melaksanakan tugasnya profesional, maka dengan ini penulis menarik suatu kesimpulan.
Berdasarkan uraian diatas yang telah dikemukakan pada bab-bab dimuka, maka kesimpulan yang dapat dikemukaan adalah sbb:
  1. Bagian Personalia Organisasi sebagai organisasi yang merupakan  wadah kegiatan sekelompok orang yang produktivitas kerja pegawai  sama untuk mencapai tujuan, dimana lazimnya setiap organisasi Kecamatan Ibele memiliki perbedaan sudut pandang dari anggotanya, karena perbedaan watak, sifat, persepsi dan tingkah laku seseorang camat dan para pegawai, perbedaan juga terjadi diantara anggotanya karena tiap pribadi mempunyai kepentingan sendiri.
  2. Melihat keadaan pada Bagian kepemimpinan di kecamatan ibele  masih kurangnya pemberian motivasi sehingga mengakibatkan interaksi manusia dalam organisasi saling curiga, tercipta hubungan yang kurang harmonis, kurang bergairah dan kurang bersemangat.
  3. 65
     
    Masih kurangnya perhatian terhadap komunikasi pada  proses manajemen terutama pemberian motivasi, sehingga sumber daya manusia dalam Bagian Personalia itu belum dikelola secara produktif.
  4. Masih kurangnya keterampilan yang dimiliki oleh karyawan Bagian Personalia karena hampir tidak adanya program pelatihan khusus, misalnya komputerisasi.
  5. berpengaruh kuat, positif, dan signifikan terhadap produktivitas Kerja pegawai kecamatan melakukan Pembinaan mempunyai kontribusi yang cukup tinggi terhadap produktivitas Kerja pegawai kecamatan ibele.

B. Saran - Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut:
1.    Hendaknya pimpinan organsiasi selalu memperhatikan bahwa  ada hubungan antara atasan dengan bawahan dan selalu memelihara sistem kerja yang aman dan tenteram, baik untuk pimpinan maupun bawahannnya sehingga pegawai dapat tumbuh kedisiplinan yang tinggi.
2.    Hendaknya pimpinan selalu melihat pengaruh psikologis dalam setiap pemberian jabatan, karena usaha ini akan bermanfaat untuk menjaga kecemburuan sosial bagi para karyawannya. Oleh karenanya dalam setiap usaha untuk penembatan suatu jabatan perlu diperhatikan adanya  senioritas dan kemampuan.
3.    Pimpinan harus berusaha untuk mengetahui kebutuhan  bawahannya, karena ini sebagai umpan balik dalam pemberian motivasi.
4.    Hendaknya pimpinan dalam menempatkan pegawai dalam jabatannya sesuai dengan latar belakang pendidikan dan kecakapan serta keterampilan yang dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku .
Armstrong, Michael. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia Stratejik, alih bahasa: Cahayani. Gramedia Pustaka. Jakarta
Bambang Kusriyanto.1991 meningkatkan produktivitas seri manajemen no. Lembaga pendidikan dan pengembagan manajemen : jakarta.

Kartono kartini 2006 pemimpin dan kepemimpinan, PT. Raja grafindo persada, jakarta.

Safari,   Triantoro. 2004. Masalah – Masalah Kepemimpinan.   Jakarta   : PT. Gramedia

Ermaya Suradinata Ermaya, 1997. Pemimpin dan Kepemimpinan Pemerintahan    (Pendekata  Budaya Moral, dan Etika), Jakarta: Gramedia  Pustaka   Utama.

Sutarto, 2006. Dasar-Dasar  Kepemimpinan  Administrasi, Yogyakarta:  Gajah Mada  University Press.

Hadari Nawawi dan M Martini Hadari, 2006. Kepemimpinan yang efektif    Yogyakarta: Gajah   Mada University  Press.

Haryati, Sr, Setiajeng, Tedi Sudrajat.2008, Hukum Kepegawaian, Penerbit Obor. Jakarta

Kartini Kartono Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2006. P.19

Panji Anoraga. Dinamika Koperasi Bandung: Penerbit Rineka Cipta.1998

Hersey  dalamWibowo, Manajemen Kinerja :PT Rajg Grafindo Persadap,2007

Ermaya suradinata, kepemimpinan pemerintahan. jakarta: PT. vidcodata.  2000.
67
 
 


Soedarjat 1993. Kapita Selekta Manajemen Dan Kepemimpinan Serta Imlementasinya.Jakarta : Ind Hill Co.

Sedermayanti.2011 tata kerja dan produktivitas kerja catatan kedua 2011 haletiga bandung, CV. Madar maju.
 j.ravianto, 1998. produktivitas dan tenaga kerja indonesia, lembaga SIUP, jakarta.
judianto 1992. kamus umum bahasa indonesia, penerbit M 2 S, bandung.


B. Dukumen .
    Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2008  tenta
 Lampiran I:  Pertannyaan Variabel Kepemimpinan Camat
   
   Petunjuk pengesian:
1.    Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan mengenai Kepemimpinan  Camat (X), dan Produktivitas Kerja Pegawai (Y). Setiap penyataan disertai dengan 4 (empat) alternatif jawaban.
2.    Semua jawaban yang tersedia adalah benar.
3.     Saudara/i  diharapkan membaca setiap pertanyaan dengan teliti.
4.    Pilihlah satu alternatif jawaban yang paling sesuai menurut bapak/ibu dikantor kelurahan kebagusan dengan memberi tanda contreng (√) pada kolom jawaban atau masukan angka-angka yang telah disediakan yang memiliki arti sebagai berikut : SS = sangat setuju, S = setuju, TS = tidak setuju, dan STS = sangat tidak setuju.

Biodata Responden:
Nama Lengkap            :  …………………………………………….………………
Tempat /Tgl. Lahir      :  ……………………………………………...………..........
Pria/Wanita                 : ................................................................................…......
Tanda Tangan            : .......................................................................................……

69
 
 


Variabel Kepemimpinan Camat (X)
No
Pertanyaan tentang  kepemimpinan lurah
Tingkat persetujuan
SS
S
TS
STS
1.
Kepemimpinan camat kelihatan dari seberapa besar peran camat  dalam menjalankan tugasnya





2.
sebagaimana peranan kepemimpinan camat dalam meningkatkan kerja pegawai kecamatan




3.
Kamat memberi peran cukup besar kepada anak buahnya




4.
Kecamatan selalu membimbing pegawainya dalam menjalankan tugas masing-masing




5.
Bimbingan yang diberikan camat kepada pegawainya diberikan secara teratur dalam waktu yang telah dijadwalkan.




6.
Adanya bimbingan oleh camat dapat meningkatkan kinerja pegawainya.




7.
bagimanakah tugas dan fungsi camat selama meningkatkan prestasi kerja pegawai kecamatan ibele




8.
Tahap penggerakan atau pelaksanaan kerja merupakan pelaksanaan manajemen yang penting




9.
Kepemimpinan camat dalam meningkatkan secara tercermin dari penggerakan yang dilakukannya




10
Tujuan yang telah ditetapkan camat tidak akan tercapai bila tidak ada penggerakan dari rencana yang telah dibuat.




11
Dalam penggerakan diperlukan pegawai yang teguh pada tujuan yang ingin dicapai




12
Dorongan dan pengarahan camat kepada pegawainya selalu dikerjakan oleh pegawai




13
Semangat kerja merupakan kondisi yang harus dijaga kecamat supaya kinerja pegawainya terjaga.




14
camat mengawasi kerja yang dilakukan pegawainya secara keseluruhan.




15
Pengawasan dilakukan kepemimpinan camat semenjak perencanaan, pengorganisasian, penggerakan program kerja kecamatan






Lampiran II : Pertannyaan “Variabel Produktivitas Kerja  Pegawai”

    Petunjuk Pengesian:
1.    Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan mengenai Kepemimpinan Camat (X), dan Produktivitas Kerja Pegawai (Y). Setiap penyataan disertai dengan 4 (empat) alternatif jawaban.
2.    Semua jawaban yang tersedia adalah benar.
3.     Saudara/i  diharapkan membaca setiap pertanyaan dengan teliti.
4.    Pilihlah satu alternatif jawaban yang paling sesuai menurut bapak/ibu dikantor kelurahan kebagusan dengan memberi tanda contreng (√) pada kolom jawaban atau masukan angka-angka yang telah disediakan yang memiliki arti sebagai berikut : SS = sangat setuju, S = setuju, TS = tidak setuju, dan STS = sangat tidak setuju.

Biodata Responden:
Nama Lengkap            :  ……………………………………………………………
Tempat /Tgl. Lahir      :  ……………………………………………………..........
Pria/Wanita                 : ............................................................................…......
Tanda Tangan            : ............................................................................

Variabel Produktivitas Kerja Pegawai (Y)
No
Pertanyaan Tentang  Produktivitas Kerja Pegawai
Tingkat Persetujuan
SS
S
TS
STS
1
Hasil kerja pegawi sangat bergantung pada bagian unit kerja memberikan motivasi kepada para pegawai




2
Unit kerja memberikan dorongan yang baik untuk mengembangkan kemampuan pegawai




3
Mematuhi peraturan yang berlaku dalam unit kinerja dapat mengetahui tingkat produktifitas kerja pegawai




4
Perubahan dalam peraturan kerja dapat membengaruhi hasil kerja mencapai efektif




5
Penembatan kerja pegawai sesuai dengan keahliannya untuk meningkatkan hasi kinerja pegawai keamatan




6
Pencapaian sasaran kinerja pegawai Kecamatan dapat menghailkan terwujudnya dengan baik.




7
Pimpinan selalu puas dengan hasil kerja yang telah dicapai tujuan tiap hari




8
Atasan memiliki IPTEK yang lebih dari pegawainya untuk menujang dalam menetukan kebijakan




9
Kemampuan kinerja pegawai dapat menyelesasikan pekerjaan dibutuhkan  untuk meningkatkan kualitas para pegawai kecamatan




10
Perlu ditetapkan dasar keagamaan untuk semua pegawai untuk pengendalian diri dalam meningkatkan hasil kinerja yang efektif




11
Tingkat pendidikan dapat dipengaruhi hasil dalam menjelesaikan pekerjaan




12
HasilKerja pegawai Kecamatan menjadi tanggungjawab semua pegawai Kecamatan




13
Melaksanakan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan menjadi tujuan dari Kecamatan yang baik.




14
Memegang teguh tujuan yang hendak dicapai   yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat sebaik mungkin.




15
Pegawai Kecamatan  memiliki semangat kerja dalam menjalankan tugasnya






Lampiran IV:
                                                PETA KECAMATAN IBELE
Description: D:\dukumen skripsi tahun 2013\skripsi Irin murib\peta-cecamatan-ibele.jpg



DI SUSUN SKRIPSI  HUGI LOKON.S. IP. DIJAKARTA 23 JANUARI S/D SETEMBER 2013
[2] Armstrong, Michael. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia Stratejik, alih bahasa: Cahayani. Gramedia Pustaka. Jakarta
[3] Kartono kartini 2006 pemimpin dan kepemimpinan, PT. Raja grafindo persada, jakarta
[4] Safari,   Triantoro. 2004. Masalah – Masalah Kepemimpinan.   Jakarta   : PT. Gramedia
[5]  Ermaya Suradinata Ermaya, 1997. Pemimpin dan Kepemimpinan Pemerintahan    (Pendekata  Budaya Moral, dan Etika), Jakarta: Gramedia  Pustaka   Utama.
[6] Sutarto, 2006. Dasar-Dasar  Kepemimpinan  Administrasi, Yogyakarta:  Gajah Mada  University Press.
[7] Hadari Nawawi dan M Martini Hadari, 2006. Kepemimpinan yang efektif    Yogyakarta: Gajah   Mada University  Press.
[8] Haryati, Sr, Setiajeng, Tedi Sudrajat.2008, Hukum Kepegawaian, Penerbit Obor. Jakarta
[9] Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2008  tentang Kecamatan .idp. 8
[10] I pd p.9
[11] j.ravianto, produktivitas dan tenaga kerja indonesia, lembaga SIUP, jakarta, 1998. Hal 129).
[12] judianto kamus umum bahasa indonesia, penerbit M 2 S, bandung 1992.)
[13] Bambang Kusriyanto meningkatkan produktivitas seri manajemen no. Lembaga pendidikan dan pengembagan manajemen : jakarta 1991. Hal 2
[14] Kartini Kartono Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2006. P.19
[15]Panji Anoraga. Dinamika Koperasi Bandung: Penerbit Rineka Cipta.1998. p.17
[16]Hersey  dalamWibowo, Manajemen Kinerja :PT Rajg Grafindo Persadap,2007: p.76-80.
[17] Ermaya manajemen pemerintahan. jakarta: PT. vidcodata.  2000.p.10,14,15.
[18] Soedarjat 1993. Kapita Selekta Manajemen Dan Kepemimpinan Serta Imlementasinya.Jakarta : Ind Hill Co.