Vrydag 21 Junie 2013

peran kinerja aparatur dalam pengembangan masyarakat miskin di Kelurahan Kalibata, Kecamatan Pancoran.


BAB I
PEDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tuntutan era globalisasi dan reformasi pemerintah di Indonesia sangat mengalami perubahan yang sangat cepat dan mendasar di berbagai bidang kehidupan, baik dibidang informasi, komunikasi, dan lain-lain. Timbulnya pengeseran paradigma pemerintah berimplikasi dalam jalannya penyelenggaraan pemerintah, terutama tuntutan dalam masalah kinerja kerja aparatur birokrasi yang semakin meningkat dengan adanya persaingan baik di swasta mamupun pemerintah dalam upaya memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Dengan berlakunya undang – undang tahun 2004 tenaga pemerintah daerah, diharapkan memberikan dampak yang nyata dan luas dalam peningkatan pelayanan dalam masnyarakat. Pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam meningkatkan pelayanan dalam jalur birokrasi yang lebih ringkas dan membuka pilihan bagi pemerintah Daerah untuk melakukan inovasi.
Dengan demikian kerja aparatur Lurah dalam meningkatkan kerja aparatur bagi masyarakat di Kelurahan Kalibata, Kecamatan Pancoran diharapkan lebih efektif proses pelayanan kepada manyarakat dengan maksud untuk mensejahterakan masyarakat dalam berbagai bidang kerja aparatur. Dengan demikian penilaian masyarakat Kalibata dalam kerja aparatur yang dilakukan Keluarahan dalam meningkatkan pelayanan belum berjalan sesuai dengan apa yang di butuhkan masyarakat khususnya untuk mencapai tingkat kesejahteraan belum sepenuhnya baerjalan dengan baik, untuk itu di harapkan keterlibatan seluruh aparatur Kelurahan untuk meningkatkan kerja aparatur lurah, sehingga upaya untuk mencapai suatu kesejahteraan masyarakat dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan bersama.
Dengan semakin bertambahnya pemahaman masyarakat akan hak – hak azasi manusia, serta adanya kebutuhan masyarakat yang semakin meningkatan,dan menuntut adanya peningkatan kerja aparatur prima.pemerintah mempunyai kewajiban untuk meningkatan jasa kerja aparatur yang berorientasi pada keputusan masyarakat tutuan utama di bentuknya pemerintah itu sendiri antara lain adalah untuk menjaga suatu sistem keterlibatan masyarakat yang dapat mengalami kehidupannya secara wajar
Rasyd( 1997;48) mengemukakan bahwa tuagas pokok pemerintah itu dapat diringankan menjadi tiga fungsi hakiki, yaitu pelayanan (service), pemberdayaan (empowerment) dan pembangunan (development). Salah satu fungsi pokok pemerintah pusat adalah memberikan kerja aparatur umum kepada masyarakat. Oleh karena itu, organisasi pemerintah sering pula disebut sebagai pelayanan masyarakat (public service)
Dalam kenyataan belum semua aparatur pemerintah menyadari arti pentingnya kerja aparatur kepada masyarakat sehingga muncul ungkapan kalau dapat dipersulit mengapa di permuadah yang beredar di kalangan aparatur pemerintah menunjukan bahwa mereka umumnya belum sadar mengenai posisi sebagai pelayanan. Pelayanan dapat di berikan secara optimal apabila aparatur sendiri sadar akan tugas dan fungsinya sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat.oleh karena itu seluruh jajaran aparatur pemerintah harus dapat menciptakan kondisi yang mampu mendorong timbulnya.
Kreaktivitas prakarsa kerja aparatur dalam seluruh proses pengembangan masyarakat miskin adapun perangkat Kelurahan sebagai aparatur yang mempunnyai tugas dan fungsi dalam pelyanan umum harus dapat meningkatan mutu dan kualitas kinerja kerja aparaturnya, akan tetapi untuk mencapai mutu dan pelayanan yang baik diperilakukan berbagi upaya dalam rangka meningkatan kerja aparatur lurah sebagai perangkat pemerintah Kelurahan. Oleh karena itu, sebagai aparatur harus mempunyai
kewajiban, serta tanggung jawab dalam menyelenggaraan pemerintahan, terutama menyangkut pelayanan kepada masyarakat di nilai dapat memberikan keputusan apabila aparatur pemerintah dapat mengetahui, dan memahami, serta berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat akan kerja aparatur. Namun demikian untuk mewujudkan hal tersebut, tidaklah mudah seperti kita memalikan telapak tangan, itu kerja aparatur sangat diperlukan.
Upaya untuk mengujudkan kerja aparatur umum yang baik dan berkualitas sesuai dengan yang diharapkan masyarakat, birokrasi pemerintah dibentuk untuk dapat membersiapkan sumberdaya aparatur yang professional yang mampu memahami perannya sebagai pemikir, perencanaa dan pelaksanaan pelayanan, segaligus pengawasan jalanya kegiatan pemerintah, pembangunan dan pembinaan masyarakat secara keseluruhan.
Salah satu bidang pemberdayaan pengembangan masyarakat miskin yang patut di perhatikan adalah bidang pengembangan masyarakat miskin yang berhubungan dengan era globalisasi dunia usaha yang diberikan oleh pemerintah daerah yang akan mempengaruhi minta investor dalam menamkan modalnya di suatu daerah, pelayanan prima (excellent service) harus menjadi acuan dalam mendesain struktur organisasi pemerintahan daerah.dunia usaha meningkatkan pelayanan strategisnya berupa kecepatan, ketepatan, mudah dan murah.
Pemerintah perlu menyusun standar kerja aparatur bagi institusi pemerintah di daerah yang bertugas memberikan kinerja kerja aparatur yang baik kepada masyarakat, terutama di bidang pengembangan masyarakat miskin agar bisa pengembangan masyarakat miskin itu bisa berkembang apabila aparatur mampu memberikan pembekalan yang baik kepada masyarakat dalam mengelolah usaha sehinga tidak mengorbankan waktu dan biaya yang di keluargan oleh aparatur pemerintah kelurahan untuk usaha kecil dan menengah itu bisa tercapai sehingga birokrasi itu mutlak harus terus menerus dapat dilakukan oleh aparatur Kelurahan, serta perlu dilakukan evaluasi secara berskala agar kerja aparatur senantiasa memuaskan masyarakat.
Kualitas kerja aparatur merupakan faktor yang sangat menentukan dalam menjaga keberlangsungan suatu organisasi. Birokrasi pemerintah. kinerja kerja aparatur yang baik sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan sanggat besar artinya dalam upaya mewujudkan kualitas kerja aparatur kepada masyarakat terletak pada aparatur pemerintah itu sendiri.sebagai unsur pelaksanaan dalam pembangunan kerja aparatur kerja pemerintah harus manyadari bahwa tugas-tugas mereka berkaitan langsung dengan kepentingan masyarakat. Sehingga kemampuan dan keterampilan mereka di dalam melakukan kerja aparatur kepada masyarakat di tuntut secara maksimal.
Dalam rangka mewujudkan kerja aparatur yang baik kepada masyarakat di perlukan sumber daya manusia yang mempunyai kualitas yang baik pula, oleh sebab itu kerja pegawai terus dikembangkan agar mereka mempunyai kemampuan yang baik dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Pegawai merupakan sumber daya yang terpenting bagi institusi pemerintah, salah satu implikasinya adalah pemerintah harus menyediakan tempat pengembangan masyarakat miskin yang cukup dalam mengkembangkan usaha agar para pegawainya, dalam arti bahwa pengembangan masyarakat miskin untuk investasi yang dilakukan oleh pemerintah untuk para pegawai tersebut diarahkan pada penciptaan sumber daya manusia yang mempunyai nilai tambah bagi pemerintah dan masyarakat. Sehingga dapat menghasilkan kerja aparatur yang efisiensi di dalam pelaksanaan tugas – tugasnya.
Sehubungan dengan pemberdayaan sumber daya aparatur inilah, maka peran kinerja aparatur harus memiliki nilai yang sangat seknifikasikan dalam meningkatkan kualitas kerja aparatur di bidang pemberdayaan pengembangan masyarakat miskin.
Dengan demikian diharapkan agar kerja aparatur kepada masyarakat miskin tidak memakan waktu yang terlalu lama. Karena melihat pembangunan masyarakat miskin yang berada di Kelurahan Kalibata yang mempunyai jumlah KK atau jiwa masyarakat miskin yang mempunyai penghasilan yang tidak mencukupi kebutuhan ekonominya.
Untuk itu diharapkan pengaruh kerja aparatur Kelurahan sebagai aparatur pemerintahan Kelurahan adalam meberikan kerja sama yang dapat lebih mengefektifkan proses kerja aparatur di bidang pemberdayaan pemngembangan masyarakat miskin bagi kesejahteraan masyarakat.

B. Idendifikasi masalah
Berpedoman pada latar belakang masalah yang di jabarkan di atas. mengenai pemahaman peran kinerja aparatur Kelurahan di bidang pemberdayaan pengembangan masyarakat miskin untuk kesejahteraan masyrakat, maka penulis mencoba mengindentifikasi masalah ke dalam beberapa pertanyaan,yang menjadi masalah yang utama yang ditemukan penulis antara lain;
1. Pola atau strategi yang dipakai dalam peningkatan Penanggulangan kemiskinan di bidang pemberdayaan pengembangan masyarakat miskin,belum ada sistem yang tepat
2. Bagaimana keterlibatan seluruh aparatur Kelurahan dalam meningkatan kerja
Aparatur proses kerja aparatur di bidang pemberdayaan pengembangan masyarakat miskin dalam rangka memajukan kesejahdraan masyarakat.
3 Pelum seluruh aparat sadar tentang tanggung jawab untuk penanggulangan kemiskinan
4. Belum tepat kerja aparatur lurah dalam proses pemberdayaan masyarakat miskin
5. Kesejahteraan masyarakat belum optimal, hal itu terlihat dari lamanya kepengurusan atau belum adanya penyuluhan dari kepala penduduk tentang bagaimana kewirausahaan yang baik dan benar
6. Belum banyak masyarakat yang faham untuk mengatur ekonomi keluarga
7. Belum pengalaman bersaing di pasar ekonomi kerakyatan
8. Keterbatasan modal yang sulit dipinjam dari koperasi kelurahan

C. Pembatasan Masalah
Disamping mengetahui permasalahan di atas, maka penulis lebih menekan pada masalah penerapan kinerja aparatur dalam meningkatkan kualitas pengembangan masyarakat miskin di kantor Kelurahan Kalibata.
Di karenakan keterbatasan waktu, biaya, serta lokasi penelitian maka penulis membatasi permasalahan pada “Peran Kinerja aparatur dalam penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan Kalibata Kecamatan Pancoran, Kota Administrasi Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakara.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka penulis mencari berdasarkan rumusan masalah sebagai berikut :
Apakah ada peran kinerja aparatur dalam pengembangan masyarakat miskin di Kelurahan Kalibata, Kecamatan Pancoran.

E. Maksud dan Tujuan Penelitian
1. Maksud Penelitian
Dengan berpedoman pada rumusan masalah ini, maka penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai upaya mencari atau mengumpulkan data empiris guna mengetahui kerja aparatur Kelurahan dalam meningkatkan kerja aparatur di bidang pemberdayaan pengembangan masyarakat bagi tercapainya kesejahteraan masyarakat di Kelurahan Kalibata, Kecamatan Pancoran, Kota Madya Jakarta Selatan.
2. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kecenderungan kepada kerja aparatur lurah dalam rangka meningkatkan kinerja, kerja aparatur di bidang pemberdayaan pengembangan masyarakat miskin bagi kesejahteraan masnyarakat. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kerja aparatur khususnya di bidang pemberdayaan pengembangan masyarakat miskin yang dilakukan oleh aparatur kelurahan.
Untuk mengetahui usaha-usaha baik yang sedang dilakukan maupun yang akan dilakukan dalam upaya meningkatkan kerja aparatur di bidang pengembangan masyarakat miskin bagi tercapainya kesejahteraan masyarakat.

F. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Sebagai sumberdaya informasi tambahan akademik bagi almamater Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara (STIP-AN) terutama yang berkenaan dengan usaha-usaha peningkatan kinerja kerja aparatur di bidang pemberdayaan pengembangan masyarakat miskin.

2. Kegunaan Praktis
a. Sebagai informasi tambahan yang dapat menjadi bahan masukan bagi hasil dalam meningkatkan kinerja kerja aparatur bagi di bidang bemberdayaan
pengembangan masyarakat miskin, bagi kesejahtraan masyarakat.
b. Menambah pengetahuan penulis yang lebih mendalam menyangkut kerja aparatur dikelurahan dalam meningkatkan kinerja aparatur di bidang pemberdayaan pengembangan masyarakat miskin bagi kesejahteraan masyarakat.







BAB II
KERANGKA TEORITIS
A Tujuan Pustaka
Sejalan dengan substansi penelitian dan buku panduan usulan penelitian dan Skripsi yang di Sediakan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara (STIP-AN), maka untuk itu kepentingan penelitian dan usulan penelitian, penulis membagi tinjauan pustaka sebagai kerangka teoritis.

1. Teori Umum Pemerintahan dan Pemerintah
a Pemerintahan
Menurut Inu kencana Syafiie (2003;3)secara etimologi kata pemerintahanberasal dari kata perintah, yang kemudian mendapat imbuhan sebagai berikut :
(a) mendapat awalan “pe” menjadi kata pemerintah; berarti badan atau orang elit yang melakukan pekerjaan mengurus suatu Negara .
(b) Mendapat akhiran “an” menjadi kata “pemeritahan” berarti perihal , cara perbuatan atau urusan dari badan yang berkuasa dan memiliki legitiminasi.
Di dalam kata dasar “perintah” paling sedikit ada 4 (empat) unsur penting yang terkandung di dalamnya, yaitu sebagai berikut:
a. Yang memerintah di sebut pemerintah dan pihak yang di perintah dsebut rakyat
b. Pihak yang memerintah memiliki kewenangan dan legitimasi untuk mengatur dan mengurus rakyat ;
c. Hak yang di perintah memiliki keharusan untuk taat kepada pemerintah yang sah.
d. Antara pihak yang memerintah dengan pihak yang diperintah dalam hubungan timbal balik, baik secara horizontal maupun secara vertikal.
Menurut Ermaya Suradinata (2002:13), pemerintah adalah adalah organisasi yang mempunyai kekuatan besar dalam suatu Negara, menyangkut urusan masyarakat, territorial, dan urusan kekuasaan dalam rangka pencapaian tujuan Negara (Pemerintah).
1. Organisasi 4. Teritorial
2. Kekuatan 5. Kekuasaan
3. Masyarakat 6. Urusan
b. Pemerintah
Menurut Ermaya Suradinata (2002: 14-15) pemerintahan adalah proses kegiatan yang di selenggarakan oleh pemerintah . pandangan tentang pemerintahan
tersebut sangat luas karena semua aktivitas kegiatan Negara di gerakkan dalam rangka memberikan kesejatraan dan rasa aman kepada masyarakat .
Proses tersebut melibatkan lembaga militer kepolisian fungsi memberikan pelayana kepada masyarakat . menumbuh kembangkan peran serta masyarakat untuk berpartisipasi dalam berbagai bidang pembangunan bagi kepentingan bangsa.
Ermaya Suradinata, 2002:13) yang mendefinisikan pemerintahan dengan cara yang lebih sederhana sebagai berikut, yaitu sebagai lembaga Negara yang terorganisir yang memperhatikan dan menjalankan kekuasanya tetapi tidak menyebutkan kekuasaan atau kekuatan pada institusi tertentu.
Dari beberapa definisi diatas, maka penulis simpulkan bahwa pemerintah sebagai ketahanan dan sebagai kekutan Negara, sedangkan pemerintah adalah meliputi kegiatan Negara yang digerakkan dalam rangka memberikan kesejahteraan dan rasa aman pada masyarakat yang di libatkan kekuasan militer, kepolisian, fungsi legislative, keuangan dan penegak hukum yang berkeadilan.

5. Pengertian Kinerja Aparatur
a. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi. Menurut pendapat Rue dan Byers (dalam Nasucha, 2004:24) kinerja adalah tingkat pencapaian, kinerja bagi setiap organisasi merupakan fator yang sanggat penting, terutama karena penilaian ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam batas waktu tertentu. Menurut Hendrawan Supratikno dkk(2006:12) kinerja adalah suatu konstruk multi dimensional (banyak yang berhubungan) yang sanggat kompleks, dengan banyak perbedaan dalam arti tergantung pada syapa yang sedang mengevauasi, bagaimana dievaluasi,dan aspek apa yang dievaluasi Disamping itu, adapun pendapat yang menyatakan pengertian kinerja dengan efisiensi dan efektifitas (menurut Interplan dalam Nasucha, 2004: 107). Menurut Murphy dan Cleveland (dalam Nasucha, 2004: 107) kinerja dapat diartikan sebagai kualitas perilaku yang berorientasi pada tugas atau pekerjaan.

Sedangkan Atmosudirjo (dalam Nasucha, 2004: 107) berpendapat bahwa kinerja dapat berarti prestasi kerja atau prestsi dalam menyelenggarakan sesuatu.
Menurut Wibwo (2007: 4) bahwa kinerja adalah merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun tersebut.
Lebih lanjut menurut Wibowo (2007:371) kinerja merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuannya adalah tentang cara secara umum, sifatnya luas tanpa batas waktu, dan tidak berkaitan dengan prestasi tertentu dalam batas waktu tertentu. Tujuan merupakan sebuah aspirasi perencanaan kinerja dimulai dengan melakukan perumusan danmengklasifikasi tujuan yang hendak dicapai organisasi tersebut terlebi dahulu. Sesuai dengan jenjang organisasi yang dimiliki, selanjutnya tujuan yang sudah dirumuskan tersebut dirinci lebih lanjut menjadi tujuan dan tingkat yang lebih rendah.
Menurut Wibiwo (2007:371) hal tersebut perlu dilakukan agar tujuan semua tingakatan manajamen yang lebih rendah memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan diatasnya. Diharapakan bahwa pencapaian tujuan semua unit kerja dibawa akan mencerminkan pencapaian organisasi secara keseluruhan.
Menurut Amstrong dan Baron (dalam Wibowo 2007:7) kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi pada ekonomi.

Berdasarkan teori-teori diatas, maka dengan demikian di simpulkan bahwa kinerja merupakan pengelolaan sumber daya secara baik dan benar serta tidak mengalami kesulitan dalam pengelolaannya baik dari segi kemampuan, keterampilan, kedisiplinan, waktu dan biaya, serta sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dengan beberapa indikator yaitu:
1. Pengelolaan 4. Pencapaian Tujuan
2. Biaya 5. Hemat
3. Waktu
C. Pengertian Aparatur
Menurut kamus bahasa Indonesia, (istilah) “Aparat” memiliki makna alat atau perangkat Negara.
Menurut pendapat Moenir (199: 156) salah satu kelompok masyarakat tersebut yaitu pegawai Negeri sipil (tergabung dalam korp pegawai Republik Indonesia) memiliki peran bebas dalam pelaksanaan penyelenggaraan Administrasi pemerintah negara Republik Indonesia. Kelompok ini mempunyai peran ganda, disatu pihak sebagai Abdi Negara dan dilain pihak sebagai Masyarakat. Sebagai Abdi Negara karena kelompok ini adalah aparatur pemerintah yang berfungsi melaksanakan Administrasi pemerintah umum dan sebagai Abdi Masyarakat karena secara khusus menjalankan fungsi pelayanan umum untuk kepentingan umum dan juga untuk kelompok ini berlaku sebagai aturan yang diantaranya menjadi pola tingkah laku seluruh pegawai negeri sipil, sebagai pelaksanaan dan undang-undang pokok kepegawaian undang-undang nomor 8 tahun 1974.
Menurut undang-undang nomor 8 pasal 1 huruf a tahun 1974 : yang berbunyi pegawai negeri adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas jabatan dalam negara atau diserahi tugas negara lainnya yang ditetapkan suatu peraturan perundang-undangan.
Ridwan (2005:60) menyatakan bahwa dalam organisasi pemerintahan sumberdaya manusia sering disebut sebagai aparat, yaitu pegawai yang melaksanakan tugas-tugas kelembangaan. Bagi seorang aparat pegawai yang telah diatur dalam tugas dan tanggung jawab terhadap pekerjaannya, Motivasi merupakan penggerak kemauan dan keinginan kerja nenurut aturan-aturan atau batasan-batasan yang telah ditentukan. Kemauan keinginan kerja tersebut dapat ditentukan dengan meningkatkan aspek-aspek dan peran kinerja aparatur tersebut.
Hal ini ditegaskan oleh Ermaya Suradinata (1996:10) yang medefinisikan pegawai adalah manusia atau orang yang melaksanakan suatu pekerjaan pada suatu organisasi, baik pemerintah maupu swasta, dan karena jasa dan pekerjaan itu, maka mereka memperoleh upah atau gaji. Lebih lanjut Ermaya, Suradinata (1996:14-15) menambahkan bahwa dalm kenyataan sehari-hari seseorang akan melakukan sesuatu lagi atau apabila terdorong oleh suatu tujuan untuk memperoleh hasil yang dapat memenuhi kebutuhan pribadinya. Apabila pegawai dalam melaksanakan tugasnya dalam keadaan terpaksa, umumnya ada beberapa orang yang mengabaikan tanggung jawab, baik dalam pekerjaan maupun pimpinannya. Itulah sebabnya, maka setiap
organisasi memerlukan adanya aturan-aturan kepemimpinan yang dapat bertindak bijaksana agar tujuan yang ditetapkan dapat dicapai tanpa mengurangi kedua belah pihak yaitu.
1. Membuat aturan bara sarana
2 .Membangun sarana dan para sarana
3. Membuka Labangan kerja
Berdasarkan teori-teori diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kinerja aparatur ialah sebuah pencapaian hasil kerja aparatur dan efektifitas kerja aparatur untuk melaksanakan suatu tanggung jawab pekerjaan dan kemampuan untuk menjalankan tugas. Sedangkan indikator dari kerja aparatur adalah:
1. Penpaian hasil
2. Efisiensi kerja aparatur
3. Efektifitas kerja aparatur
4. Tanggnug jawab
5. Kemampuan



3. Hakekat penanggulangan masyarakat miskin
a. Pandangan Teoritis Mengenai Penanggulangan Kemiskinan.
Kemiskinan merupakan masalah kemanusiaan yang telah lama diperbincangkan karena berkaitan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat dan upaya penanganannya. Dalam Panduan Keluarga Sejahtera (1996: 10) kemiskinan adalah suatu keadaan dimana seorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri dengan taraf kehidupan yang dimiliki dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam Panduan (1993: 26) bahwa kemiskinan adalah situasi serba kekurangan yang terjadi bukan karena dikehendaki oleh si miskin, melainkan karena tidak dapat dihindari dengan kekuatan yang ada padanya.
Kemiskinan ini ditandai oleh sikap dan tingkah laku yang menerima keadaan yang seakan-akan tidak dapat diubah yang tercermin di dalam lemahnya kemauan untuk maju, rendahnya kualitas sumber daya manusai hanya nilai tukar hasil produksi, rendahnya produktivitas, terbatasnya modal yang dimiliki berpartisipasi dalam pembangunan.Mengamati secara mendalam tentang kemiskinan dan penyebabnya akan muncul berbagai tipologi dan dimensi kemiskinan karena kemiskinan itusendiri multikompleks, dinamis, dan berkaitan dengan ruang, waktu serta tempat dimana kemiskinan dilihat dari berbagai sudut pandang. Kemiskinan dibagi dalam dua kriteria yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang diukur dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk memenuhi Kebutuhan dasarnya sedangkan kemiskinan relatif adalah penduduk yang telah memiliki pendapatan sudah mencapai kebutuhan dasar namun jauh lebih rendah dibanding keadaan masyarakat sekitarnya.
Kemiskinan menurut tingkatan kemiskinan adalah kemiskinan sementara dan kemiskinan kronis. Kemiskinan sementara yaitu kemiskinan yang terjadi sebab adanya bencana alam dan kemiskinan kronis yaitu kemiskinan yang terjadi pada mereka yang kekurangan ketrampilan, aset, dan stamina (Aisyah, 2001: 151). Penyebab kemiskinan menurut Kuncoro (200: 107) sebagai berikut:
1. Secara makro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan timpang, penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah yang terbatas dan kualitasnya rendah;
2. Kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia karena kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitas juga rendah, upahnya pun rendah;
3. Kemiskinan muncul sebab perbedaan akses dan modal.
Ketiga penyebab kemiskinan itu bermuara pada teori lingkaran setan
kemiskinan (vicious circle of poverty) lihat Gambar 2.adanya keterbelakangan, ketidak-sempurnaan pasar, kurangnya modal menyebabkan rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas mengakibatkan rendahnya pendapatan yang mereka terima. Rendahnya pendapatan akan berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi, rendahnya investasi akan berakibat pada keterbelakangan dan seterusnya. Logika berpikir yang dikemukakan Nurkse (dalam Kuncoro 2000: 7) yang mengemukakan bahwa negara miskin itu miskin karena dia miskin (a poor country is poor because it is poor) Gambar 2. Lingkaran Setan Kemiskinan (The Vicious Circle of Poverty ) Menurut Bayo (1996: 18) yang mengutip pendapat Chambers bahwa ada lima “ketidakberuntungan” yang melingkari orang atau keluarga miskin yaitu sebagai berikut:
1. Kemiskinan (poverty) memiliki tanda-tanda sebagai berikut: rumah mereka
reot dan dibuat dari bahan bangunan yang bermutu rendah, perlengkapan yang sangat minim, ekonomi keluarga ditandai dengan ekonomi gali lubang tutup
lubang serta pendapatan yang tidak menentu; Ketidak sempurnaan pasar Keterbelakangan Ketinggalan kekurangan modal investasi rendah Produktivitas rendah tabungan rendah pendapatan rendah.
2. Masalah kerentanan (vulnerability), kerentanan ini dapat dilihat dari ketidakmampuan keluarga miskin menghadapi situasi darurat. Perbaikan ekonomi yang dicapai dengan susah payah sewaktu-waktu dapat lenyap ketika penyakit menghampiri keluarga mereka yang membutuhkan biaya pengobatan dalam jumlah yang besar:
3. Masalah ketidak berdayaan. Bentuk ketidakberdayaan kelompok miskin tercermin dalam ketidakmampuan mereka dalam menghadapi elit dan para birokrasi dalam menentukan keputusan yang menyangkut nasibnya, tanpa memberi kesempatan untuk mengaktualisasi dirinya;
4 Lemahnya ketahanan fisik karena rendahnya konsumsi pangan baik kualitas maupun kuantitas sehingga konsumsi gizi mereka sangat rendah yang berakibat pada rendahnya produktivitas mereka;
5. Masalah keterisolasian. Keterisolasian fisik tercermin dari kantongkantong kemiskinan yang sulit dijangkau sedang keterisolasian social tercermin dari ketertutupan dalam integrasi masyarakat miskin dengan masyarakat yang lebih luas. Dari berbagai teori yang ada bahwa kemiskinan itu adalah mereka yang tak mampu memiliki penghasilan yang layak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka membutuhkan uluran tangan dan bantuan orang lain mencukupi kebutuhannya.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberlanjutan Pemanfaatan Dana bergulir Masalah keberlanjutan pemanfaatan program di Kelurahan Kalibata Kecamatan Pancoran adalah sebagai berikut:
1. Faktor yang mempengaruhi keberlanjutan pemanfaatan dana yang meliputi empat faktor atau variabel sebagai berikut:
a. Pemanfaatan dana
b. Jenis usaha;
c. Besar dana yang diterima;
d. Partisipasi anggota pokmas.
Beberapa variabel yang mempengaruhi pelaksanaan program dapat di jelaskan sebagai berikut:
a. Pemanfaatan dana PKK Dalam pelaksanaan program terdapat beberapa prinsip yang saling berkaitan untuk menjelaskan konsep pemanfaatan dana bergulir PKK. Beberapa prinsip itu antara lain sebagai berikut:
1). Prinsip dana bergulir dana yang disalurkan pemerintah kepada masyarakat melalui program sesuai dengan Inpres No.5 tahun 1993 merupakan bantuan khusus bagi masyarakat miskin yang berupa modal kerja sebagai hibah bergulir (Revolving Grant) dengan bimbingan teknis pemerintah untuk pembinaan, penyuluhan dan motivasi. Bantuan tersebut secara kualitatif sangat memerlukan sistem dan mekanisme yang mudah, ringan dan cepat dipahami agar dana di pedesaan tidak macet, dapat berputar (revolving) seca efesien efektifitas keberadaannya abadi di masyarakat.
Pada prisipnya dana bergulir itu adalah sumber dana yang disalurkan pemerintah kepada anggota pokmas di desa tertinggal sebagai pinjaman untuk dipergunakan secara produktif dan harus dikembalikan sesuai kesepakatan anggota pokmas.
2). Prinsip Keberlanjutan Pemanfaatan Penanggulangan kemiskinan secara terencana dan terkoordinir telah diupayakan pemerintah untuk dilaksanakan melalui prinsipprinsip pokok perencanaan kegiatan yang digunakan sebagai pegangan yaitu sebagai berikut:
1. Prinsip keterpaduan;
2. Prinsip kepercayaan;
3. Prinsip kebersamaan dan kegotongroyongan;
4. Prinsip Kemandirian
5. Prinsip Ekonomi;
6. Prinsip Keberlanjutan.
Mengenai prinsip keberkelanjutan mengandung arti bahwa kegiatan kelompok harus dapat menerus, berkesinambungan dalam kegiatan usaha tanpa batas waktu. Dana program diharapkan dapat dikembangkan oleh masyarakat melalui pokmas sebagai dana abadi milik masyarakat artinya pemerintah memberi kepercayaan kepada orang miskin untuk merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan menjaga kelangsungan untuk menanggulangi kemiskinan. Pemberian kepercayaan pada orang miskin itu dapat dilihat dalam pengelolaan dana PKK yang dilakukan , oleh, dan untuk pokmas miskin melalui usaha ekonomi produktif yang dikembangkan secara berkesinambungan. Menurut Suprapto (1999: 23) ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan Kemacetan dana yaitu sebagai berikut:
a). Bagi pemakai dana berputar baik individu maupun kelompok sebaiknya dikenai persyaratan supaya ada motivasi berusaha dan sudah memulai aktivitas produktif, sehingga dana berputar tidak hanya dianggap sekedar sebagai hadiah Cuma-cuma melainkan sebagai kebutuhan yang pemanfaatannya harus dipertanggungjawabkan;
b) Lembaga yang akan diserahi untuk mengelola dana yang akan berputar harus betul-betul sudah siap karena lembaga ini yang nantinya akan memantau pemanfaatannya dan mengatur penyebarannya pada pemakai berikutnya;

c) perlu diciptakannya mekanisme kontrol dari masyarakat itu sendiri melalui penyebarluasan penggunaan dana berputar kepada masyarakat.

3). Kelompok Masyarakat (Pokmas)
Kelompok sasaran program adalah kelompok masyarakat yang lebih dikenal dengan pokmas yaitu penduduk miskin yang bermukim di desa yang dikategorikan tertinggal. Mereka merupakan kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah, terbatas kemampuan dan aksesnya dalam mendapatkan pelayanan, prasarana, permodalan, untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam menghadapi masalah khusus atau mendesak yang segera memerlukan bantuan serta penanganan. Kelompok merupakan kumpulan penduduk setempat yang menyatukan diri dalam usaha di bidang sosial, ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan, keswadayaan, dan kegotongroyongan mereka. Kelompok merupakan milik anggota yang dimaksudkan untuk mengatasi masalah dan mengembangkan usaha bersama anggota.
Dalam Panduan PKK (1993: 16) pembentukan kelompok harus memperhatikan sebagai berikut:
(1) Didasarkan pada kebutuhan keluarga miskin untuk meningkatkan kesejahteraan anggota;
(2) Harus dihindari pembentukan kelompok yang dipaksakan:
(3) Dalam wadah kelompok disiapkan wadah kegiatan sosial ekonomi yaitu usaha produktif, pemupukan modal dan penghimpunan tabungan sehingga memberikan manfaat secara ekonomi bagi semua anggota kelompok secara lestari berkelanjutan;
(4) Kelompok dapat merupakan kelompok yang sudah ada atau dapat pula disiapkan, ditumbuhkan, dibina secara khusus oleh aparat kelurahan serta masyarakat setempat.
1). Konsep Jenis Usaha Jenis usaha ekonomi merupakan kegiatan produksi barang atau jasa yang memberikan hasil atau keuntungan sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota pokmas dan keluarganya. Bersumber pada Panduan (1993: 24) jenis usaha yang dapat dibiayai dengan dana program adalah jenis usaha yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Cepat menghasilkan, jarak waktu antara pengeluaran yang harus dilakukan dengan penerimaan hasil kegiatan tidak terlalu lama
b. Mendayagunakan potensi yang ada dan dimiliki oleh desa
c. Menghasilkan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar atau dipasarkan sehingga memberikan nilai tambah
d. Dapat memenuhi kebutuhan dasar yang sifatnya mendesak dan melibatkan sebanyak- banyaknya penduduk miskin
e. Memberi hasil dan dapat digulirkan pada seluruh kelompok
f. Dapat dilakukan dengan cara-cara yang telah dikenal dan dikuasai oleh masyarakat dengan memanfaatkan pengetahuan asli yang telah ada yang secara teknis dapat serta mudah dilaksanakan
g. Disesuaikan dengan potensi dan kondisi ekologis setempat sehingga tidak merusak kelestarian lingkungan
h. Saling mendukung dan tidak bersaing dengan kegiatan lain yang dilaksanakan melalui program pembangunan sektoral dan regional
i. Secara sosial budaya dapat diterima oleh masyarakat.
Dana program digunakan untuk pengembangan usaha yang bersifat produktif dan tidak digunakan untuk pembangunan prasarana fisik. Program pengembangan sarana fisik diharapkan dari bantuan program lainnya sehingga tidak mengganggu pelaksanaan program proyek/kegiatan sarana usaha ekonomi produktif terdapat dalam Buku Petunjuk Pelaksanaan Inpres Bantuan Pembangunan Kelurahan (1995: 60) berisikan sebagai berikut:
a. pembinaan ibu-ibu PKK khususnya yang berda di kelurahan Kalibata
b. memberikan pengembangan dalam membuka usaha kecil dan menengah
c. memberikan pembekalan kepada masyarakat yang berjualan di pasar Kalibata
d. bagaimana mengembangkan usaha tekstil pakaian yang
e. Dan lain-lain yang bersifat ekonomis produktif.
Penggunaan dana sesuai dengan situasi dan kondisi yang diprioritaskan oleh kelurahan sesuai dengan kehendak masyarakat miskin.
2). Konsep besar dana diterima berdasarkan Indurruksi Presiden (Inpres) no. 5 tahun 1993 tanggal 27 Desember 1993 tentang Peningkatan Penanggulangan Kemiskinan, program merupakan bagian dari gerakan nasional penanggulangan kemiskinan dengan menyediakan bantuan khusus berupa modal kerja bagi kelompok penduduk miskin yang digunakan untuk kegiatan usaha yang pemanfaatannya dapat dirasakan terutama pemenuhan kebutuhan mendasar keluarga miskin. Falsafah yang mendasari pendekatan program adalah mempercayai penduduk miskin apabila dibantu secara tepat mereka akan dapat mengentaskan diri dari kemiskinan yang mereka alami. Usaha dan kegiatan ekonomi keluarga miskin di desa tertinggal yang dibiayai dengan dana bantuan khusus diatur bersama melalui kelompok-kelompok masyarakat (pokmas). Dana yang diterima oleh desa tertinggal sebesar Rp. 20.000.000,00.
Pembagian dana sebagai modal kerja sangat ditentukan oleh besarnya dana yang dibutuhkan dalam melakukan kegiatan usaha ekonomi yang dipilih terutama bagi anggota pokmas yang belum mempunyai kegiatan usaha akan sulit menentukan pilihan pembiayaan usaha ekonomis dan efesien. Jumlah dana yang dibutuhkan pokmas diputuskan oleh pengurus bersama anggota di Kelurahan tersebut. Besarnya modal usaha berupa uang tunai yang diberikan akan sangat ditentukan jenis usaha yang dilakukan anggota pokmas dan kemungkinan untuk memperoleh keuntungan dalam pemanfaatan dana tersebut, serta kelayakan usaha yang dibangun bukan pemerataan. Adapun yang berhak menerima dana program adalah seluruh anggota pokmas yang ada di kelurahan itu jika yang membutuhkan dana banyak sementara dana tidak mencukupi maka pemberian dana diprioritaskan kepada anggota pokmas yang miskin dan yang paling membutuhkan. Dengan demikian jumlah dana yang diterima sebagai modal usaha akan sangat mempengaruhi kegiatan usaha yang dilakukan oleh pokmas karena modal kerja merupakan darah segar bagi kegiatan operasional suatu perusahan besar, menengah bahkan sampai usaha kecil sekalipun.
3. Partisipasi Anggota Kelompok Pelaksanaan program sesuai dengan panduan PKK bersifat terbuka dan berkesinambungan melalui pendekatan sebagai berikut:
a. Keterpaduan yaitu mengarahkan kegiatan pembangunan secara lintas sektoral
dan lintas daerah serta meletakkan upaya penanggulangan kemiskinan sebagai bagian dari proses pembangunan yang menyeluruh dan terpadu.
b. Kegotongroyongan yaitu menumbuhkan rasa kebersamaan, yang lebih kuat membantu yang lemah sehingga menciptakan kesejahteraan bersama.
c. Keswadayaan yaitu menitikberatkan pada usaha yang berdasarkan kemandirian
d. Partisipatif yaitu melibatkan warga masyarakat khususnya kelompok sasaran dalam pengambilan keputusan sejak perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemerataan hasil sesuai dengan nilai-nilai yang hidup dan berkembang di masyarakat itu sendiri.



e. Terdesentralisasi yaitu menurunkan wewenang pembuatan keputusan, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kepada aparat pemerintah Yang erdekat dengan penduduk miskin.
Bentuk partisipasi dalam pelaksanaan program terutama menyusun, membuat perencanaan, pengambilan keputusan, penerimaan hasil keputusan musyawarah kelompok, menerima dengan syarat atau menolak sebagai perwujudan jalannya demokrasi kelompok. Hasil keputusan kelompok yang ditetapkan merupakan komitmen kelompok dalam pelaksanaan dan menerima hasil yang telah dicapai. Keberhasilan program sangat ditentukan oleh keterlibatan secara aktif anggota pokmas secara keseluruhan yang berdampak pada peningkatan pendapatan penduduk miskin di kelurahan. Penduduk miskin yang tergabung dalam pokmas harus memainkan peran aktif dalam kelompok usaha produktif yang dikembangkan di kelurahan. Peran aktif tersebut dapat berupa saling memberi informasi tentang pasar, mematuhi kewajiban kelompok yang telah disepakati bersama dan saling menguntungkan di antara kelompok dan masyarakat pada umumnya.
4. Harapan Anggota Pokmas Pemanfaat yang berhasil dalam usaha akan tetap dalam usahanya bertambah maju, kebutuhan modal kerja dari dana bergulir semakin besar sehingga cita-cita keberlanjutan pemanfaatan dana bergulir sebagai dana abadi masyarakat lanjut dapat berkembang.

Harapan untuk kebean pemanfaatan dana tidak hanya untuk jangka pendek atau kepentingan sesaat sajak arena adalah program berkelanjutan sehingga keberhasilannya diharapkan berjalan terus menerus dan dapat menimbulkan rasa percaya diri bagi orang miskin bahwa mereka mampu menolong diri sendiri dengan kerja keras untuk dapat hidup mandiri. Penilaian tingkat keberhasilan pelaksanaan program dapat menggunakan acuan sistem evaluasi yang telah dikembangkan oleh disesuaikan kondisi setempat antara lain sebagai berikut:
1.Kurangnya jumlah penduduk yang termasuk dalam kategori miskin;
2.Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia;
3.Meningkatnya kepedulian masyarakat dalam upaya peningkatan kesejahteraan keluarga miskin di lingkungannya.
Meningkatnya kemandirian kelompok yang ditandai dengan makin berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok, makin kuatnya permodalan kelompok, makin rapinya adminitrasi kelompok, serta makin luasnya interaksi kelompok dengan kelompok lain dalam masyarakat.
Orang miskin berharap agar kebutuhan dasar akan sandang pangan dapat dipenuhi sehingga mereka hidup layak sebagai manusia. Harapan mereka tentunya tidak pasif tetapi selalu aktif memanfaatkan bantuan yang diterima untuk
kegiatan yang dapat meningkatkan pendapatan, memberikan kesempatan untuk bekerja yang menguntungkan sehingga mampu mencukupi rumah tangganya, memperbaiki rumah, membeli perobot rumah tangga, membiayai sekolah anaknya bahkan dapat menabung untuk hari tua.
C. Asumsi Yang Dipakai Asumsi penelitian tersebut diatas adalah sebagai berikut:
1. Jenis usaha yang dipilih sesuai dengan potensi desa dan sumber daya manusia yang ada. Jalan pikiran dalam asumsi ini bahwa usaha produktif yang dilakukan anggota pokmas tidak dipengaruhi oleh potensi lain di luar desa yang menerima dana sebagai modal kerja.
2. Hanya besar uang tunai yang berasal dari dana PKK yang digunakan sedangkan uang tunai yang berasal dari sumber lain adalah konstan. Dari asumsi ini dapat dijelaskan bahwa uang tunai yang diterima dan digunakan anggota pokmas dapat dipengaruhi oleh pinjaman-pinjaman di luar dana PKK seperti dana subsidi BBM, dana bantuan LSM, Kukesra dan Takesra dari
3. Setiap anggota pokmas memliliki kesempatan yang sama untuk menerima bantuan uang tunai PKK dan digunakan secara optimal artinya setiap anggota pokmas yang menerima bantuan uang tunai PKK memiliki kesempatan yang sama untuk mengelola dana tersebut secara maksimal dan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki sehingga dapat dikembangkan kembali sebagai modal bergulir dan faktor- fakor lain yang mempengaruhi dianggap konstan/tetap.

4. Variabel partisipasi anggota pokmas yang mempengaruhi kemampuan pengembangan dana PKK sebagai dana bergulir dianggap tidak dipengaruhi oleh kekuatan lain di luar anggota pokmas. Keadaan anggota pokmas dari aspek potensi sumber daya alam, potensi sumber daya manusia, lingkungan fisik dan sosial budaya dianggap sama.
Berdasarkan teori para pakar diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa penanggulangan kemiskin ialah suatu suatu program yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga antara lain : cepat menghasilkan, jarak waktu pengembalian, mendayagunakan potensi, menghasilkan produk, dapat memenuhi kebutuhan dan saling mendukung, untuk mengusahakan masyarakat miskin di kelurahannya untuk mencapai tujuan pemerintahan Kelurahan Kalibata yang ditandai dengan beberapa indikator yaitu sebagai berikut
1. Usaha pemenuhan kebutuhan
2. Ketepatan penghasilan
3. Yarak waktu pengembalian
4. Pendaya gunaan potensi
5. Penghasilan produk
6. Saling mendukung


B. Kerangka pemikiran
Alur pikir penulis dalm memberikan penelitian ini berangjak dari Visi,misi dal tupoksi Kelurahan Kalibata Kecamatan Pancoran, Kota administasi jakata selatan provinsi DKI Jakarta, setelah dikembangkan dalam kinerja aparatur dan pengembangan masyarakat miskin maka kerangka pemikiran ini terdapat dua variabel yaitu:
1. Variabel bebas yang dalam hal ini adakah kinerja aparatur dengan simbol penelitian X.1
2. Variabel terikat yang dalam hal ini penanggulan kemiskin dengan simbol penelitian Y
Berdasarkan pemahaman penulis atas dua variabel penelitian di atas, maka kerangka pemikiran jika di gambarkan ke dalam bagan sebagai berikut:








Gambar: 2.1 Kerangka Pemikiran



















BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dengan mempelajari metode penelitian akan mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang metode penelitian. Pengetahuan dan ketrampilan dibidang metode penelitian ini dapat digunakan untuk menyelidiki suatu masalah spesifik yang membutuhkan. Dalam metode penelitian ini adalah proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang telah ditetapkan dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku. Metode adalah salah satu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematik sedangkan metologi adalah sat u pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian ini. Penelitian tersebut banyak sekali ragamnya tergantung dari pada tujuan, sesuai dengan yang diharapkan, maka diperlukan penerapan metode ilmiah dalam praktek penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, karena peneliti berencana melakukan pengamatan dalam pengaruh Kinerja Aparatur Pengembangan Masyarakat Miskin.. Dengan demikian metode analisis dianggap paling sesuai dalam Penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah individu-individu kepala keluarga miskin di Kelurahan Kalibata.
Sebagaimana yang dikemukan oleh Nazir dalam bukunya yang berjudul metode penelitian (2005:54) menyatakan bahwa, pengertian metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem penelitian, ataupun satu kelas peristiwa pada masa s ekarang.
Menurut Sutrisno Hadi (1989:8) bahwa penelitian adalah suatu usaha untuk menentukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan tentang sesuatu hal seperti apa adanya. Penelitian deskriptif tersebut dapat menggambarkan tentang suatu subjek atau sosial (setting) dan problematika yang lebih umum dan luas. Sehingga menurut Muktar Erna Widodo (1999:15-16) mendefinisikan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksud untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu variabel atau tema, gejala atau keadaan yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Sedangkan Suharsimi Arikuto (2005:234) menambahkan bahwa penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang sesuatu variabel gejala atau keadaan. Dengan penelitian deskriptif tidak menguji sesuatu hipotesis.




B . Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi tarket adalah Kelurahan dan semua Pegawai yang terdapat di Kantor Kecamatan Swasta yang Besar yaitu berjumlah 16 orang pegawai/petugas di Kelurahan Kalibata, dengan luas wilayah 6,22 hekter dan Jumlah Penduduk;102.596 Jiwa yang terdiri dari RW 10, RT 133, KK 90. Populasi terjangkau adalah hubungan Peran kinerja dalam Peningkatan kemiskinan di Kelurahan Kalibata Kecamatan Pancoran Dalam Penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah individu-individu kepala keluarga miskin sebagai penerimaan dana bergulir Program Penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan Kalibata Kecamatan Pancoran dan konsultan Pendamping.
2. Sampel dan tujuan
Arikuto (1998;117) mengatakan bahwa, jika kita ingin meneliti sebagian dari Populasi, maka Penelitian tersebut sampel adalah sebagian atau wakil dari Populasi yang diteliti dan dinamakan Penelitian sampel, jika kita bermaksud menggeneralisasikan hasil Penelitian sampel. Penelitian yang dilakukan Penulis menggunakan desain deskriptif, oleh karena itu dibenarkan untuk melakukan Sampel penelitian adalah sebanyak 27 jiwa yang masing-masing terdiri dari: pegawai Kantor Kelurahan 16 0rang, petugas pelaksana


program terdiri dari 7 orang, kemudian konsultan pendamping program Penanggulangan Kemiskinan 4 orang . Dari sampel tersebut 40 0rang responden yang diambil sebagai penjawab pada kuesioner penelitian, yang masing-masing mempunyai fungsi kepengurusannya di Kelurahan Kalibata. untuk melihat secara terinci tentang penentuan populasi tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.1 Karakteristik Sampel Penelitian
No Rukun Warga Populasi
Kelompok Keluarga
Miskin sasaran
(KK) 1 RW 1 8
2 RW 2 6
3 RW 3 12
4 RW 4 13
5 RW 5 19
6 RW 6 9
7 RW 7 5
8 RW 8 9
9 RW 9 7
10 RW 10 6
11 RW 11 8
12 RW 12 5
Aparat/Petugas Pelaksanaan Program , Kelurahan,Kecamatan 7 orang
Konsultan Pendamping Kabupaten,Kecamatan,kelurahan 4 orang
Pegawai kantor kelurahan Kelurahan 16 orang
Jumlah 102.590




Program Penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan Kalibata Kecamatan Pancoran Kota administrasi Jakarta selatan Provinsi DKI Jakarta. Sehingga untuk menghitung jumlah sampel yang diambil dari populasi tersebut maka penulis menggunakan rumus sebagai berikut:
N 102,596 102.596
n = n = n =
N (e)²+1 102,596,(0.10)²+1 102.596, 0,01+1


102.596
= = 50.175 = 50
2.02


C. Tehnik Pengumpul Data
Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan bentuk kuisioner, wawancara dan juga menggunakan data sekunder yang telah ada, disamping itu, dalam mengumpulkan data informasi dan data tersebut, peneliti bekerja sama dan didampingi oleh masyarakat dan Aparatur Kelurahan. Dengan demikian, maka teknik pengumpulan data tersebut antara lain :
1. Kuesioner, yaitu daftar pernyataan kepada responden untuk mengukur indikator masing-masing dari dua variabel.
2. Dokumentasi, yaitu dengan mempelajari data - data yang bersifat sekunder berupa buku, laporan-laporan dan lain sebagainya.
3 Wawancara dilakukan secara terbatas responden untuk melengkapi data yang telah diperoleh melalui kuesioner dan dokumentasi.
1. Alat pengukur Data
Berdasarkan alat yang digunakan untuk pengukuran data kuesioner melalui pertanyaan yang di ajukan kepada responden untuk di jawab. Untuk itu alat pengukur data yang digunakan dengan skala ya/tidak dengan skor nilai sebagai berikut :
1) Transportasi mudah dijangkau. Jadwal Penelitian
2) Rendah keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki oleh penulis.

D. Instrument Penelitian
Dalam penelitian ini yang diperlukan dan digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan adalah instrument, maka dalam penelitian ini memperoleh instrument penelitian yang berbentuk kuesioner (daftar lembar pertanyaan dalam bentuk pernyataan) yang akan diajukan pada responden yang dimana format jawaban dari kuesioner disusun dengan menggunakan skala likert.
Mengukur nilai dalam variabel-variabel dalam penelitian ini dijabarkan dalam item-item pernyataan yang merujuk pada skala likert, dengan kisaran skor adalah 1-4 (satu sampai dengan empat) dengan asumsi bahwa skor ini bersifat rasional, skor 4 yang paling tertinggi untuk jawaban, Sangat Setuju (SS), skor 3 (tiga) untuk jawaban Setuju (S) skor 2 (dua) untuk jawaban Tidak Setuju (TS), dan skor 1 (satu) untuk Sangat Tidak Setuju (STS); Adapun instrument penelitian yang
digunakan untuk mengukur kedua variabel yang akan di teliti, dimana masing-masing variabel akan di jelaskan dalam tabel sebagai berikut :


Tabel 3.2 Instrument Penelitian
NO. Jawaban Responden Ya/Tidak
1. Sangat Setuju 4
2. Setuju 3
3. Tidak Setuju 2
4. Sangat Tidak Setuju 1

Variabel Konseptual dan Variabel Oprasional
Adapun bentuk kontelasi antara variabel dalam penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar: 1 Model Kontelasi Penelitian



Keterangan:
X = Peran Kinerja Aparatur `
Y = Penanggulanan Kemiskinan
ε= Epsilon variable Bebas lain yang tidak diukur /diteliti yang berpengaruh Dalam variable Y (Peran Kinerja Aparatur)
1. Variabel Kinerja Aparatu
a). Definisi Konseptual Kinerja Aparatur
Kinerja Aparatur adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk pencampaaaian hasil tujuan berlandaskan dengan efektifitas dan efesiensi, keterlaksanaan kinerja dan bertanggung jawab dengan kemampuan aparatur yang terlaksana. Maka dengan demikian berdasarkan teori kinerja aparatur yang tercantum diatas dapat menyimbulkan dengan beberapa indikator sebagai berikut :
1. Pencapaian Hasil
2. Efesiensi Kinerja Aparatur
3. Efektifitas Kinerja Aparatur
4. Tanggung jawab
5. Kemampuan


b). Definisi Operasional
Jumlah total variabel kinerja aparatur (X) yang di peroleh dari 40 orang responden yang diukur dengan menggunakan instrument penelitian terbentuk skala 1-4 yang terdiri dari 15 butir pernyataan. Maka, indikator yang digunakan dapat ditunjukan dalam tabel berukut:
Tabel: 3.3 Variabel Kinerja Aparatur (X)
Variabel Indikator Nomor butir kuesioner Jumlah kuesioner
Kinerja Aparatur (X) Pencapaian Hasil
Efesiensi kinerja aparatur
Efektifitas kinerja aparatur
Tanggung jawab
Kemampuan 1,2,3
4,5,6
7,8,9
10,11,12
13,14,15 3
3
3
3
3
Jumlah 15

2. Variabel Penanggulangan Kemiskinan
a. Difinisi Konseptual Penanggulangan Kemiskinan
Kegiatan Penanggulangan Keminkinan adalah jenis usaha yang melasanakan dengan cepat menghasilkan sesuatu yang nyata dalam jarak waktu pengembalian yang singkat, mendayagunakan potensi, menghasilkan produk, untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dengan demikian dari teori tersebut dapat disimpulkan dengan menemukan indikator-indikator sebagai berikut:
1. Kecepatan Menghasilkan
2. Waktu Pengembalian
3. Mendaya gunakan potensi
4. Menghasilkan produk
5. Dapat Memenuhi
b. Definisi Operasional
Total dari variabel Penanggulangan Kemiskinan yang diperoleh dari 40 orang responden yang diukur dengan menggunakan instrument penelitian yang berbentuk skala 1-4 yang terdiri dari 15 butir pernyataan indikator. Maka, indikator yang digunakan adalah terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel: 3.4 Kisi-kisi instrument variabel Penanggulangan Kemiskinan (Y)
Variabel Indicator Nomor butir Jumlah butir
Penanggulangan Kemiskinan (Y) Kecepatan menghasilkan Waktu pengembalian Mendayagunakan potensi Menghasilkan produk Dapat memenuhi 1,2,3
4,5,6
7,8,9
10,11,12
13,14,15 3
3
3
3
3
Jumah 15


Hasil kerja yang dapat di capai oleh pegawai atau kelompok dalam satu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing – masing, dan upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak mengatur hukum yang sesuai dengan norma dan etika untuk mendektesi atau mengungkap/membuktikan secara kuantitaif ada atau tidaknya Peran dari dua variable tersebut digunakan teknik statistik Korelasi sederhana .
Korelasi (correlasi) adalah satu teknik statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat kuantitatif. Hubungan antara dua variabel disini merupakan hubungan ”behavior” variabel dependen atau terikat dengan variabel independent/tak terikat atau bebas. Dua atau lebih varibel dikatakan berkorelasi apa bila terjadi perubahan pada variabel independent akan di ikuti pula adanya perubahan pada variable independent secara teratur.
Naik atau turunnya hanya variabel dependen dapat di prediksi melalui persamaan registrasi X dan Y (Variabel Independen) dengan menggunakan persamaan regreasi.
Ỹ = a + bx
Dimaksud disini dengan :
Ỹ = Subjek dalam Variabel dependen yang di prediksikan
a = Konstanta (yaitu hanya X bila Y=0)
b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen, yang di dasarkan pada nilai variabel independen. Jika b positif (=+) menunjukkan kenaikan, sebaliknya bila negative maka terjadi penurunan.X= Subjek vaiabel independent yang mempunyai nilai tertentu. Secara teknis hanya b merupakan renggang dari perbandingan garis variabel independent (Y) dengan variabel dependen ( X) sesudah persamaan regresi di rumuskan.
a. Definisi Konseptual Kinerja Lurah
b. Definisi Operasional Kinerja Lurah
c. Skor Kinerja Lurah yang diperoleh dari 5 orang Pegawai RW dan RT Kelurahan Kalibata.

d. Dari golongan II A ke atas dan 25 orang Ketua RW dan RT Kelurahan Kalibata yang diukur dengan mengunakan instrument berbentuk.

E. Kisi-Kisi Instrumen Kinerja Aparatur Lurah
Data Penelitian tentang Kinerja Aparatur Lurah yang disusun dengan skala1 sapai 4 dari Likert, dimaksudkan adalah skor 1 sebagai skor Kinerja Lurah yang yang ternah dan 4 untuk skor kinerja Lurah tertinggi kebenaran instrument
sebagaimana dimaksud pasa skor di atas dibangun dengan mengacu pada kisi-kisi yang diisi berdasarkan konstruk atau sintetis dari sejulah teori yang medasari variable Kineja Lurah. Kisi-Kisi yang yang ditampilkaan merupakan matriks dari variabel dan indikator serta sebaran butir instrument. Dari matriks ini tercatat 40 butir dalam responden beriku t dapaat dilihat Kisi-Kisi variabel Kinerja Lurah yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk menguji kekuatan dalam variabel (X) dalam (X) menggunakan Koefisien produk moment dari Perasona dan koefisien deteriminasi.
2. Variabel Kinerja Aparatur
Kinerja aparatur Pelaksana Perilaku aparat Pelasanaan yang mempunyai tanggun jawab dalam melaksanaan tugas dan Kewajiban dalam pelayanan masyarakat yang di lakukan sesuai dengan aturan yang berlaku. Maka dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabe:3.5 Kisi-Kisi instrument variable Peran Kinerja Aparatur (X)
Variabel Pertanyaan Nomor Butir Jumlah Butir
Peran Kinerja Aparatur
(X) Motivasi 1,2,3 3
Kemampuan 4,5,6 3
Ketedapan Penguasan 6,7,8 3
Hasil Kerja 8,9,10 3
Jumlah 12

F. Lokasi dan Jadwal Penelitian

1. Lokasi
Adapun lokasi yang dipilih penelitian adalah Kelurahan Kalibata, Kecamatan Pancoran, Kota Administrasi Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta.
a. Luas wilayah Kelurahan 70,87 Ha
b. Jumlah Penduduk 15,945 jiwa
Penulis yang memilih lokasi penelitian tersebut adalah sebagai berikut adapun dasar pertimbangan :
1). Memiliki jarak yang dekat dan dapat di jangkau oleh penulis dengan tidak mengeluarkan biaya yang bes2). Responden di lingkungan Kelurahan Kalibata relative homogen, sehingga memiliki karakteristik yang sama
Peta Lokasi Pemerintah Kelurahan Kalibata.









2 .J
3
4









Tabel 3.Jadwal Penelitian dan Penyusunan Skripsi Tahun 2011 .Ja

NO Kegiatan BULAN
Juni 2010 Juli 2010 Agust
2011 Septmbr 2011 Oktbr 2011 Nvmbr 2011 Desmbr 2011

1 Ajukan judul skripsi
2 Survei
Lapangan
3 Bimbingan
Penyusunan
S U P
4 Sidang Usulan Penelitian
5 Bimbingan
Penulisan
Skripsi
6
Sidang
Komprensif
7
Wisuda














BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dalam bab Hasil Penelitian dan Pembahasan ini, peneliti menyampaikan penjelasan secara terinci tentang keseluruhan data yang telah dikumpulkan berdasarkan metodologi penelitian bab III (tiga). Bab ini dapat diuraikan lagi menjadi beberapa sub bab yang masing-masing berdiri sendiri, dan selanjutnya dalam pembahan ini juga peneliti menguji apa yang telah disampaikan dalam kerangka pemikiran yang berisi pada bab II (dua).

1. Letak Wilayah Kelurahan Kalibata
Sesuai dengan rangkaian penelitian yang dilakukan oleh penelitian berdasarkaan sebagaimana letaknya dan keadaan Kelurahan Kalibata secara keseluruhan/umum bahwa; Kelurahan Kalibata adalah merupakan salah satu Kelurahan dari 6 (enam) kelurahan di kecamatan Pancoran, kota administrasi Jakarta Selatan, sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Gubernur DKI Jakarta Nomo. 1815 tahun 1989 bahwa luas wilayah Kelurahan Kalibata adalah 228.60 Ha yang berbatasan dengan;
a. Wilayah Sebelah Utara berbatasan dengan Jln, Kalibata Utara Kelurahan Duren Tiga
b. Wilayah Sebelah Timur berbatasan dengan Jln. Rawajati Barat Kelurahan Rawajati
c. Wilayah Sebelah Selatan berbatasan dengan Jln. Empang Tiga Kelurahan Pejaten Timur, Jln. H Samali Kelurahan Pejaten Barat
d. Wilayah Sebelah Barat berbatasan dengan Kali Sarua Mampang Kelurahan Bangka.
Sehingga dengan letaknya batas wilayah Kelurahan tersebut, maka kelurahan Kalibata adalah bagian dari wilayah Kecamatan Pancoran, Kota Administrasi Jakarta Selatan yang telah terbagi habis dalam 10 RW, 133 RT dan 7. 063 KK dengan jumlah penduduk pada Bulan Yuni 2010 sebanyak 36. 866 Jiwa. Masyarakat Kelurahan Kalibata masih banyak penduduk asli betawi yang Agamis, sehingga dikategorikan berpotensi untuk dapat dikembangkan dan melestarikan budayanya.
Sesuai dengan sebagaimana peneliti terus meneliti bahwa, aktivitas ekonomi yang sangat menonjol di Wilayah Kelurahan Kalibata ini adalah jasa dan perdagangan, secara geografis Kelurahan Kalibata terletak di pinggir selatan Kota dan merupakan wilayah pendukung dan resepan serta daerah pemukiman di Kota Administrasi Jakarta Selatan. Sedangkan pola rencana pembangunan Kelurahan Kalibata mengacu kepada Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) tahun 2010 Recana Wilayah Kota (RBWK) wilayah Jakarta Selatan sebagai hunian perumahan dan kegiatan usaha, hal ini terlihat banyak
perumahan komplek dan kegiatan usaha di sepanjang Jalan Raya Pasar Minggu dan Jalan Buncit Raya.
Perkembangan penduduk di Kelurahan Kalibata, Kecamatan Pancoran, Kota Administrasi Jakarta Selatan semakin pesat, ini terlihat dari keadaan statistik kependudukan setiap bulannya adanya penambahan penduduk baik itu pendatang baru maupun kelahiran, penduduk di wilayah Kelurahan Kalibata mayoritas penghuninya adalah penduduk asli betawi memiliki mata pencaharian dagang dan wiraswasta, yang telah berbaur dengan penduduk pendatang dan telah terbina dengan baik. Fasilitas umum telah disediakan dengan baik untuk menunjang kelancaran dan kemudahan warga dalam beraktifitas sehari-hari seperti tersedianya fasilitas sarana ibadah yang memadai, fasilitas kesehatan, pendidikan, kemudahan transportasi, sarana pendidikan, komunikasi, sarana olah raga dan lain-lain.

2. Pengorganisasian
Pengorganisasian Kelurahan Kalibata, Kecamatan Pancoran. Kota Administrasi Jakarta Selatan dalam melaksanakan tugasnya telah mengacu kepada peraturan daerah kusus Ibukota Jakarta No 10 tahun 2010 tentang bentuk susunan organisasi dan tata kerja perangkat daerah dan sekretaeiat Dewan Perwakilan Rakyat DKI Jakarta, surat keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No 147 tahun 2009 tentang organisasi dan tata kerja pemerintah Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta.
Lurah selaku perangkat daerah dalam memberikan pelayanan masyarakat memiliki pola pelayanan fungsional yaitu pelayanan masyarakat diberikan oleh suatu instansi pemerintah sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam suatu rangkaian kegiatan terpadu yang bersifat sederhana, terbuka, lengkap, cepat, tepat, mudah, adil, aman, jelas, dan terjangkau, guna mencapai tujuan bersama. Sedangkan pelayanan atributif dan kewenangan delegatif yaitu kewenangan yang melekat padda dirinya melalui tupoksi dan pendelegasian wewenang yang diberikan kewenangan sesuai dengan perkembangan era otonomi daerah.
Dalam melaksanakan tugas sebagai upaya melayani dan memberdayakan masyarakat dengan menggerakan Sumber Daya Manusia dan kondisi wilayah yang dimilikinya, antara lain bermitra dengan Dewan Kelurahan berdasarkan perda No. 5 tahun 2000 tentang Dewan Kelurahan Provinsi DKI Jakarta serta koordinasi antara Babinsa dan Babinkamtibmas.
Kegiatan pemerintah Kelurahan Kalibata senantiasa mendapat dukungan, baik dari tingkat Kecamatan maupun warga masyarakat melalui RT, RW, Dewan Kelurahan, tokoh masyarakat serta Alim Ulama dan generasi mudah yaitu Karang Taruna, Remaja Masjid.

3. Sistematika Laporan
Adapun laporan bulanan sebagai upaya pertanggungjawaban Lurah selaku perangkat Kota Administrasi dalam pelaksanaan pelayanan masyarakat di Kelurahan Kalibata yang berada dibawah Kecamatan dan bertanggungjawab kepada Camat, sehingga sistematika penyusunan laporan yang dilaksanakan adalah berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2006 tanggal 5 Januari 2006 tentang petunjuk pelaksanaan pelaporan Kota Administrasi, Kecamatan dan Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta. Sistematika laporan tahun terdiri dari 4 (empat) bab dituangkan kedalam sistematika tertentu yang disusun secara proposional, seimbang dan mengungkapkan hal-hal penting yang meliputi:
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Program Kerja dan Hasil Pelaksanaan
Bab III : Permasalahan dan Pemecahannya
Bab IV : Penutup
LAMPIRAN






4. Program kerja dan hasil pelaksanaan kinerja pemerintah kelurahan
A. Bidang Sekertariat
1). Ketatausahaan
Pengurusan surat menyurat mengenai surat dinas dan surat kantor di Kelurahan Kalibata telah menggunakan sistem pola baru sesuai dengan kebutuhan dari pemerintah Provinsi DKI Jakarta No. 258 tahun 1985 tentang peningkatan tertib administrasi ketatausahaan dan sistem kearsipann pola baru di DKI Jakarta.
Selanjutnya pemerintah Kelurahan Kalibata menyampaikan rekapitulasi surat menyurat yaitu surat masuk dan surat keluar serta surat-surat dinas lainnya pada bulan April 2010 pada bulan dan tahun yang bersangkutan. Rekapitulasi surat menyurat dalam data surat kedinasan yang terdata di Kelurahan Kalibata pada Bulan Mei tahun 2010 adalah sebagai berikut:








Tabel: 4.8 Data Surat Kedinasan
No Jenis Surat Jumlah Keterangan
1 Surat masuk 27 _
2 Surat keluar 15 _
3 Undangan masuk 23 _
4 Undang Keluar 4 _
5 SK Lurah _ _
6 SK Camat _ _
7 SK Walikota Administrasi _ _
8 Instrusi Lurah _ _
9 SK Gubernur Instrusi Lurah _ _
10 Instruksi Camat _ _
11 Instruksi WaliKota Administrasi _ _
12 Intruksi Gubernur _ _
13 Lain-Lain _ _
Jumlah 74

Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010

2. Perangkat Kelurahan
Penyelenggaraan administrasi kepegawaian pemerintah Kelurahan adalah tersedianya kebutuhan pegawai yang baik dan memadai untuk pelaksanaan tugas sehari-hari pada kususnya penyediaan inventaris prangkat Kelurahan Kalibata, adapun jumlah pegawai Kelurahan Kalibata sampai saat ini kurang tambahnya 12 orang di tambah pegawai fungsional seperti satgas Pol PP, Kasi Kependudukan dan PLKB sebanyak 2 orang sehingga keseluruhan prangkat atau pegawai Kelurahan Kalibata sebanyak 14 (enambelas) orang dengan komposisi tingkat pendidikan, jenis pegawai, tingkat kepangkatan/golongan dan jabatan sebagai berikut
Tabel: 4.9 Data Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan
Pendidikan Jumlah Keterangan

1
SD/ Sederajat
_
_
2 SLTP/ Sederajat _ _
3 SLTA/ Sederajat 3 _
4 Sarjana Mudan/ Sederajat 3 _
5 S.1 7 _
6 S.2 1 _
Jumlah 14

Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010
Tabel: 4.10 Data Pegawai Menurut Jenisnya

No Jenis Pegawai Jumlah Ket
1 Pegawai Pusat/Diperbantukan _ _
2 Pegawai Pusat/Diperkerjakan _ _
3 Pegawai Otonom 14 _
Jumal 14 _

Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010




Tabel: 4.11 Data Menurut Golongan

No Golongan/Ruang Jumlah Keterangan
1. Penata Tk. I (III/d) 1 _
2. Penata (III/c) 4 _
3. Penata Muda Tk.I (III/b) 3 _
4. Penata Muda (III/a) 2 _
5. Pengatur Tk. I (II/d) 1 _
6. Pengatur Tk. I (II/c) 5 _
7. Pengatur Muda Tk.I (II/b) _ _
8. Pengatur Muda (II/a) _ _
9. Juru Tk. I (I/d) _ _
Jumlah 16

Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010

Tebel: 4.12 Data Pegawai Pemerintah Kelurahan Kalibata

No Nama NIP/NRK Pngkat/
Golongan Jabatan
1 Nurdin, S. Sos 470052561/88996 III/c Lurah
2 Rukmini, S. Sos 470054876/103977 III/c Wakil Lurah
3 Ninawati 010234708/118901 III/c Sekretaris
4 Taufik, S. Sos 470061867/121781 III/b Kasie Pem Tram dan Tib
5 Bunyamin 470053591/80352 III/b Kasie Prasarana dan Sarana
6 Nuraeni, SKM 140328860/122401 III/a Kasie Kesejahteraan Masyarakat
7 Moh, Toha, S.Sos, M.Si 470056170/107582 III/d Kasie Pel Umum
8 Giman 470053138/104048 III/c Kasie Perekonomian
9 Eko Putranto, S. Sos 73004313/128070 III/b Kasie Kebersihan Dan Lingkungan Hidup
10 Nikmah S A Kadir 470056255/107608 II/d Staf
11 A Fauzi 470056170/107558 II/c Staf
12 Dina Roslina, SSTP 010272142/169373 III/a Staf
13 Meri Damayanti, Amd 198505132010012038/179117 II/C Staf
14 Dewi Ambarsari, Amd 198606142010012033/178607 II/c Staf

15 M. Nasir 470034051/49356 III/b Kasie Kependudukan
16 Komsiati, SH 380049644/163834 III/d PLKB
17 Masroni 380050789/164277 III/d PLKB
18 Patmos Pasaribu 140197363/110538 III/a Kasatgas Pol PP
Jumlah 18

Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010


3). Perlengkapan Kerumahtanggaan
Dalam menunjang kegiatan pelaksanaan tugas di Kelurahan harus tersedianya sarana dan prasarananya yang memadai, hal ini diperlukan kelengkapan perkantoran dan kerumahtanggaan. Adapun sarana yang tersedia di Kelurahan Kalibata hingga saat ini adalah sebagai berikut:
Tabel: 4.13 Data Inventaris Kantor
No Jenis Barang Jumlah Unit
Keterangan
1 Sepeda Motor 1 Sudah di dem
2 Sepeda Motor Suzuki 1 Sudah di dem
3 Sepeda Motor 1 Sudah di dem
4 Mesin Ketik Royal 775 1 Sedang dalam proses penghapusan
5 Mesin Ketik Amidah 1 Sedang dalam proses penghapusan
6 Mesin Ketik Olivetti 1 Sedang dalam proses penghapusan

7
Mesin Ketik Olivetti
1 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI

8
Mesin Ketik Amidah
1

Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI

9
Rak Kayu
1
Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI

10
Filing Cabinet
1 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI

11
Brankas Star Tiger
1 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI

12
Brankas
1 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI

13
Struktur Organisasi
1 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI

14
Papan Susunan
4 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI
15 Papan Data 5 Sedang dalam proses penghapusan
16 Papan PDM DKE Sedang dalam proses penghapusan

17
Visi dan Misi
1 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI
18 Laayar OHP 3M 908 1 Sedang dalam proses penghapusan

19
Layar OHP Diamond M50
1 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI
20 Papan POS 1 Sedang dalam proses penghapusan
21 Papan Swadaya 1 Sedang dalam proses penghapusan

22
Papan Dokumenter
1 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI

23
Meja Panjang
4 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI

24
Meja Tulis
1

Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI

25
Meja Tulis Lurah/ W Blok G
2
Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI

26
Meja Tulis Kasi
3 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI

27
Meja Karyawan Blok G
8 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI

28
Kursi Rapat
6 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI

29 Kursi Tamu Ergotec 1 Sedang dalam proses penghapusan
30 Kursi Tamu Chitose 6 Sedang dalam proses penghapusan
31 Kursi Tunggu 1 Sedang dalam proses penghapusan
32 Kursi Biasa Archigrama 8 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI
33 Kursi chitose 90 Sedang dalam proses penghapusan

34
Kursi Argotec
4 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI
35 Kursi Lipat 3 Sedang dalam proses penghapusan

36
Kursi Lurah
2

Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI

37
Kursi Kasubsi
3
Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI

38
Kursi Lipat chitose
80 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI

39
Kaca Meja
10 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI
40 Jam Dinding 1 Sedang dalam proses penghapusan
41 Jam Dinding Sykle 1 Sedang dalam proses penghapusan
42 Jam Dinding Quartz 1 Sedang dalam proses penghapusan
43 Jam Dinding 5 Sedang dalam proses penghapusan

44
Statistik
3 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI
45 CMC 2 Sedang dalam proses penghapusan
46 Kipas Angin 1 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI
47 Ex Hause Fan Maspian 1 Sedang dalam proses penghapusan
48 Kipas Angin 1 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI
59 Limari Arsip 2 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI
50 Wireless Sanha/SH 36.0 1 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI
51 Foto Kepala Negara
1 Sedang dalam proses penghapusan
52 Foto Wakil Kepala Negara 1 Sedang dalam proses penghapusan
53 Foto Gubernur 1 Sedang dalam proses penghapusan
54 Foto Wlikota 1 Sedang dalam proses penghapusan
55 Kotak Saran 1 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI
56 Bendera Merah Putih 1 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI
57 Peta Jaringan 1 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI
58 Mesin Air Sanyo 1 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI
59 Rick/R 16 1 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI
60 Telepon 1 Barang ada hanya belum tercantum Didalam hasil sensus BMD tgl 16/12/2008 data KPTI
61 Handy Talky Motorola 1 Sedang dalam proses penghapusan
Total 303

Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010

B. Bidang Pemerintahan

1). Dewan Kelurahan

Pengurus Dewan Kelurahan Kalibata yang baru dilantik pada tanggal 1 Mei 2006 oleh Bapak Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan periode 2006 s/d 2011 adalah berjumlah 10 orang yang terdiri dari 9 (sembilan) orang laki-laki dan 1 (satu) perempuan dari RW. 06 Komplek POMAD diketahui Muchlis S. Ag dan Wakilnya H. Abas Firdaus. Adapun susunan pegawai Kelurahan Kalibata sebagai berikut:




Tabel: 4.14 Susunan Dewan Kelurahan Kalibata
No Nama Jabatan Keterangan
1 Juwarso Dekel RW 01 _
2 Drs. H. Kusman Sudarsan Dekel RW 02 _
3 Drs. H. Aminudin Idris Dekel RW 03 _
4 H. Asmawi H Muhadi Dekel RW 04 _
5 Khairul Anwar S. H Dekel RW 05 _
6 Elly Christina Dekel RW 06 _
7 Ahmad Lutfi Dekel RW 07 _
8 Marzuki Dekel RW 08 _
9 Muchli S. Ag Dekel RW 09 _
10 H. Abas Firdaus Dekel RW 10 _
Jumlah 10 Dekel

Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010

Untuk mewujudkan hasil kinerja di tingkat kelurahan maka Dewan Kelurahan Kalibata yang berjumlah 10 orang sudah telah melaksanakan rapat pleno, rapat dengan pendapat dan juga melaksanakan kunjungan ke setiap RW se Kelurahan Kalibata dan kegiatan pengguliran dana PPMK di setiap RW.
2). Pembinaan RT dan RW
Pembinaan lembaga RT Sampai dengan RW sebagai organisasi masyarakat yang diakui secara resmi dan dibina oleh pemerintah tingkat atas. Pembentukan organisasi RT-RW berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 36 Tahun 2001 tentang pedoman RT-RW di provinsi DKI Jakarta.
Berdasarkan dengan ketentuan umum diatas, maka kegiatan pembinaan yang dilakukan selama tahun 2006 meliputi pembinaan administrasi RT-RW, kegiatan berlombaan, kebersihan lingkungan, keamanan lingkungan, pendataan potensi RT-RW, pelaksanaan kegiatan pilkada 2007 Pelayanan Masyarakat, pembenahan sarana pasar, penataan kependudukan dll.

Tabel: 4.15 Jumlah RT-RW Kelurahan Kalibata
No RW Jumla RT Keterangan
1 RW 01 11 Kalibata Timur
2 RW 02 14 Kalibata Utara
3 RW 03 13 Klaibata Tengah
4 RW 04 14 Kalibata Selatan
5 RW 05 15 Kalibata Pulo
6 RW 06 20 Komplek POMAD
7 RW 07 12 Kalibata Utara
8 RW 08 11 Kalibata Timur
9 RW 09 12 Kalibata Selatan
10 RW 10 11 Kalibata timur
Jumlah 133 RT

Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010

3). Kependudukan

Penduduk Wilayah Kelurahan Kalibata, Kecamatan Poncoran, Kota Administrasi Jakarta Selatan yang terbagi didalam 10 RW dan 133 RT dengan jumlah penduduk pada bulan Mei 2010 sebanyak 36. 866 jiwa merupakan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki wilayah Kelurahan Kalibata, dari sekian populasi Dumber Daya Manusia tersebut apabila pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak terkendali akan menjadi salah satu masalah yang menghambat pembangunan, oleh karena itu diperlukan upaya pengendalian jumlah penduduk dan jumlah pengangguran yang semakin lemah semakin meningkat.
Komposisi penduduk yang direkapitulasi setiap bulannya adalah diperoleh dari data statistik dari Subsie Kependudukan Kelurahan Kalibata rekapitulasi pada bulan Mei 2010 dengan jumlah penduduk WNI laki-laki dan prempuan bahkan jumlah penduduk WNA laki-laki dan perempuan . Adapun komposisi jumlah penduduk di Kelurahan Kalibata pada bulan Aprl tahun 2010 sebagai berikut:

Tabel: 4. 16 Komposisi Penduduk

No

Jenis Kelamin
WNI
WNA
KK
1 Laki-laki
21.216 20 6496
2 Perempuan
15.621 9 567
Jumalh 36.837 WNI 29 WNA 763 KK
Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010

Sedangkan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin adalah sebagai berikut:




Tabel: 4.17 Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Klamin

No Umur WNI WNA Jumlah
L P Jmlh L P Jmlh
1 0-4 1,692 1,507 3,199 - - - 3,199
2 5-9 1,767 1,471 3,238 - - - 3,238
3 10-14 1,643 1,364 3,007 - - - 3,007
4 15-19 1,544 1,353 2,897 - - - 2,897
5 20-24 1,771 1,248 3,019 - - - 3,019
6 25-29 1,833 1,281 3,114 5 3 8 3,122
7 30-34 1,638 1,175 2,813 8 2 10 2,823
8 35-39 1,545 1,182 2,727 4 2 6 2,733
9 40-44 1,511 1,119 2,630 3 2 5 2,635
10 45-49 1,268 981 2.249 - - - 2.249
11 50-54 1,129 823 1,952 - - - 1,952
12 55-59 969 765 1,734 - - - 1,734
13 60-64 947 493 1,440 - - - 1,440
14 65-69 964 428 1,392 - - - 1,392
15 70-74 562 266 828 - - - 828
16 75 Keatas 433 165 598 - - - 598
Jumlah 21216 15621 36,837 20 9 29 36.849
Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010
Susunan pemerintahan secara berurutan selalu memiliki aparat pemerintahan dari pemerintah pusat sampai dengan pemerintah Kelurahan sesungguhnya Kelurahan juga memiliki aparat pemerintahan di tingkat bawahnya yaitu, RW, maka Kelurahan Kalibata memiliki 10 RW masing-masing memiliki RT yang merupakan potensi Sumber Daya Manusia Di wilayah tersebut. Untuk melihat jumlah penduduk di masing-masing RW Kelurahan Kalibata, maka dapat dilihat pada tabel berikut ini:



Tabel: 4.18Jumlah Penduduk di Setiap RW

No RW WNI
WNA Jumlah
LK PR Jumlah L P Jumlah
1 01 1,453 1,611 3,064 - - - 3,064
2 02 2,033 1,971 4,004 - - - 4,004
3 03 1,951 1,764 3,715 6 1 7 3,722
4 04 2,148 2,013 4,161 4 2 6 4,167
5 05 2,958 2,482 5,440 - - - 5,440
6 06 1,943 1,511 3,454 - - - 3,454
7 07 1,859 1,669 3,528 - - - 3,528
8 08 1,737 1,587 3,324 1 - 1 3,325
9 09 1,644 1,546 3,190 9 6 15 3,205
10 10 1,042 1,127 2,169 - - - 2,169

Jumlah
21.216
15.621
36.837
20
9
29
36.49
Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010

Dari sekian jumlah penduduk di masing-masing RW terdapat pula jumlah kepala keluarga sebagai suatu organisasi rumah tangga atau kekeluargaan di masing-masing RW, adapun jumlah kepala keluarga di setiap RW sebagai berikut:
Tabel: 4.19 Jumlah Kepala Keluargadi Setiap RW

No RW WNI WNA Jumlah
L P Jmlh L P Jmlh
1 01 243 63 306 - - - 306
2 02 681 78 759 - - - 759
3 03 631 57 688 - - - 688
4 04 769 79 848 - - - 848
5 05 889 46 935 - - - 935
6 06 387 73 460 - - - 460
7 07 524 58 582 - - - 582
8 08 793 72 865 - - - 865
9 09 746 69 815 - - - 815
10 10 529 59 588 - - - 588
Jumlah 6.192 567 6,846 - - - 6,846
Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010

Adapun jumlah mobilitas penduduk di Kelurahan Kalibata:
Tabel: 4.20 Angka Mobilitas Penduduk

No RW Lahir Mati Pindah Datang
L P L P L P L P
1 01 2 1 1 1 2 5 5 2
2 02 1 1 1 - 3 2 2 3
3 03 1 2 - - - - 1 5
4 04 1 - 1 - 6 2 4 8
5 05 2 3 2 - 3 3 10 2
6 06 1 3 - - 1 1 2 -
7 07 - - 3 1 4 2 1 1
8 08 1 1 1 - 1 - 3 1
9 09 - 1 1 - - 1 1 -
10 10 1 1 1 2 4 1 8 1
Jumlah 10 13 11 4 24 17 37 23
Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010
Penduduk menurut mata pencaharian di Kelurahan Kalibata Kota Administrasi Jakarta Selatan adalah sebagai berikut:
Tabel: 4.21 Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No Pekerjaan Jenis Klamin Jumlah
L P
1 PNS 1,023 205 1,228
2 TNI 915 23 938
3 Swasta 3,417 617 4,034
4 Pensiunan 304 57 361
5 Pedagang 325 102 427
6 Pertukangan 32 - 32
7 Buruh 1,959 58 2,017
8 Wiraswasta 2,525 552 3,077
9 Lain-lain 1,345 5,760 7,105
Jumlah 11,845 7,374 19,219
Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010

Penduduk Kelurahan Kalibata, Kecamatan Pancoran yang telah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebanyak 19, 598 jiwa, adapun dalam pelayanan administrasi kependudukan sebagai berikut:
Tabel: 4.22 Pelayanan Kependudukan dan Catatan Sipil
No Jenis Blanko/Formulir Penerimaan Pengeluaran Keterangan
1 KTP Biru - - _
2 KIPEM - - _
3 Blanko L II WNI 25 25 _
4 Blanko L II WNA - - _
5 Kartu Keluarga WNI 250 300 _
Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010

4). Kegiatan Sosial Politik dan Kesatuan Bangsa
Kegiatan sosial politik di Kelurahan Kalibata diarahkan kepada pendataan partai dalam rangka menjelang pilkada 2007, sosialisasi pilkada kepada para pengurus RT/RW, pembinaan ketahanan sekolah, pembinaan berbangsa adan bernegara, sehingga melalui kegiatan akan tercipta warga Negara yang sadar akan kewajibannya
5). Administrasi Pertanahan
Wilayah Kelurahan Kalibata seluas 228,60 Ha terbagi atas berbagai macam status kepemilikan atas tanah antara lain:
Tabel: 4.23 Status Kepemilikan Tanah

No Status Tanah Luas (Ha) Keterangan
1 Tanah Adat 12,80 _
2 Tanah Negara 184,60 _
3 Tanah Wakaf 6,20 _
4 Lain-lain 5,00 _
Jumlah 208,60 Ha
Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010
Berdasarkan RUTR dan RBWK Tahun 2005 Kelurahan Kalibata diperuntukan sebagai perumahan pemukiman warga dan kegiatan usaha yang terletak di sepanjang Jalan Raya Pasar Minggu dan Buncit Raya, sehingga pemanfaatan tanah di Kelurahan Kallibata sebagai berikaut:
Tabel: 4.24Tabel status pemilikan tanah
No Peruntukan Tanah Luas (Ha) Keterangan
1 Perumahan 132.60 _
2 Industri - _
3 Fasilitas umum 6 _
4 Pemakaman 30 _
5 Jalan Raya/Lingkungan 53 _
6 Setu/Irigasi 3 _
7 Lain-Lain 4 _
Jumlah 228.60
Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010

Sebagai pelaksanaan tugas bidang pertanahan yang diatur dalam Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) kegiatan Sub Seksi Pemerintahan sebagai pembantu Lurah dalam mengatministrasian kegiatan pertanahan terutama dalam kegiatan pemindahan Hak Atas Tanah yang terjadi di Kelurahan Kalibata dilaporkan sebagai berikut:
Tabel: 4.25 Pemindahan Hak Atas Tanah
No Jenis Trasaksi Jumlah Luas Keterangan
1 Jual Beli - - _
2 Hibah - - _
3 Rekomendasi 5 1831 M2 _
4 Pembagian Waris 9 - _
5 Surat Waakaf - - _
6 Surat Keterangan Tanah - - _
7 Surar Pengakuan Hak 15 1360 M2 _
Jumlah 29 3191 M2
Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010

6). Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Sebagai penunjang Penerimaan Daerah, ada beberapa mekanisme pengurusan, pengelolaan dan pengumpulan pendapatan daerah yang di serahkan kepada pemerintah Kelurahan, baik dari Tingkat Pusat, Kota Administrasi maupun Tingkat Provonsi, perelolaan PAD tersebut antara lain sebagai berikut:
(a). Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Penertiban SPPT PBB Tahun 2010 belum terealisasi pada Bulan Januari karena pihak KPP Pratama Jakarta Pancoran belum mengeluarkan penerbitan SPPT PBB Tahun 2010, sehingga daftar realisasi penerimaan PBB masih kosong RP. 0,-. Untuk melihat secara terinci, maka terlihat pada tabel daftar realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dibawah ini:
Tabel: 4.26 Tabel Realisasi Penerimaan PBB
No Buku Target Realisasi Keterangan
SPPT Nilai SPPT Nilai
1 I 435 32.132.291 74 1.366.670 _
2 II 2828 741.150.739 169 1.221.073 _
3 III 1256 877.576.881 347 2.534.789 _
4 IV 1127 3.336.185.622 135 8.275.381 _
5 V 344 5.064.809.826 60 13.273.121 _
Jumlah 5990 10.051.855.359 785 26.571.034
Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010

(b). Zakat, Infaq dan Shodaqoh (ZIS)
Pencarian target ZIS melalui map GAR yang diedarkan ke warga pada bulan suci Ramadhan oleh Ketua RT di lingkungannya masing-masing, juga melalui pengurusan surat-surat pelayanan nikah dengan cara mengisi formulir ZIS secara sukarela. Dalam upaya menjaring pendapatan mealui kewajiban umat Islam dalm membayar Zakat dan infaq atau Shodoqoh Kelurahan Kalibata Memperoleh sebesar RP 5.706.000;

(c). Palang Merah Indonesia (PMI)
Untuk Tahun 2010, Palang Merah Indonesia (PMI), belum menargetkan besaran pencapaian dana PMI, oleh karena itu belum ada penambahan dana PMI sampai dengan Januari 2010.

C. Bidang Ketentraman dan Ketertiban
1). Ketentraman dan Ketertiban Wilayah
Dalam upaya membantu Pemerintah Kelurahan Kalibata dalam menciptakan ketentraman dan ketertiban, telah dibentuk dengan nama Satuan Tugas Penyediaan Masyarakat (SATGAS LIMNAS) dan Banpol PP sebanyak 7 orang anggota dengan beberapa Tugas pokok dalam membantu kinerja aparatur pemerintah Kelurahan Kalibata dalam rangka mensejahterakan masyarakat di bidang pelayanan publik, tugas pokok SATGAS LINMAS dan Banpol PP tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Menjaga Keamanan Lingkung Kantor
2. Tugas Pokok untuk Membantu Penanganan Masalah Sosial kemiskinan
3. Tugas Pokok untuk Membantu orang miskin
Sehingga sebagaimana beberapa macam jenis tugas pokok yang dibeerikan diatas, adapun daftar nama-nama petugas LINMAS dan Banpol PP di Kelurahan Kalibata sebagai berikut:

Tabel: 4.27 Data Anggota LINMAS dan Banpo PP
No Nama Tempat/Tgl Lahir Keterangan
1 Andri - Banpol PP
2 Tedja Sukmana Bogor, 30-6-1961 Banpol PP
3 Abdul Gofur - Banpol PP
4 Uci Sanusi Jakarta,26-7-1962 Banpol PP
5 Muh Efendi - Linmas
6 Haris - Banpol PP
7 Fatullah Jakarta, 20-11-1978 Banpol PP
Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010
2). Perlindungan Masyarakat
Dalam upaya membantu Pemerintah Kelurahan Kalibata dalam menciptakan ketertiban dan keamanan masyarakat, telah dibentuk salah satu ikatan sebagai Satuan Tugas Pertahanan Sipil (SATGAS HANSIP) di setiap RW dan Pembangunan pos-pos kamling, sehingga jumlah anggota Hansip sebanyak 24 orang. Adapun jumlah anggota Hansip dan Pos Kamling di tiap-tiap RW di Kelurahan Kalibata adalah sebagai berikut:
Tabel: 4.28 Jumlah Anggota Hansip dan Poskamling di tiap RW
No RW Jumlah Hansip Jumlah Pos Kamling Keterangan
1 01 2 3
2 02 3 6
3 03 3 5
4 04 4 5
5 05 4 3
6 06 2 1
7 07 1 5
8 08 2 4
9 09 2 2
10 10 1 3
Jumlah 24 37
Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010
Tujuan dari kegiatan anggota Hansip Satgas Kelurahan Kalibata dalam bulan atau tahun bertugasan ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan antara lain mengikuti latihan yang diselenggarakan oleh Polsek Pencoran. Adapun kegiatan-kegiatan Pertahanan Sipil di Kelurahan Kalibataantara lain sebagai berikut:
1. Menggandakan pembinaan setiap 1 bulan sekali yang pengarahannya oleh Lurah dan Kasubsie Tramtib Kelurahan.
2. Mengikuti gerakan kebersihan di Tingkat Kota Administrasi Jakarta Selatan, Kecamatan Pancoran dan Kelurahan
3. Mengikuti kegiatan dalam pengamanan Wilayah Kelurahan
4. Memelihara Jalan Buncit Raya, Jalan Raya Pasar Minggu dan lainnya dari masalah PMKS
Pembinaan dan pengawasan terhadap NAPI dan Esk Tapol G.30 S/PKI dilakukan senantiasa bekerjasama dengan Babinsa dan Babinkamtibmas Kelurahan Kalibata. Upaya yang dilakukan dengan mengikut sertakan Napi dan Eks Topol dalam kegiatan-kegiatan antara lain kerja bhakti, pengajian dan ceramah agama.
Adapun data Eks Napi dan Tapol G.30 S/PKI bulan Mei adalah sebagai berikut:
Tabel: 4.29 Data Napi dan Esk Tapol G.30 S/PKI
No Golongan Jumlah Keterangan
Awal Akhir
1 A - -
2 B 3 3
3 C 45 44
Jumlah 48 47
Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010

3). Penanggulangan Bencana Alam
Dalam upaya penanggulangan bencana, telah ditentukan Satuan Tugas Penanggulangan Bencana yang terdiri dari unsur pemerintah, anggota Linmas dan masyarakat. Pada saat ini menjelang tibanya musim hujan telah dilaksanakan simulasi menanggulangi kebanjiran dan apel kesiapan menhadapi banjir yang setiap saat terjadi.
Adapun data peristiwa yang terjadi di Kelurahan Kalibata pada bulan April hingga tahun 2010 adalah sebagai berikut:
Tabel: 4.30 Data Kejadian
No Kejadian Volume Keterangan
1 Pencurian - -
2 Perampokan - -
3 Perkelahian - -
4 Pembunuhan - -
5 Penganiajaan - -
6 Kemiskinan - -
7 Gempa Bumi - -
8 Kebakaran - -
9 Kebanjiran - -
10 Narkoba - -
Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010

4). Penanggulangan Masalah Sosial
Operasi penertiban yang dilakukan berupa pengiriman peserta operasi gabungan baik dari Tingkat Kecamatan maupun Kota Administrasi. Hal ini dilakukan mengingat sentral operasi yang diprogramkan Pemerintah Tingkat Kota Administrasi Jakarta Selatan tidak berada di Wilayah Kelurahan Kalibata. Sedangkan pelangkaran dalam perda 5 tahun 1988 dan perda 11 tahun 1988 berupa surat terguran telah dilaksanakan bagi yang melanggar dan apabila masih tidak menaatinya, akan dilakukan penyitaan barang sampai dengan dikenakan sangsi sesuai dengan aturan yang berlaku.
D. Bidang Perekonomian
1). Ekonomi dan Lembaga Keuangan
Ekonommi merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dan menentukan perkembangan suatu Wilayah, perekonomian di Kelurahan Kalibata bergerak pada sektor perdagangan, home industri, jasa, warung kelontong, super market. Juga pemerintah Kelurahan melakukan kegiatan-kegiatan pembinaan kepada usaha-usaha kecil melalui pelatihan dan sosialisasi.
Dengan bidang ekonomi telah dibina masyarakat setempat melalui usaha ekonomi mikro yang mitranya dari berbankan yaitu masyarakat diberikan kemudahan untuk mengembangkan usaha kecilnya, atau membuka usahanya dengan bantuan modal dan pembinaan atau pengawasan dari mitra perbankan yang ditunjuk melalui koprasi. Karena adanya pembantuan modal dan pembinaan aparat pemerintah Kelurahan Kalibata dalam hal meningkatkan ekonomi kerakyatan melalui usaha kecil-kecilan oleh masya sehingga adapun koperasi yang berhasil dan yang ada di Kelurah Kalibata hingga akhir bulan April adalah sebagai berikut:
Tabel: 4.31 Data Koperasi Di Kelurahan Kalibata

No Nama Koperasi Jumlah Anggota Keterangan
1 KSU melati 50 orang
2 KOPTI 1.345 orang
3 KOPERJA 402 orang
4 Koperasi Rekayasa 1. 740 orang
Jumlah 3.537 orang

Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010

Sementara itu sentra ekonomi lain yang menunjang perputaran ekonomi warga di Kelurahan Kalibata adalah sebagai berikut:
Tabel: 4.32 Sarana Perekonomian Kelurahan Kalibata

No Sarana Perekonomian Jumlah Keterangan
1 Pasar 1 Sementara
2 Toko 14
3 Material 10
4 Warung 149
5 Rumah Makan 12
6 Industri Rumah Tangga 247 Garment
7 Perternakan -
Jumlah 433 sarana perekonomian

Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010

Melihat data diatas kehidupan perekonomian di Wilayah Kelurahan Kalibata yang terbesar adalah Industri Rumah Tangga dan warung, karena banyak kegiatan usaha, sehingga para karyawan mudah untuk makan apabila istirahat kantor atau pekerjaan lainnya.


2). Perdagangan dan industri
Kelurahan Kalibata terdapat industri rumah tangga yang sangat potensial untuk dikembangkan. Sehingga adapun data industri yang digunakan di Kelurahan Kalibata sebagai berikut:

Tabel: 4.33 Data Industri Rumah Tangga
No Nama Industri Banyaknya Keterangan
1 Konveksi 400 RW 05 Kalibata Pulo
2 Krupuk 1 RW 08
3 Susu Sapi 5 RW 09
4 Sepatu 1 RW 07
5 Tempe 3 RW 03
6 Tas 1 RW 10
Jumlah 411
Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010

E. Bidang Kesejahteraan Masyarakat
1). Kesehatan masyarakat
Kegiatan-kegiatan pembinaan kesehatan dilakukan oleh Puskesmas Kelurahan Kalibata, Kader PKK RT/RW melalui penerangan ini dititikberatkan pada usaha penangkulangan penyakit terutama pada anak-anak balita serta bimbingan pada ibu-ibu hamil dalam mengasuh anak menuju keluarga bahagia dan sejahtera

Tabel: 4.34 Data Sarana Kesehatan
No Sarana Kesehatan Jumlah Keterangan
1 Puskesmas 2
2 Posyandu 33
3 Pos Kesehatan RW 1
4 Rumah bersalin 1
5 Poliklinik 3
6 Bidan 15
7 Dokter Umum 12
8 Dukun Beranak/Bayi -
9 Apotik 4
10 Kader Kesehatan 24
11 PL KB 2
12 Pembantu Pembina KB RW 10
13 Sub PPKB RT 133
Jumlah 240 sarana kesehatan
Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010


2). Pendidikan
Kegiatan pendidikan sebagai perioritas utama dalam pembangunan Sumber Daya Manusia di daerah sehingga SDM disekolahkan adalah sebagai aset nasional, pada khususnya yang ada di Kelurahan Kalibata, program pembanguanan pendidikan di Kelurahan Kalibata berjalan dengan baik, sehingga sesuai dengan rencana lurah guna meningkatkan SDM tersebut, maka adapun sarana pendidikan yang disediakan adalah sebagai berikut:
Tabel: 4.35 Data Sekolah
No Nama Sekolah Jumlah
Sekolah Gedung Guru Murid
I TK:
-Negeri
-Swasta
-Lain-lain
-
-
-
-
6 6 48 278
- - - -
II SD:
-Negeri
-Swasta
-Ibtidaiyah
11
8
141
2.567
2 2 32 462
4 4 76 973
III SLTP:
-Negeri
- Swasta
-Tsanawiyah
1
1
80
1.208
- - - -
3 3 80 878
IV SMU:
-Negeri
-Swasta
-Aliyah
-
-
-
-
2 2 67 956
- -
- -
V Perguruan Tinggi:
-Negeri
-Swasta
-
-
-
-
- - - -
Jumlah 23 26 524 8.322

Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010
3). Keluarga Berencana dan Posyandu
Sebagai unsur tenaga fungsional seksi PLKB Kelurahan Kalibata Berperan aktif dalam membantu pemasyarakatan, pembinaan dan pemahaman Keluarga Berencana. Kegiatan dilakukan bekerjasama dengan para kader PKK Kelurahan, RW, RT, salah satu kegiatan yang paling menonjol adalah kegiatan Posyandu, Pendataan Keluarga dan penanggulangan Balita Rawan Gizi. Adapun hasil KB yang dicapai dalam bulan Mei 2010 ini adalah sebagai berikut:
• PUS = 4.295 Orang
• KB aktif yang ber KB = 3.367 Orang teerdiri dari:
* IUD = 771 Akseptor Bukan ber KB = 928
* MOP = 15 Akseptor Ingin anaka = 262
* MOW = 195 Tidak ingin anak = 330
* Imlant = 191 Jumlah ibu hamil = 85
* Suntik = 1.131 Ingin anak ditunda = 251
* PIL = 1.015
* Kondom = 49
* OV = 0

Sementara itu Keluarga Pra KS di Kelurahan Kalibata berjumalah 56 KK KPS Plus dan bayi rawan gizi orang/anak.

4). Bidang Keagamaan
Penduduk Kelurahan Kalibata adalah yang terdiri dari masyarakat beragama sehingga penduduk tersebut diindentifikasikan dalam beberapa agama antara lain: masyarakat Agama Islam sebagai mayoritas, masyarakat Agama Kristen Protestan, Katolik, Hindu, dan Budha sebagai penduduk minoritas. Sehingga adapun komposisi penduduk menurut agama sebagai berikut:
Tebel: 4.36 Komposisi Penduduk Menurut Agama
No RW PEMELUK AGAMA JUMLAH
Islam Protestan Katolik Hindu Budha
1 01 2. 938 94 27 5 - 3.064
2 02 3. 905 83 9 7 - 4.004
3 03 3. 536 137 23 19 - 3.715
4 04 4.016 114 18 13 - 4.161
5 05 5.269 151 13 7 - 5.440
6 06 3.237 131 42 44 - 3.454
7 07 3.427 73 17 11 - 3.528
8 08 3.205 98 14 7 - 3.324
9 09 3.094 73 19 4 - 3.190
10 10 2.038 64 17 5 - 2.169
Jumlah 35.416 1.096 238 112 - 36.886

Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010
Sarana keagamaan yang ada di Kelurahan Kalibata hingga akhir saat ini sebagai berikut:


Tabel: 4.37 Data Sarana Peribadatan
No Sarana peribadatan Jumlah Keterangan
1 Masjid 14 Buah
2 Mushollah 20 Buah
3 Gereja 1 Buah RW 08
4 Pura 1 Buah RW 06
5 Jumlah 36 Buah

Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010
Khususnya untuk kegiatan-kegiatan keagamaan yang diselengharakan secara terpadu antara para alim ulama dengan pemerintah Kelurahan adalah Majelis Taklim dan Jamaah Kuliah Subuh.

5). Zakat dan Pengelolaan Pangan Kelurahan
Dalam upaya menjaring pendapatan melalui kewajiban umat islam dalam membayar Zakat, Penanggulangan kemiskinan dan kekurangan pangan dikalangan masyarakat akibat impas krisis ekonomi.

6). Lumbung Pangan Kelurahan
Dalam upaya Penanggulangan Kemiskinan dan kekurangan pangana kalangan masyarakat akibat krisis ekonomi yang berkepajangan.Lumbung Pangana Kelurahan yang dibagikan kepada yang membutuhkannya.


7). Sosial dan Budaya
`Karang taruna unit Kelurahan Kalibata telah dibentuk dan telah aktif melaksanakan kegiatan baik yang bersifat rutin maupun insidentil.

8). Olah Raga
Kelurahan Kalibata mempunyai beberapa jenis perkumpulan olah raga antara lain sebagai berikut:
Tabel: 4.38 Data perkumpulan jenis olah raga
No Jenis Perkumpulan Jumlah Keterangan
1 Sepak Bola 1 -
2 Basket 3 -
3 Bola Volley 3 -
4 Bulu Tangkis 4 -
5 Tenis Meja 10 -
6 Tenis 2 -
7 Pencak Silat 1 -
8 Karate 2 -
Jumlah 26 -
Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010

9). Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
Sebagai mewujudkan kepedulian terhadap wanita, tim penggerak PKK Kelurahan sebagai ujung tombak pembangunan kewanitaan memegang peranan yang sangat penting. Kegiatan PKK di Kelurahan Kalibata sangat besar artinya baik bagi masyarakat maupun bagi pemerintah Kelurahan. Kegiatan yang dilakukan oleh tim penggerak PKK di Kelurahan mencakup sebagai aspek pembangunan baik material maupun moril kepada masyarakat dan pemerintah.
Sebagai sarana atau inventaris penunjang kegitan PKK di Kelurahan Kalibata adalah sebagai berikut:
Tabel: 4.39 Daftar Inventaris PKK
No Nama Barang Jumlah Keterangan
1 Meja 4
2 Kursi 10
3 Kipas Angin 5
4 Struktur Organisasi 1
5 Papan Data 5
6 Mading 1
7 ATK 1
8 Karpet 4
9 Alat Dapur 1
Jumlah 32
Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010

F. Bidang Prasarana Umum
1). Sarana Jalan
Fasilitas jalan sebagai sarana penghubung dan prasarana transportasi masyarakat memiliki peranan yang sangat penting. Disamping itu jalan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sarana jalan yang ada di Kelurahan Kalibata pada umumnya baik, namun demikian masih ada jalan yang belum perbaiki atau dikeraskan terutama jalan di lingkungan sekitarnya dan jalan yang rusak di pinggiran. Sehingga atas segala kerusakan jalan-jalan tersebut pemerintah Kelurahan Kalibata sedang diupayakan, perbaikannya baik dilakukan oleh Sudin PU Kota Administrasi Jakarta Selatan maupun swadaya masyarakat. Sehingga dari paparan tersebut adapun sarana jalan yang tersedia higga saat ini adalah:
Tabel: 4. 40 Sarana Jalan Kelurahan Kalibata
No Jenis Jalan Panjang Jalan Keterangan
1 Jalan Protokol 3 Km -
2 Jalan Ekonomi 3 Km -
3 Jalan MHT 2 Km -
4 Jalan Orang/Setapak 2 Km -
5 Jalan Komplek 1 Km -
Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010
2). Sarana Transportasi
Sedangkan sarana transportasi yang tersedia di Kelurahan Kalibata adalah sebagai berikut:
Tabel: 4. 41 Daftar Sarana Transportasi
No Jenis Angkutan Jumlah Keterangan
1 Bus 5 Buah -
2 Truck 10 Buah
3 Mini Bus/Coit/Mikrolet 50 Buah -
4 Sedan 1. 800 Buah -
5 Sepeeda Motor 5.760 Buah -
6 Lain-lain 987 Buah -

Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010
Sarana angkutan di Wilayah Kelurahan Kalibata yang terbesar atau terbanyak adalah sepeda motor, mengingat sarana trasportasi umum yang melintas di Wilayah Kelurahan Kalibata masih kurang sehingga bisa menjaga untuk kelancaran transportasinya.

3). Sarana Umum
Sarana umum yang tersedia bagi masyarakat di Kelurahan Kalibata adalah berupa:
Tabel: 4.42 Sarana Umum
No Jenis Sarana Jumlah Keterangan
1 MCK 2 -
2 Jamban Keluarga - -
3 Sumber Pompa Dalam Tanah 25 -
4 Lain-Lain 102 -

Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010
Yang dimaksud dengan jamban keluarga adalahWC perorangan, disamping itu tingkat kesadaran masyarakat Kelurahan Kalibata dalam memelihara kesehatan cukup tinggi.
4). Bangunan Vital
Bangunan-bangunan vital berupa gedung-gedung perkantoran baik pemerintah maupun swasta yang penting bagi kehidupan sosial masyarakat Kelurah Kalibata. Sesuai dengan penjelasan tersebut terlihat pula susunan data bangunan vital pada tebel berikut:

Tabel: 4. 43 Daftar Bangunan Vital

No Jenis Bangunan Jumlah Nama Instansi
1 Kantor PLN 1
2 Kantor Telkom -
3 Kantor Pos 1
4 Kantor POLISI 1
5 Gedung pemerintah 17 Kelurahan, Sudin
Depnaker, Sudin
Kebersihan, BLKD, SD, SLTP
Puskesmas
Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010
Adapun bangunan atau sarana vital yang berada di wilayah Kelurahan Kalibata sebanyak 17 buah meliputi Kelurahan, sudin Depnaker, Sudin Kebersihan BLKD, SD, SLTP, Puskesmas yang digunakan oleh masyarakat Kelurahan Kalibata.
5). Sarana Irigasi
Selain dari penyediaan layanan masyarakat lainnya juga Kelurahan Kalibata memiliki potensi sumber air yang berada di Situ Taman Makam Pahlawan Kalibata sebagai resepan air. Secara terinci dapat dilihat pada tabel daftar saluran irigasi berairan sebagai berikut:

Tabel: 4.44 Daftar Sarana Irigasi
No Jenis Jumlah Keterangan
1 Saluran Tehnis Primer -
2 Saluran Tehnis Sekunder -
3 Saluran Tetier -
4 Saluran Tidak Tehnis -
5 Lain-Lain -

Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010





6). Perumahan
Dalam bidang pembangunan perumahan pada umumnya masyarakat Kelurahan Kalibata telah memiliki rumah sendiri, sehingga angka tuna wisma tidak dapat, keberadaan masyarakat tersebut mayoritas rumah dengan tipe sederhana dan memiliki fasilitas kesehatan yang standar seperti tersediannya jamban keluarga. Sehingga adapun banyaknya rumah menurut jenis bangunan yang ada hingga saat ini adalah:

Tabel: 4.45 Daftar Banyaknya Rumah

No Jenis Bangunan Jumlah Keterangan
1 Permanen 2.791
2 Semi Permanen 1. 377
3 Sedang/Sederhanan 1. 249
Jumlah 5. 417

Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010

7). Pemeliharaan Kebersihan
Sebagai upaya membantu dan mewujudkan program Jakarta Bersih, Pemerintah Kelurahan Kalibata berupaya melakukan kegiatan adalah sebagai berukur:

• Kerja bhakti kebersihan dalam setiap hari Minggu dan hari Jumat
• Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat dalam setiap kegiatan
• Membentuk regu comot di Tingkat Kelurahan dalam rangka lomba kebersihan mempertahankan piala Bangun Praja
Sehingga sebagai pendukung kegiatan kebersihan di Kelurahan Kalibata tersedia sarana kebersihan berupa:

Tabel: 4,46 Daftar Sarana Kebersihan

No Sarana Kebersihan Jumlah Keterangan
1 Petugas Kebersihan 1 -
2 Truck Sampah 2 -
3 LPS Dinas 40 -
4 LPS Swadaya 1 -
5 Gerobak Sampah 3 -
6 PHL 10 -

Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010
Sehingga volume sampah yang ada di Kelurahan Kalibata pada saat ini adalah sebesar 30 M3


8). Pemeliharaan Keindahan Kota
Dalam upaya mewujudkan Kota Jakarta yang hijau, Asri dan Menawan Pemerintah Kelurahan Kalibata berupaya menyukseskan program Sejuta pohon. Dari target yang ditetapkan Pemerintah Kecamatan Pancoran pada Tahun Anggaran 2010 tidak ditargetkan, pada bulan ini tertanam sebanyak 50 pohon di areal Taman Makam Pahlawan Kalibata. Pelaksanaan potnisasi sebanyak 100 pot dilaksanakan pada lokasi titik bangun praja dan pemukiman penduduk seperti lapangan sepak bola, taman lingkungan, juga sepanjang Jalur Protokol, Jalan Lingkungan, Halaman Kantor Pemerintah/Swasta.
Karena adanya semangat juang oleh masyarakat sehingga pada seetiap Hari Minggu masyarakat Kelurahan Kalibata melakukan kerja bahkti dan salah satu sarananya adalah pembabatan rumput dan timbuhan liar yang terdapat di Taman Kota.
9). Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Umum
Pemeliharaan sarana dan prasarana umum di Kelurahan Kalibata adalah merupakan salah satu perhatian yang dilakukan oleh Pemerintah Kelurahan Kalibata terhadap wilayah yang menjadi kewenangannya. Sehingga salah satu kegiatan yang dilakukan Pemerintah Kelurahan Kalibata adalah Melakukan pengecetan kanstin dan halte bus Jalan Kebanggaan Kelurahan Kalibata, membersihkan saluran air bersama-sama warga masyarakat setempat.

G. Bidang Pelayanan Umum
1). Pelayanan Umum, Perizinan, Rekomendasi, dan Legalisasi
Sebagai upaya Pemerintah Kelurahan Kalibata terhadap pelayanan umum yang mengacu pada pelayanan prima, Kelurahan Kalibata berupaya memberikan pelayanan berdasarkan kriteria pelayanan prima, antara lain lebih baik, lebih baru, lebih cepat lebih mudah dan lebih sederhana. Mulai Tahun 1998 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 dan Intruksi Gubernur Kota DKI Jakarta Nomor 134 Tahun 1998. Sehingga adapun jumlah pelayanan yang diberikan oleh Aparat Pemerintah Kelurahan Kalibata pada bulan Mei sampai seterusnya adalah sebagai berikut:
Tabel: 4.47 Daftar Jumlah Pelayanan Umum (PM1)

No Jenis Pelayanan Jumlah Keterangan
1 SKCK 111
2 Surat Pengantar Kehilangan 2
3 Surat Pengantar Nikah 60
4 Surat Pengantar Belum Nikah 5
5 Surat Pengantar Pengurusan KTP -
6 Surat Pengantar Akte Kelahiran -
7 Surat Pengantar Tidak Mampu 43
8 Surat Pengantar Pengurusan PBB -
9 Surat Pengantar Tempat Tinggal 4
10 Surat Pengantar Pertanahan 29
11 Surat Pengantar Dominsili Perusahaan 42
12 Surat Pengantar Hajatan/Izin Hiburan 2
Jumlah 298

Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010
Dalam bidang Sosial Kemasyarakatan khususnya pencatatan Nikah, Talak, Cerai, Rujuk (NTCR) pihak Kelurahan membuat surat pengantar untuk selanjutnya diteruskan ke Pihak Kantor Urusan agama Kecamatan Pancoran, khususnya bagi calon pengantin harus membuat pernyataan belum nikah dengan bermaterai RP 6.000,- diadakan penelitian apakah kedua calon penggantin sudah cukup umur atau belum dan diberikan pengarahan oleh P3N Kelurahan dan selanjutnya diberitahukan bahwa pendaftaran 10 hari sebelum dilakukan pernikahan harus sudah melaporkan kepada pihak Kantor Urusan Agama Kecamatan. Sehingga dari berbagai pelayanan dan syarat pelaksanaan masyarakat terhadap pentingnya identitas kependudukan tersebut maka adapun daftar data Masyarakat Nikah, Talak, Cerai, Rujuk (NTCR) di Kelurahan Kalibata adalah sebagai berikut:
Tabel: 4.48 Daftar Jumlah Pencatatan (NTSR)

No RW Nikah Talak/Cerai Rujuk Keterangan
1 01 3 - -
2 02 8 - -
3 03 3 - -
4 04 6 - -
5 05 12 - -
6 06 2 - -
7 07 14 - -
8 08 6 - -
9 09 4 - -
10 10 2 - -
Jumlah 60 -

Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2010
2). Pelaksanaan Pelayanan Konsultatif
Kelurahan Kalibata selalu menerima laporan baik dari aparat maupan masyarakat dan pemerintah Kelurahan selalulu segera menerima dan menanggapi laporan tersebut baik secara lisan maupun tertulis. Guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kelurahan Kalibata ini bahwa dalam pelayanan masyarakat dalam pelayanan masyarakat pemerintah selalu memberikan konsultasi kepada masyarakat yang ingin membuat surat perizinan, rekomendasi dan legalisasi. Pelayanan konsultasi ini juga diberikan kepada aparat Kelurahan yaitu berupa pelayanan kepegawaian.
3).Pelaksanaan Pelayanan Informatif Pemerintahan dan Pembangunan
Kelurahan Kalibata memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat tentang persyaratan pengurusan surat-surat yang dibutuhkan serta berbagai informasi dan layanan tentang berbagai permasalahan yang disampaikan melalui Dewan Kelurahan Maupun RT/RW sebagai mitra Kelurahan, sehingga masyarakat akan tahu apa yang akan dan sedang dilakukan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
H. Masalah Dan Upaya Pemecahannya
Pada umumnya palaksanaan kegiatan Pemerintah Kelurahan Kalibata berjalan baik dan lancar. Adapun kendala yang dihadapi tidak bersifat mendasar karena setiap kegiatan senantiasa didukung oleh Muspikel, tokoh masyarakat, para ketua RT-RW, Karang Taruna, Dewan Kelurahan, serta PKK. Kendala yang timbul diakibatkan kurang maksimalnya komponen yang ada dalam melaksanakan kegiatan tersebut antara lain tidak seimbangnya jumlah pegawai dengan beban tugas yang ada serta kurang maksimalnya aparat yang ada dalam melaksanakan tugasnya. Oleh kerenanya Pemerintah Kelurahan Kalibata senantiasa memperbaiki dari dalam penyelenggaraan tugas rutin terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Disisi pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Pemerintah Keluran Kalibata dalam bulan kegiatan berjalan maka adapun masalah yang spesifik yang ada dan dilaksanakan sebagai berikut:
Tabel: 4.49 Daftar Jumlah Masalah dan Upaya Pemecahannya
No Bidang Uraian Kegiatan Permasalahan Upaya Yang Dicapai
1 2 3 4 5
1 • Pemerintahan • PBB • Kesadaran warga selaku WP PBB masih rendah dan terlihat dari prosentase rekapitulasi setoran setiap bulanya • Memberikan himbauan kepada WP PBB dan pembuatan spanduk berisi himbauan membayar PBB, jatuh tempo pembayaran dll
• Operasi Jemput Bola di Kelurahan dan Kecamatan serta pekan Simpatik
2 • Ketentraman dan Ketertiban • Ketertiban Umum • Masih banyaknya para pedagang K5 dan PMSK melanggar ketentuan yang ditetapkan yaitu berdagang di trotoar, sarana fasum, halte bis • Melakukan pembianaan dan pengawasan oleh petugas ketertiban
• Melaksanakan penertiban kepada yang melanggar aturan setelah dihimbauan
3 • Pemberdayaan Masyarakat • Bantuan Ekonomi, sosial dan keteranpilan warga yang tidak mampu • Masih banyak warga yang tidak mampu tidak mendapatkan pekerjaan, melanjutkan sekolah dan bertobat • Memberikan surat pengantar tidak mampu untuk bertobat dan melanjutkan sekolah
• Memberikan bantuan modal usaha ekonomi oleh dana PPMK
• Menyarakan agar mengikuti pelatihan di PLK yang putus sekolah sesuai bidang yang diminati dll.
4











• Prasarana Umum








• Penataan lingkungan dan kebersihan lingkungan






• Kesadaran masyarakat akan kebersihan linggkungan masih rendah
• Melaksanakan kegiatan gerakan kebersihan lingkungan secara rutin berkesinambungan
• Menghimbau agar warga membuang sampah pada tempatnya sesuai ketentuan
• Mengusulkan proyek pembanguan yang dibutuhkan warga masyarakat melalui usulan musrembang untuk ke Tingkat Provinsi DKI Jakarta
5 • Pelayanan Umum • Pelayanan masyarakat • Belum optimalnya pelaksanaan konsultasi dan pemberian konsultatif • Pengadaan sarana dan prasarana penunjang informasi kepada masyarakat berupa pengadaan papan informasi di setiap RW dan lokasi strategi yang dapat dilihat oleh warga.
• Membuat spanduk tentang informasi yang sangat penting dan mendesak kepada masyarakat.
Sumber: Profil data Kelurahan Kalibata Tahun 2011

B. Pembahasan
1. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pendistribusian Kusioner 40 orang Responden di Kelurahan 4 skor pilihan jawaban sebanyak 40 unit yang di bagikan kepada 40 orang responden. Untuk lebih lanjut memudahkan penyajian data hasil penelitian yang ditetapkan, maka penguraian hasil penelitian ini akan di uraikan sesuai dengan masing-masing variabel Penelitian.

a. Variabel Kinerja Aparatur (X)
Kuesioner yang di jadikan sebagai instrument Penelitian untuk mengukur Variabel Kinerja Aparatur (X), terdiri dari 30 butir pernyataan dengan 4 (empat) katagori jawaban sebagai berikut:
Tabel 5 Katagori Jawaban Instrumen Penelitian Variabel X
N0 Pernyataan Skor Nilai
1 Sangat Setuju (SS) 4
2 Setuju (S) 3
3 Tidak Setuju (TS) 2
4 Sangat Tidak Setuju 1

Dari hasil perhitungan yang menggunakan Excel (terlampir), di dapatkan nilai rata -rata dari semua pernyataan dan inikator yaitu Untuk mengetahui hasil penelitian dalam masing – masing indikator dari variabel Kinaerja Aparatur akan di uraikan sebagai berikut :
1). Hasil Tanggapan Responden Tentang Indikator Pencapaian Tujuan Aparatur
Hasil jawaban dari 40 orang responden yang di jadikan sempel Penelitian untuk mengukur indikator pencapaian tujuan akan di uraikan dalam tabel berikut.
Tabel 5 50
Tanggapan Responden Tentang Indikator Pancapaian Tujuan Aparatur
No Jawaban Responden No Butir Instrumen Frekuensi Persentase (%)
1 2 3 4
1 Sangat Setuju 22 25 19 34 100 63,35%
2 Setuju 15 11 20 4 50 30,43%
3 Tidak Setuju 3 4 1 2 10 6,21%
4 Sangat Tidak Setuju - - - - - 0%
Jumlah 40 40 40 40 160 100%
Sumber Data : Analisis, 2010
Dari tabel di atas, maka dapat di tunjukan bahwa dari 160 skor jawaban yang di berikan oleh 40 orang responden di Kelurahan Kalibata, dapatkan 100 skor jawaban atau 63,35% dari responden yang menyatakan sangat setuju, 50 skor jawaban atau 30,43% dari responden yang menyatakan setuju, 10 skor jawaban atau 6,21% dari responden yang menyatakan tidak stuju dan tidak ada skor jawaban dari responden yang menyatakan sangat setuju tidak setuju. Sehingga dapat di simpulkan bahwa Kinerja Aparatur Kelurahan Kalibata sudah cukup baik maupun meningkatkan partisipasinya untuk menciptakan Peran Kerja Aparatur. Berdasarkan banyaknya skor jawaban sangat setuju yang di akumulasikan mencapai 93,78%.
2). Hasil Tanggapan Responden Tentang Indikator Efisiensi Kerja Aparatur
Hasil jawaban yang diberikan oleh 40 orang responden yang dijadikan sampel penelitian untuk mengukur indikator efesiensi Kerja akan ditunjukan pada tabel berikut ini :
Tabel 5 51
Tanggapan Responden Tentang Indikator Efesiensi Kerja Aparatur
No Jawaban Responden No Butir Instrumen Frekuensi Persentase (%)
5 6 7 8
1 Sangat Setuju 6 1 2 3 12 7,5%
2 Setuju 30 35 32 31 128 80%
3 Tidak Setuju 4 4 6 6 20 12,5%
4 Sangat Tidak Setuju - - - - - 0%
Jumlah 40 40 40 40 160 100%
Sumber Data : Analisis, 2010
Dari tabel di atas, maka dapat di tunjukan bahwa dari 160 skor jawaban yang di berikan oleh 40 orang responden di Kelurahan Kalibata, di dapatkan 12 skor jawaban atau 7,5% dari responden yang menyatakan sangat setuju, 128 skor jawaban atau 80% dari responden yang menyatakan setuju, 20 skor jawaban atau 12,5% dari responden yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada skor jawaban dari responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
Sehingga dapat dikatakan bahwa Kinerja Aparatur Kelurahan Kalibata dalam mengatakan partisipasi masyarakat cukup baik dalam hal efesiensi Kerja di lingkungan yang diakumudasikan 87,5%.

3). Hasil Tanggapan Responden Tentang Indikator Efesiensi Kerja Aparatur
Tanggapan yang diberikan oleh 40 orang responden untuk mengukur indikator efesiensi Kerja Aparatur Pemerintah di lihat pada tabel berikut :
Tabel 5 52
Tanggapan Responden Tentang Indikator Efektifitas Kerja Aparatur
No Jawaban Responden No Butir Instrumen Frekuensi Persentase
(%)
9 10 11 12
1 Sangat Setuju 2 1 2 4 9 5,62%
2 Setuju 37 30 32 35 134 83,75%
3 Tidak Setuju 1 9 6 1 17 10,62%
4 Sangat Tidak Setuju - - - - - 0%
40 40 40 40 160 100%
Sumber Data : Analisis, 2010

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat di tunjukan bahwa dari 160 skor jawaban yang di berikan oleh 40 orang responden di Kelurahan Kalibata, yaitu di dapatkan 9 skor jawaban atau 5,62% dari responden yang menyatakan sangat setuju, 134 skor jawaban atau 83,75% dari responden yang menyatakan setuju, 17 skor jawaban atau 10,62% dari responden yang menyatakan tidak stuju dan tidak ada skor jawaban dari responden yang menyatakan tidak setuju sehingga dapat dikatakan bahwa Kinerja Aparatur Kelurahan Kalibata selalu bertanggung jawab, disiplin dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab cukup baik, hal ini dapat dilihat dari banyaknya jawaban responden yang diakumulasikan mencapai 89,37%.

4). Hasil Tanggapan Responden Tentang Indikator Tanggung Jawab Kerja Aparatur
Hasil jawaban dari 40 orang responden yang di jadikan sampel penelitian untuk mengukur indikator tanggung jawab akan ditunjukan dalam tabel berikut :
Tabel 5 53
Tanggapan Responden Tentang Indikator Tanggung Jawab Kerja
No Jawaban Responden No Butir Instrumen Frekuensi Persentase
(%)
13 14 15 16
1 Sangat Setuju 2 3 11 4 20 12,5%
2 Setuju 28 36 24 34 122 76,25%
3 Tidak Setuju 10 1 5 2 18 11,25%
4 Sangat Tidak Setuju - - - - - 0%
Jumlah 40 40 40 40 160 100%
Sumber Data : Analisis, 2010
Berdasarkan tabel tersebut di atas, maka dapat di tunjukan bahwa dari 160 skor jawaban yang di berikan oleh 40 orang responden di Kelurahan Kalibata, maka di dapatkan 20 skor jawaban atau 12,5% dari responden yang menyatakan sangat setuju, 122 skor jawaban atau 76,25% dari responden yang menyatakan setuju, 18 skor jawaban atau 11,25% dari responden yang Menyatakan sangat tidak setuju dan tidak ada skor jawaban yang menyatakan sangat tidak setuju.
Sehingga dapat dikatakan bahwa Kinerja Aparatur Kelurahan Kalibata dalam menyelenggarakan Pemerintahan telah memenuhi standar cukup baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil jawaban responden diakumulasikan mencapai 88,75%

5). Hasil Tanggapan Responden Tentang Indikator Kemampuan Kerja Aparatur
Hasil jawaban dari 40 orang responden yang di jadikan sampel penelitian untuk mengukur indikator Kemampuan yang akan ditunjukan pada tabel berikut :
Tabel 5 54
Tanggapan Responden Tentang Indikator Kemampuan Kerja
No Jawaban Responden No Butir Ins9trumen Frekuensi Persentase
(%)
17 18 19 20
1 Sangat Setuju 2 14 9 6 31 19,37%
2 Setuju 35 23 27 32 117 73,12%
3 Tidak Setuju 3 3 4 2 12 7,5%
4 Sangat Tidak Setuju - - - - - 0%
40 40 40 40 160 100%
Sumber Data : Analisis, 2010

Berdasarkan tabel tersebut di atas, maka dapat di tunjukan bahwa dari 160 skor jawaban yang di berikan oleh 40 orang responden di Kelurahan Kalibata, maka di dapatkan 31 skor jawaban atau 19,37% dari responden yang menyatakan sangat setuju, 117 skor jawaban atau 73,12% dari responden yang menyatakan setuju, 12 skor jawaban atau 7,5% dari responden yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada skor jawaban yang menyatakan sangat tidak setuju.
Sehingga dapat dikatakan bahwa Kinerja Aparatur Kelurahan Kalibata telah melaksanakan tugas di Kelurahan dengan cukup baik. Hal ini dapat di buktikan dengan hasil jawaban responden yang di akumulasikan mencapai 92,49%.
Berdasarkan uraian hasil jawaban responden dari masing-masing indikator variabel Kinerja Aparatur (X) di atas, maka dapat diakumulasikan sebagai berikut :
1. Total skor jawaban responden yang menyatakan sangat setuju adalah 172
2. Total skor jawaban responden yang menyatakan setuju adalah 551
3. Total skor jawaban responden yang menyatakan Tidak setuju adalah 77
4. Total skor jawaban responden yang menyatakan sangat tidak setuju adalah 0.

Dari akumulasi pernyataan yang diberikan oleh responden tersebut, maka skor Keseluruhan yang di dapatkan dengan menggunakan skala litert adalah sebagai berikut :



Tabel: 5 56
Sekor keseluruhan Variabel Kinerja Aparatur Kelurahan
Dihitung Dengan Menggunakan Skala Literst
Tanggapan Responden Jumlah Skor Nilai Skor Perhitungan Skor Total Skor
Sangat Setuju (SS) 172 4 172 X 4 688
Setuju (S) 551 3 551 X 3 1653
Tidak Setuju (TS) 77 2 77 X 2 154
Sangat Tidak Setuju 0 1 0 X 1 0
Total Skor Keseluruhan Variabel (X) 2495
Sumber Data : Analisis Tahun 2010

B. Variabel Penanggulangan Kemiskinan (Y)
Kuesioner yang dijadikan sebagai instrumen Penelitian untuk mengukur variabel Penanggulngan Kemiskinan (Y), terdiri dari 40 butir penyataan dengan 4 (empat) katagori jawaban sebagai berikut :
Tabel 5 57
Katagori Jawaban Instrumen Penelitian Variabel (Y)
No Pernyataan Skor Nilai
1 Sangat Setuju (SS) 4
2 Setuju (S) 3
3 Tidak Setuju (TS) 2
4 Sangat Tidak Setuju 1

Dari hasil perhitungan yang menggunakan Excel (terlampir), di dapatkan nilai rata-rata dari semua pernyataan dan indikator yaitu : Dari variabel Penanggulangan Kemiskinan (Y). hal ini menunjukan bahwa Penaggulangan Kemiskinan di Kelurahan Kalibata.
Untuk mengetahui hasil Penelitian dalam masing-masing indikator dari Variabel Penangggulangan Kemiskinan yang dapat di uraikan sebagai berikut :

1) Hasil tanggapan responden tentang Indikator Cepat Menghasilkan Masyarakat
Hasil jawaban dari 40 orang responden yang dijadikan sampel Penelitian untuk mengukur indikator cepat menghasilkan yang akan di uraikan pada tabel berikut :
Tabel 5 58
Tanggapan Responden Tentang Indikator Cepat Menghasilkan
No Jawaban Responden No Butir Instrumen Frekuensi Persentase(%)
1 2 3 4
1 Sangat Setuju 2 5 2 1 10 6,25%
2 Setuju 36 32 35 37 140 87,5%
3 Tidak Setuju 2 3 3 2 10 6,25%
4 Sangat Tidak Setuju - - - - - 0%
40 40 40 40 160 100%
Sumber : Data Profil Kelurahan Kalibata Tahun 2010
Dari tabel di atas, maka dapat di tujukan bahwa dari 160 skor jawaban yang di berikan oleh 40 orang responden di Kelurahan Kalibata, di dapatkan 10 skor jawaban atau 6,25% dari responden yang menyatakan sangat setuju, 140 skor jawaban atau 87,5% dari responden nyatakan setuju, 10 skor atau 6,25% dari responden yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada skor dari responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
Sehingga dapat di simpulkan bahwa Kelurahan Kalibata dalam meningkatkan Penanggulangan Kemiskinan cukup baik, dalam hal cepat menghasilkan suatu produk. Hal ini di buktikan dengan banyaknya skor jawaban setuju dan sangat setuju yang di akumulasikan mencapai 93,75%.

2) Hasil Tanggapan responden Tentang Indikator Jarak Waktu Pengambilan
Hasil jawaban yang diberikan oleh 40 orang responden yang dijadikan sampel penelitian untuk mengukur indikator Jarak Waktu Pengembalian di tujukan pada tabel berikut :
Tabel 5 59
Tanggapan Responden Tentang Indikator Jarak Waktu Pengembalian
No Jawaban Responden No Butir Instrumen Frekuensi Persentase (%)
5 6 7 8
1 Sangat Setuju 2 1 6 2 11 6,87%
2 Setuju 36 31 24 28 119 74,37%
3 Tidak Setuju 2 8 10 10 30 18,75%
4 Sangat Tidak Setuju - - - - - 0%
Jumlah 40 40 40 40 160 100%
Sumber : Analisa data 2010

Dari tabel di atas, maka dapat di tujukan bahwa dari 160 skor jawaban yang di berikan oleh 40 orang responden di Kelurahan Kalibata, di dapatkan 11 skor jawaban atau 6,87% dari responden yang menyatakan sangat setuju, 119 skor jawaban atau 74,37% dari responden yang menyatakan Tidak setuju, 30 skor atau 18,75% dari responden yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada skor dari responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
Sehingga dapat di katakan bahwa masyarakat mengembalikan pinjaman sebelum jarak waktu pengambilan baik. Hal ini di dapatkan dengan banyaknya tanggapan responden yang diakumulasikan mencapai 81,24%.

3) Hasil Tanggapan Responden tentang Indikator Menanggulakan Potensi Masyarakat
Tanggapan yang diberikan oleh 40 orang responden untuk mengukur indikator mendayagunakan potensi dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 6
Tanggapan Responden Tentang Indikator Mendayagunakan Potensi Masyarakat
No Jawaban Responden No Butir Instrumen Frekuensi Persentase
(%)
9 10 11 12
1 Sangat Setuju 2 1 2 4 9 5,62%
2 Setuju 36 37 32 35 140 87,5%
3 Tidak Setuju 2 2 6 1 11 6,87%
4 Sangat Tidak Setuju - - - - - 0%
40 40 40 40 160 100%
Sumber : Data Profil Kelurahan Kalibata Tahun 2010
Dari tabel di atas, maka dapat di tujukan bahwa dari 160 skor jawaban yang di berikan oleh 40 orang responden di Kelurahan Kalibata, yang mendapatkan 9 skor jawaban atau 5,62% dari responden yang menyatakan sangat setuju, 140 skor jawaban atau 87,5% dari responden yang menyatakan setuju, 11 skor atau 6,87% dari responden yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada skor dari responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Sehingga dapat di simpulkan bahwa mendayagunakan Potensi Masyarakat cukup baik. Hal ini di tujukan dengan skor jawaban setuju dan sangat setuju yang diberikan oleh responden yang diakumulasikan 93,12%.

4) Hasil Tanggapan Tentang Indikator Menghasilkan Produk
Untuk indikator menghasilkan prosuk, hasil tanggapan yang diberikan oleh 40 orang responden di Kelurahan Kalibata yang di jadikan sebagai responden akan ditujukan dalam tabel berikut ini :
Tabel 6. 61
Tanggapan Responden Tentang Indikator Menghasilkan Produk
N0 Jawaban Responden No Butir Instrument Frekuensi Persentase
(%)
13 14 15 16
1 Sangat Setuju 9 6 1 2 18 11,25%
2 Setuju 28 32 35 35 133 83,12%
3 Tidak Setuju 3 2 1 3 9 5,62%
4 Sangat Tidak Setuju - - - - - 0%
Jumlah 40 40 40 40 160 100%
Sumber : Data Profil Kelurahan Kalibata Tahun 2010

Dari tabel di atas, maka dapat di tujukan bahwa dari 160 skor jawaban yang di berikan oleh 40 orang responden di Kelurahan Kalibata, di dapatkan 18 skor jawaban atau 11,25% dari responden yang menyatakan sangat setuju, 133 skor jawaban atau 83,12% dari responden yang menyatakan setuju, 9 skor atau 5,62% dari responden yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada skor dari responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
Sehigga dapat di simpulkan bahwa masyarakat Kelurahan Kalibata dalam menghasilkan produk dilingkungan Kelurahan cukup baik, Hal ini di tujukan dengan banyaknya skor jawaban setuju dan sangat setuju yang diberikan responden yang diakumulasikan mencapai 94,37%.

5) Hasil Tanggapan Dari Responden tentang Indikator dapat Memenuhi Kebutuhan
Untuk indikator dapat memenuhi kebutuhan, hasil tanggapan yang di berikan oleh 40 orang responden di Kelurahan Kalibata yang di jadikan sebagai berikut :
Tabel 6 62
Tanggapan Responden tentang Indikator dapat Memenihi Kebutuhan
No Jawaban Responden No Butir Instrumen Frekuensi Persentase
(%)
17 18 19 20
1 Sangat Setuju 16 15 9 12 52 32,5%
2 Setuju 22 24 26 27 99 61,87%
3 Tidak Setuju 2 1 5 1 9 5,62%
4 Sangat Tidak Setuju - - - - - -
Jumlah 40 40 40 40 160 100%
Sumber : Data Profil Kelurahan Kalibata Tahun 2010
Dari tabel di atas, maka dapat di tujukan bahwa dari 160 skor jawaban yang di berikan oleh 40 orang responden di Kelurahan Kalibata, di dapatkan 52 skor jawaban atau 32,5% dari responden yang menyatakan. sangat setuju, 99 skor jawaban atau 61,87% dari responden yang menyatakan setuju, 9 skor atau 5,62% dari responden yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada skor dari responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
Sehigga dapat di simpulkan bahwa Kepemimpinan Lurah di Kelurahan Kalibata sudah cukup baik dan mampu meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menciptakan kebersihan lingkungan. Berdasarkan banyaknya skor jawaban sangat setuju dan setuju yang di akumulasikan mencapai 94,37%.
Dari uraian hasil jawaban responden mengenai masing –masing indikator variabel Penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan Kalibata (Y) di atas, maka dapat diakumulasikan bahwa :
1. Total skor jawaban responden yang menyatakan Sangat Setuju adalah 100
2. Total skor jawaban responden yang menyatakan Setuju adalah 631
3. Total skor jawaban responden yang menyatakan Tidak Setuju adalah 69
4. Total skor jawaban responden yang menyatakan Sangat Tidak Setuju adalah 0.

Dari akumulasi skor pernyataan yang diberikan oleh responden tersebut, maka skor keseluruhan yang di dapatkan dengan menggunakan skala litert adalah sebagai berikut :

Tabel : 6 ,63 Skor Keseluruhan
Tanggapan Responden Jumlah Skor Nilai Skor Perhitungan Skor Total Skor
Sangat Setuju (SS) 100 4 100 x 4 400
Setuju (S) 631 3 631 X 3 1893
Tidak Setuju (TS) 69 2 69 X 2 138
Sangat Tidak Setuju 0 1 0 X 1 0
Total Skor Keseluruhan 2431
Sumber Data : Analisis Tahun 2010

2. Analisis Hasil Penelitian
a. Variabel Kinerja Aparatur (X)
Berdasarkan dengan adanya perumusan masalah yang akan diketahui dengan:“Apakah terdapat dan seberapa besar peran Kinerja Aparatur dalam Penanggulangan Kemiskinan di Keliurahan Kalibata Kota Adminsitrasi Jaakrta Selatan Provinsi DKI Jakarta”. maka berdasarkan skor Keseluruhan Variabel Kinerja Aparatur (X) yang telah di peroleh dengan menggunakan skala Litert, dapt di hitung :
Skor Ideal = 5 X 20 X 40 = 4000
Skor Keseluruhan Variabel X = 2495

Untuk mengetahui kondisi Kinerja Aparatur di Kelurahan Kalibata dapat di gunakan rumusan sebagai berikut :
Skor Keseluruhan Variabel (X) 2495
X 100% = X 100% = 160,32%
Skor Ideal 4000

Dengan demikian, kondisi Kinerja Aparatur di Kelurahan Kalibata adalah 160,32 % yang diharapkan, sehingga dapat dikatakan bahwa Kinerja Aparatur di Kelurahan Kalibata adalah cukup baik.

B. Variabel Penanggulangan Kemiskinan (Y)
Seperti analisis dalam variabel X, maka penulis memberikan suatu analisis atau pembahasan mengenai variabel (Y) Penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan Kalibata Kota Administrasi Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta.
Adapun analisis ini dimasksudkan untuk menjawab perumusan masalah yang telah di uraikan pada bab sebelumnya, yaitu : “Apakah terdapat Peran Kinerja Aparatur dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan Kalibata, Kota administrasi Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta”.
Dari perumusan masalah tersebut, maka berdasarkan skor keseluruhan Variabel Penanggulangan Kemiskinan (Y) yang telah di peroleh dengan mengunakan skala litert, dapat dihitung :
Skor Ideal = 5 X 20 X 40 = 4000
Skor Keseluruhan Variabel X = 2431
Untuk mengetahui kondisi penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan Kalibata dapat di gunakan rumus sebagai berikut :
Skor Keseluruhan 2431
X 100% = X100% = 164,54%
Skor Ideal 4000

Dengan demikian, kondisi Penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan Kalibata adalah 164,54% yang di harapkan, sehingga dapat dikatakan bahwa Kemiskinan di Kelurahan Kalibata adalah cukup baik.

a. Analisis Hubungan Variabel Kinerja Aparatur Kelurahan (X) dalam Variabel Penanggulangan Kemiskinan (Y) Di Kelurahan
Untuk mengetahui apakah terdapat Peran Kinerja Aparatur Kelurahan (X) dalam rangka meningkatkan Penangulanggan Kemiskinan (Y), maka penulis menggunakan Rumus Yule,s Q, sehingga penggunaan rumus sebagai berukut:
ad — bc
Q =
ad + bc

Keterangan:
Q = Koefisien Korelasi
a = Frekuensi yang terletak di petak kiri atas
b = Frekuensi yang terletak di petak kanan atas
c = Frekuensi yang terletak di petak kiri bawah
d = Frekuensi yang terletak di petak kanan bawah
Untuk mencari nilai pada masing-masing rumus diatas, maka perlu meninjau kembali pada hasil penghitungan skor keseluruhan positif dan negatif dari masing-masing variabel (X) dan (Y), maka adapun presentase hasil jawaban yang diberikan oleh 40 orang yang diambil sebagai responden menenai Peran Kinerja Aparatur (X) yang diukur dari 5 (empat) indikator yaitu sebagai berikut:
Tabel:6 64
Presentase Skor Jawaban Positif dan Negatif Variabel Peran Kinerja Aparatur (X)
Tanggapan Responden Indikator Variabel Peran Kinerja Aparatur (X) Jumlah Persentase Skor %
1 2 3 4 5
Positif 93,79 87,5 89,37 88,75 92,50 451,91 9038,2
Negatif 6,21 12,5 10,63 11,25 7,5 48,09 961,8
Total 100 100 100 100 100 100%
Sumber: Analisis Data, 2010
Dari tabel diatas, maka diperoleh bahwa total presentase skor positif dari variabel Peran Kinerja Aparatur (X) adalah 9038,2% sedangkan total skor negatif adalah 961,8%
Sedangkan presentase hasil jawaban yang diberikan oleh 40 orang responden mengenai Variabel Penanggulangan Kemiskinan (Y) yang diukur dari 4 (empat) indikator yaitu sebagai berikut:




Tabel:6 65
Presentase Skor Jawaban Positif dan Negatif Variabel Penanggulangan Kemiskinan (Y)
Tanggapan Responden Indikator Variabel Penanggulangan Kemiskinan (Y)
Jumlah Persentase Skor %
1 2 3 4 5
Positif 93,75 81,25 93,12 94,37 94,38 456,87 9137,4
Negatif 6,25 18,75 6,88 5,63 5,62 43,13 862,6
Total 100 100 100 100 100 100%
Sumber: Analisis Data, 2010
Dari tabel diatas, maka diperoleh bahwa total presentase skor positif dari variabel Penanggulangan Kemiskinan (Y) adalah 9137,4% sedangkan total skor negatif adalah 862,6%
Tabel:6 66 Perbandingan Pernyataan responden
Pernyataan Peran Kinerja Aparatur X (%) Penanggulangan Kemiskinan Y (%) Keterangan
Positif 9038,2 9137,4 +
Negatif 961,8 862,6 -
Sumber: Analisis Data, 2010
Berdasarkan dengan tabel berbandingan pernyataan responden tersebut, maka dapat dihitung besarnya pengaruh Peran Kinerja Aparatur Dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan Kalibata Kecamatan Pancoran Kota Administrasi Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta. Penghitungan dan pengukuran Besaranya adalah mengunakan rumus Yule, s Q yaitu:
ad — bc
Q =
ad + bc

(9038,2 X 862,6 ) + (9137,4 X 961,8 )
Q =
(9038,2 X 862,6 ) - (9137,4 X 961,8)

7796351,3 + 8788351,3
=
7796351,3 - 8788351,3

16584703
=
- 992000

= 16,71
Untuk melihat nilai Q yang telah diperoleh dari penghitungan dengan menggunakan rumus Yule,s Q tersebut, maka dapat berpedoman pada tabel berikut ini:
Tabel:6 67
Derajat Koefisien Asosiasi
Besarnya Nilai Q Interpretasi
0,01-1,00 Terdapat pengaruh √
- 0,00 Tidak ada pengaruh
Sumber: (Koentjaraningrat, 1981:350)

Degngan demikian, hasil dari pada penelitian ini dapat diasumsikan bahwa terdapat pengaruh dari Peran Kinerja Aparatur dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan Kalibata adalah sebesa 16,71% yang diinterpretasikan sebagai terdapat pengaruh, sedangkan sisanya sebesar 83,29% dipengaruhi oleh variable-variabel lain yang berpengaruh terhadap Penanggulangan Kemiskinan tetapi tidak dapat diteliti dalam skripsi ini seperti, Pola atau strategi, sistem yang tepat, upaya pemanfaatan, keterlibatan meningkatkan kerja dalam program pemberdayaan, belum optimalisasi kepengurusan, faham untuk mengatur ekonomi keluarga, pengalaman bersaing, modal yang sulit dipinjam.
Sehingga model konstelasi hasil penelitian ini dapat digambarkan dan dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar:
Konstelasi Hasil Penelitian







Keterangan:
X = Kinerja Aparatur
Y = Penanggulangan Kemiskinan
Q = Sebesar 16,71% yang diinterpretasikan sebagai terdapat pengaruh dari Peran Kinerja Aparatur (X) terhadap Penanggulangan Kemiskinan (Y)
ε = Sebesar 83,29% terdiri dari Pola atau strategi, sistem yang tepat, upaya pemanfaatan, keterlibatan meningkatkan kerja dalam program pemberdayaan, belum optimalisasi kepengurusan, faham untuk mengatur ekonomi keluarga, pengalaman bersaing, modal yang sulit dipinjam.

















BABV
KESIMPULANB DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari seluruh rangkaian kegiatan pnelitian guna mengetahui Peran Kinerja Aparatur dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan Kalibata Kecamatan Pancoran Kota Administrasi Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta adalah sebagai berikut:
1. Terdapat Peran Kinerja Aparatur Dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan Kalibata 16,71%. dinyadakan cukup baik.dari 100% yang diharapkan.
2. Dengan demikian Kinerja aparatur Kelurahan sebesar, 38,29% ditentukan oleh Peran Kinerja aparatur Kelurahan, dalam variabel lain yang memiliki hubungan dalam Penanggulanga Kemiskinan seperti kerja aparatur kemampuan aparatur,profesionalitas aparatur,dan lain sebagaianya yang tidak teliti lebih lanjut dalam Penelitianan ini.
3. Kemampuan aparatur dalam melaksanakan tugaas cukup baik yang ditujuhkan dengan kemampuan dalam melaksanakan kerja aparatur obtimal dalam memberikan pelayananan kepada masyarakat.
4. Strategi yang di terapkan aparatur Kelurahan Kalibata dalam melaksanakan tugas dan pelayanan kepada masyarakat adalah kurang baik yang didukung dengan adanya .akivitas aparatur Kelurahan Kalibata dalam melaksanakan tugas serta memberikan pelayanan kepada masyarakat .adalah di harapkan sehingga dapat dikatakan bawah kinerja aparatur Kelurahan Kalibata kurang baik.
5. Begitu Pula,kondisi masyarakat Kelurahan Kalibata adalah diharapkan sehingga dapat dikatakan bahwa Penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan Kalibata adalah tidak 100% yang diharapkan.

B. SARAN
Berdasakan kesimpulan di atas maka penulis mencoba memberi masukan kepada Kelurahan Kalibata sebagai berikut.
1. Karena kinerja aparatur ditentukan oleh variabel lain yang memiliki hubungan dalam Penanggulanan Kemiskinan maka perlu di lakukan Penelitian variabel lain seperti motifasi kemampuan aparatur efektifitas kerja aparatur, dan lainnya.
2. Selain memberi pelayanan kepada masyarakat birokrat pemerintah juga berperan pada Program pemberdayanan dan pembangunan di sekitar wilayah Kelurahan Kalibata karena melalui pembangunan sarana dan parasarana dapat memberikan pelayan yang baik
3. Pemerintah setempat perlu membangun hubungan antara pemerintah di tingkat atas, antara sejabat dan masyarakat lain yang berpengaruh pada kepengurusan Lurah.
4. Masyarakat perlu memberikan respon kepada lembaga pemerintah agar pemerintah lebih perhatian kepada masyarakat
5. Dari seluruh rangkaian haasil penelitian ini dan pembahasan pada Peran Kinerja aparatur dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan Kalibata ini penulis harap kiranya dapat dijadikan suatu pedoman dan atau pengalaman untuk menerapakan dan melaksanakan di lapangan pada pemerintah Kabupaten Yahukimo, atau sebagai berbandingan yang lebih efektif dalam melaksanakan tugas.
















DAFTAR PUSTAKA

Aisyah,Pengertian Pengembangan masyarakat miskin http;WWW blogsprot.co.id, Aisyah ,Kuncoro(,2000) Pengembangan masyarakat miskin suber Elektronik,
Arikunto,Suharsimi( 2005) Praktik,Jakarta.:Rineka Cipta
...........................1998.Prosedur Penelitian .Jakarta:Rineka Cipta.
Aditama,Wibowo,2007.Manejemen Kinerja,PT Raja Grasindo Persada Jakarta
………………………….2007 Manajemen Kinerja : PT Rrafindo Persada
Bayo (Chamber ,(1996) Pengembanganan masyarakat miskin sumber Elektronik
Ermaya.Suradinata, 2002.Manajemen Pemerintahan Dalam Ilmu Pemerintahan.Jakata PT Vicodata
……………………………………….2002, Ilmu Pemerintahan Jakarta PT Volco
……………………………1996,Filsafat dan metodologi ilmu Pemerintahan Bandung Ramdhan
Nazir, 2005.Metodologi Pemerintahan Ghalia Indonesia Jakarta
Nasuha,(2004). Reformasi Administrasi Publik. Jakarta: Grasind
..........................................203,Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan,Yokyakarta:andi Offt.
……………………………….205,Peran Birograsi Dalam Pemberdayaan Masyarakat Bandung:Alfabeta
Syafiie, Inu Kencana.2002,Sistem Pemerintah Indonesia .Bandung:PT.Refika
…………………Syafiie,Inu Kencana.2003 .Sistem Kebisnisan Masyarakat .Bandung: Alfamat
Wibwo, 2007 Mamen Kinerja : PT Rajg Grafindo Persada
Hendrawan Supratikno dkk 206,Pengembagan Sumber Daya Manusia Jakarta:Rineka Cipta

Dokumen dan perundang-undangan

Undang-Undang RI Nomor 32,200 4. Tentang Pemerintahan Daerah Pustaka Yustisial jalan jawa Nogotirto.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan atas undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok –Pokok kepegawaian.










KUISIONER

INSTRUMEN PENELITIAN
Nama : Mesias Sobolim
NPM : 082 040 848
JUDUL

PERAN KINERJA APARATUR DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KELURAHAN KALIBATA KECAMATAN PANCORAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN DKI JAKARTA

Panduan Pengisian Kuesioner
1. Identitas Bapak/Ibu dirahasiakan sehingga jawaban yang diberikan oleh Bapak/Ibu tidak akan berpengaruh terhadap nama, jabatan, dan kepentingan Bapak/Ibu.
2. Isilah peryataan yang diajukan dengan jujur dan objektif sesuai dengan permasalahan penelitian agar lebih membantu memberikan data yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.
3. Isilah peryataan dengan cara memberikan tanda silang (X) pada kolom yang tersedia sesuai jawaban Bapak/Ibu. Adapun huruf-huruf dalam kolom yang ditujukan memiliki arti sebagai berikut : SS = Sangat Setuju, S = Setuju TS = Tidak Setuj STS = Sangat Tidak Setuju
4. Bila seluruh peryataan telah dijawab secara Objektif, dimohon agar Bapak/Ibu bersedia segera mengembalikan kuesioner ini.
5. Atas dukungan kesediaan, dan meluangkan waktu dan tenaga Bapak/Ibu dalam membantu penelitian ini, maka kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga.
A.Tabel; 3.8 Butir Pernytaan Variabel Peranan Kinerja Aparatur (X)



NO
Indikator
Pernyataan Jawaban
SPS SS S TS STS
1. Pencapaian Tujuan Aparat mampu memahami tugas dan fungsinya bagi masyarakat.
Aparat memiliki standar pencapaian
Aparat mempunyai tujuan yang maksimal demi pencapaian kesejahteraan masyarakat.
2. Efisiensi Kinerja Aparatur Aparatur Kelurahan melaksanakan tugas dan tanggungjawab dengan tepat waktu.
Aparat mampu menjalankan tugas dengan biaya yang hemat agar menghasilkan kinerja organisasi pemerintahan.
Aparat mampu menjalankan hubungan antar organisasi secara cermat
Aparatur kelurahan harus bisa menyalankan kerja sesuaai dengai kemampuan yang di miliki.
3. Efektifitas Kinerja Aparatur Aparatur mampu menjelaskan cara yang tepat.dalam rangka pengetasan masyarakat miskin

Aparat mampu memberi penjelasan dalam program kerja yang di rancang secara tepat.
Aparat mampu memberi penjelasan dalam program kerja yang dirancangan
Aparatur Kelurahan memiliki semangat dalam bekerja.
4. Tanggungjawab Aparat datang dan pulang sesuai dengan jam kerja.
Aparat bersedia menerima kriktikan dari masyarakat atas hasil kerjanya.
Aparat menjalankan tugas dan wewenangnya sesuai peraturan yang telah di tetapkan.
Aparatur Kelurahan harus benar.benar melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin.
5. Kemampuan Aparatur memberikan semangat dalam melayani masyarakat.
Aparat kelurahan memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai Abdi Negara dan Abdi Masyarakat.
Aparat menjalankan tugas dan wewenangnya sesuai peraturan yang telah ditetapkan.
Aparatur Kelurahan harus bisa menjalankan kerja sesuai dengan kemampuan yang ia miliki.



A. Butir Pernyataan Variabel Penanggulangan Kemiskinan (Y)


No
Indikator
Pernyataan Jawaban
SPS SS S TS STS
1. Kecepatan Menghasilkan
Masyarakat mampu bekerjaan yang dapat menghasilkan dengan waktu singkat.
Masyarakat dapat memberikan kontribusi yang baik dalam organisasinya penjuluhan yang tepat.
Melalui masyarakat dengan cepat menyatu dalam menjalankan pembangunan.
Masyarakat memiliki kecepatan dalam usaha yang diberikan oleh pemerintah
2. Waktu Pengembalian Masyarakat bisa mengelola usahanya dengan baik agar dapat mengembalikan modal sebelum batas waktunya.
Produk yang dapat di hasilkan oleh masyarakat dapat dibahami untuk mengembalikan pinjaman.
Pinjaman yang di berikan oleh pemerintah dapat membantu usahanya. melalui pengembangan masyarakat miskin dapat menggunakan usahanya.
Masyakat pedagang tidak terlalu banyak utang pinjaman yang membebani proses usaha dagang.
3. Mendayagunakan Potensi Dengan adanya pengembangan masyarakat miskin.
Pengembangan masyarakat miskin dapat mengurangi.
Dengan adanya pengembangan masyarakat maka dapat melakukan usaha sesuai dengan potensi yang ada.
Melaksanakan tugas dan tanggung jawab kepada masyarakat
4. Menghasilkan Produk Pengembangan masyarakat miskin dapat menghasilkan kebutuhan orang banyak.
Masyarakat miskin mampu menghasilkan produk yang akan memberikan.
Pengembangan masyarakat miskin dapat menghasilkan produk yang baru.
Mengelolakan atau memprutuksi dari hasiil kepisnisasn masyrakat setempat.
5. Dapat Memenuhi Kebutuhan Dengan adanya pengembangan masyarakat miskin dapat terpenuhi kebutuhannya
Penjuluhan yang di berikan kepada masyarakat dapat memenuhi kebutuhan yang di inginkan oleh konsumen.
Dengan metode baru masyarakat dapat melayani konsumen sehingga dapat hidup sejahtra.
Pengembangan masyarakat dapat memenuhi kebutuha sehingga masyarakat dapat hidup sejahtera.

































Variabel Peran Kinerja Aparatur(X)
No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah
1 001 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
2 002 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 2 4 3 49
3 003 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45
4 004 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 55
5 005 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 50
6 006 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45
7 007 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 50
8 008 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 53
9 009 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 50
10 0010 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 52
11 0011 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 48
12 0012 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 51
13 0013 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 53
14 0014 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
15 0015 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 49
16 0016 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 51
17 0017 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 45
18 0018 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 50
19 0019 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 2 51
20 0020 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 54
Jumlah 68 78 71 68 66 65 69 65 70 68 66 70 69 72 67 1.032




















Variabel Penanggulangan Kemiskinan (Y)

No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah
1 001 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 45
2 002 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45
3 003 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
4 004 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45
5 005 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 51
6 006 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 48
7 007 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 52
8 008 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 49
9 009 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48
10 0010 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 54
11 0011 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 50
12 0012 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 51
13 0013 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 4 3 48
14 0014 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 52
15 0015 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 48
16 0016 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 50
17 0017 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 52
18 0018 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 52
19 0019 3 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 52
20 0020 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 51
Jumlah 60 67 64 71 65 72 62 68 65 74 66 71 70 70 69 1014





Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking